Menjadi Motivator Pendidikan

Menjadi Motivator Pendidikan 

Setelah diangkat menjadi PNS dan guru tersertifikasi setidaknya aku tidak terlalu memikirkan pendapatanku dan tidak perlu lagi mengajar selain di MTsN 5 Jakarta. Aku harus fokus dan meningkatkan kualitas diri. Karena perkembangan zaman terus bergulir maju dengan pesatnya sehingga terjadi perubahan di sana-sini,  begitu juga dengan dunia pendidikan tidak boleh tidak harus ikut dengan perubahan, jika tidak tentu akan tertinggal dan bahkan akan ditinggalkan.

Sebagai seorang pendidik, aku harus meningkatkan kualitas diri dengan banyak menimba ilmu, bukan saja ilmu pengetahuan yang menjadi konsenku mengajar, juga mencari sesuatu yang teman-temanku tidak mempunyai ilmu itu. 

Melihat kondisi yang ada, di mana hasil perolehan nilai akademik tidak sesuai dengan harapan. Sepertinya ada sesuatu yang hilang dari diri para murid. Hilangnya semangat belajar. Datang ke madrasah/sekolah laksana botol kosong. Tidak ada satupun persiapan untuk belajar, datang ke kelas hanya sekedar duduk, ngobrol, dan tidak fokus. Ketika ditanya oleh guru tidak bisa menjawab. Datang kosong keluar pun kosong.

Mencoba memutar otak, apa kira-kira yang dapat diri ini lakukan untuk memberikan stimulus agar para murid mempunyai semangat belajar. Dalam benak hati, kenapa tidak melakukan motivasisaja, tetapi aku belum tahu ilmunya. 

Mulailah aku menelusuri beberapa akun media sosial khususnya akun Facebook. Alhamdulillah, banyak pelatihan yang kudapatkan. Aku pilih tempat yang terdekat,  pelatihan demi pelatihan aku ikuti. Aku pun mencari di YouTube yang berkaitan dengan motivasi. Setidaknya menjadi modal untuk melangkah walau masih banyak kurangnya. 

Sambil terus belajar, aku mencoba di ruang kelas dahulu sebagai ajang uji coba lalu kepada kelas yang lebih besar seperti di aula atau masjid. Hampir setiap akhir tahun aku mengadakan kegiatan motivasi belajar kepada murid-murid kelas 9 yang akan menghadapi ujian madrasah dan Nasional.

Alhamdulillah, ada saja murid-murid yang tersentuh hatinya dan selanjutnya meningkatkan kualitas belajar dan menggapai apa yang mereka cita-citakan. Namun, pihak madrasah kurang respect atau mengapresiasi apa yang aku lakukan. Mungkin para unsur pimpinan menganggapku kurang memadai sehingga mereka memanggil motivator luar yang lebih berpengalaman.

Itulah terkadang pola pikir kita lebih baik mendatangkan orang luar daripada memberi banyak panggung kepada teman guru yang sedang belajar. Padahal mereka yang sukses lebih dahulu karena mereka banyak manggung dan jam tayangnya tinggi. Wajar saja mereka luar biasa. Padahal kalau kita tilik balik kebelakang mereka sama dahulunya seperti aku dan para pemula.

Akhirnya kita lebih terpukau dengan kehebatan orang lain sehingga kita lupa bahwa kalau ada kemauan untuk belajar pasti bisa, tapi sayang memberi pemahaman terhadap mereka yang terninabobokan oleh zona nyaman agak sulit. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Pandangan Orang