Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Hadiah dari Allah yang Terabaikan 


Cing Ato 

#SpiritKehidupan

Ketika berbicara tentang hadiah, pasti semua orang akan tertarik. Andaikan hadiah itu akan diberikan kepada semua orang, maka kesemuanya mempunyai pikiran yang sama, begitu juga dengan kita. Wajahpun ikut berserih-serih begitu juga senyum manis membersamainya. Apalagi hadiah terus-menerus berdatangan pasti tak satupun yang menolak. Tetapi, ada hadiah yang diberikan oleh Allah kita enggan menerimanya bahkan berusaha menjauhinya, apalagi hadiah dari Allah datang bak ombak berkejaran dipastikan hati kecil kita enggan menerima bahkan kita menghindarinya. Hadiah apakah itu? Nyok, lanjutkan membacanya!

Dilansir dari kitab Fathur Rabbani wa faidul Rahmani karangan Syekh Abdul Qadir Jailani ada sebuah hadits Rasulullah yang artinya seperti ini:

"Peminta adalah hadiah dari Allah Swt untuk hambanya."

Peminta biasa identik dengan orang yang datang ke rumah kita atau berkeliaran di lampu merah dengan cara menengadahkan tangan sambil berucap "Sedekahnya bapak dan ibu." Biasanya mereka berpenampilan sederhana sekali bahkan compang-camping.

Kalau kata guru kami ustaz Sugiono bin Abdul Manaf menjelaskan bahwa peminta itu orang yang datang ke rumah kita karena sebab butuh, tidak terbatas kepada status kaya atau miskin, artinya siapa pun yang datang dan dia butuh pertolongan terlepas dari status mereka adalah peminta.

Siapa pun yang datang dan membutuhkan pertolongan kita adalah peminta. Yang menjadi permasalahannya apakah hati kita seluas alam ini ataukah sesempit lubang jarum yang harus fokus untuk memasukkan benang. Semua kembali kepada diri kita masing-masing.

Selagi kita masih cinta dunia dan takut miskin, hati kita pun enggan untuk memberikan sesuatu kepada yang membutuhkan pertolongan kita. Andaikan bisa terkadang hanya sekali, ketika datang ke dua kalinya hatinya berbisik "Minta melulu."

Itupun terjadi pada diri penulis sendiri, ada perasaan seperti itu, namun akhirnya penulis sadar bahwa harta hanya titipan dan Allah pinta dengan cara mengutus makhluknya untuk menghampiri kita. Penulis pernah berkata kepada istri "Berikan siapa saja yang datang dan membutuhkan sesuatu dari kita, jangan sampai ia pulang dengan tangan hampa. Beli jualannya walau hanya satu, minimal kita sudah membantu dan membuka pintu rezekinya."

Siapa pun yang datang entah peminta, pengamen, si kaya, si miskin, saudara, tetangga, teman, intinya ia membutuhkan pertolongan kita, maka berikanlah karena itu hadiah dari Allah.

Demikian, bahwa yang datang untuk meminta kepada kita pada hakikatnya Allah yang menggerakkan dan itu adalah hadiah Allah untuk kita. Semakin sering mereka datang semakin Allah sayang kepada kita. Maka itu, sambutlah dengan penuh kebahagiaan sebagaimana ketika kita mendapatkan hadiah bersinambungan dari atasan kita.



Cilincing, 8 Mei 2025









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Pandangan Orang