Melangitkan Doa

Melangitkan Doa
Cing Ato
Guru Blogger Madrasah


Aku lahir dari keluarga sederhana. Ayahku hanya seorang hansip dan kerja serabutan, sementara ibuku tidak pernah sekolah, ia hanya mengaji dengan seorang guru di kampung.

Aku bersyukur bisa sekolah walau hidup pas-pasan. Pernah suatu hari aku pinta ongkos ke ayahku, tapi ayahku tidak punya uang lalu ayahku meminjam uang dengan tetangga. Aku melihatnya sedikit miris sekali sampai ongkos saja tidak ada.

Dari kejadian itu, aku berusaha untuk belajar yang rajin agar dikemudian hari kehidupanku lebih baik dari orang tuaku. Sadar akan latarbelakangku, aku harus hidup prihatin dan tidak menuntut banyak dari orang tuaku.

Hampir setiap hari aku belajar, bahkan hari libur terkadang aku gunakan untuk belajar. Wajar aku selalu berada di pusaran lima besar di setiap jenjang pendidikan yang aku lalui. 

Aku juga suka main sepak bola, setiap hari setelah salat Ashar aku selalu bermain bola di halaman  SD Impres yang cukup luas. Aku selalu ingat waktu walau bermain sepak bola. Ketika matahari sudah mulai mendekati waktu salat Magrib aku berhenti dan meninggalkan teman-teman kampungku yang sedang asyik bermain sepak bola. Mereka biasanya baru berhenti main sepak bola ketika azan Magrib. 

Aku pulang untuk mempersiapkan salat berjamaah di musala. Aku selalu ikut salat berjamaah dan selalu ikut membaca wirid bersama imam. Sejak kecil aku sudah terbiasa wirid panjang setelah Magrib, sehingga bacaan wirid sudah tertanam di otakku.

Setelah aku selesai salat, aku mengambil Al-Qur’an untuk belajar mengaji dengan seorang ustaz di kampungku. Aku bukan belajar Al-Qur’an saja, tapi ilmu-ilmu lainya. Seperti, ilmu nahwu,sharaf,fikih, tauhid, dan lain-lainnya. Walau aku tidak masuk pondok pesantren, tapi sedikit paham ketika melihat kitab kuning/kitab gundul istilah anak santri. 

Selesai mengaji aku selalu belajar di rumah. Yang pertama kali aku lakukan adalah menyiapkan buku-buku pelajaran untuk pelajaran besok. Baik buku cetak, buku tulis, dan buku latihan. Setelah terkumpul, aku mempelajari pelajaran yang rumit terlebih dahulu baru pelajaran yang ringan. Setelah selesai belajar buku-buku itu aku masukkan ke dalam tas, sehingga tidak ada istilah ketinggalan  buku bagiku. 

Aku juga telah menemukan metode belajar sejak kelas dua/delapan MTs. Sehingga aku selalu mendapatkan nilai di atas rata-rata.  Pelajaran yang sifatnya hapalan aku selalu menggunakan metode meringkas materi pelajaran dan membuat pertanyaan sebanyak materi pelajaran. Terlebih dahulu aku baca dan hafalkan materi lalu aku buka pertanyaan yang aku sudah persiapkan. Kalau semua pertanyaan bisa terjawab baru aku berhenti belajar, jika masih ada yang belum dikuasai aku ulang sampai bisa. 

Aku selalu mencari tempat yang sunyi dan waktu yang sunyi untuk belajar. Aku sering belajar di gubuk pak tani di pematang sawah sambil melihat burung-burung pipit yang sedang menari-nari dan bernyanyi di atas padi-padi yang sedang menguning. Terkadang aku belar di gedung SD yang berada di pinggiran sawah, sambil menyenderkan tubuh di tiang depan sekolah, aku buka lembaran rangkuman materi yang sudah aku persiapkan. Terkadang aku juga belajar di musala, kebetulan musala tidak jauh dari rumahku. Di saat musala sepi, aku masuk lalu aku belajar. 

Waktu aku duduk di bangku Aliyah, aku selalu ada di pusaran lima besar hingga menghantarkan aku masuk perguruan tinggi negeri dengan jalur prestasi. Aku tahu aku mempunyai banyak saingan. Untuk memuluskan jalur prestasi aku harus menggunakan jalur langit. Maka itu,  aku selalu melangitkan doa setelah aku mengumandangkan azan di musala. Alhamdulillah, doaku menebus singgasana Allah sehingga doaku dikabulkan. Aku pun  lulus masuk perguruan tinggi negeri UIN Jakarta. 

Pada saat itu  aku masuk perguruan tinggi negeri itu lewat dua jalur, jalur prestasi dan jalur test. Alhamdulillah, keduanya lulus dengan sempurna. Kenapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya sederha sekali, karena aku belajar. Maka itu, aku bisa karena aku belajar.

Begitulah perjalanan singkatku. Semoga, bermanfaat untuk  Anda yang sedang membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana