Rida Atas Ketetapan Allah
Rida Atas Ketetapan Allah
Cing Ato
#GuruMadrasahInspiratif
#SpiritKehidupan
#MTsN5Jakarta
Jum'at, 7 Februari 2025. Penulis mengikuti pengajian yang diasuh oleh ustaz Sugiono bin Abdul Manaf lewat media tiktok.
Hampir setiap pagi penulis mengikuti pengajian beliau. Kali ini mengkaji kitab Fathur Rabbani wa faidul Rahmani. Kitab ini sebenarnya hanya dijadikan referensi dari pengkajian kitab Nashoihul Ibad karya imam Nawawi Al-Bantani. Jadi kitab pokoknya kitab Nashoihul Ibad sementara kitab Fathur Rabbani wa faidul Rahmani sebagai pengayaan keilmuan.
Pada kesempatan Jum'at kali ini menjelaskan tentang sebuah doa dari Muaz bin Jabal dengan redaksi " Ya, Allah jika Kau tidak melakukan apa yang aku inginkan, maka berilah aku kesabaran terhadap apa yang Kau inginkan (tetapkan)."
Dalam doa yang dilakukan Muaz terkandung tentang keridaan/kerelaan seorang hamba terhadap apa yang Allah tetapkan. Nampak apa yang diminta berbeda dengan apa yang diberikan Allah.
Ketika seorang hamba berdoa ada dua kemungkinan terjadi, dikabulkan atau tidak dikabulkan. Dalam kedua kondisi tersebut ada pembelajaran yang tersirat dari Allah. Jika permintaan dikabulkan Allah mengajarkan agar hambanya senantiasa bersyukur, sebaliknya jika tidak dikabulkan hendaknya bersabar.
Penulis pernah melihat bagaimana seorang penjual makanan ringan bersebab hujan tak henti-henti sehingga dagangannya tidak laku. Ia marah dan mengamuk dengan membuang semua yang ada di atas mejanya sambil teriak-teriak seolah-olah ia menyalahkan hujan yang diturunkan Allah. Ini menggambarkan ketidak ridaanya terhadap apa yang Allah tetapkan.
Ia tidak memahami tentang kehidupan, bahwa dalam menjalani kehidupan tidak seindah yang kita bayangkan. Hidup itu tidak lurus seperti mistar, hidup itu berliku-liku, terkadang menaiki bukit, dan terkadang menuruni lembah.
Belajarlah dari doa yang dipanjatkan oleh Muaz bin Jabal itu. Ketika kita memahami akan maksud dari kandungan doa itu, apapun yang terjadi kita harus siap rida dan bersabar.
Mungkin kita bisa belajar dengan kehidupan dari Nabi Yusuf as, bagaimana ia dipenjarakan oleh penguasa. Ia menerima ketetapan yang Allah tetapkan, maka apa yang terjadi? Keridaan dan kesabaran berbuah manis. Ia bukan saja menjadi seorang Nabi juga sebagai seorang yang mempunyai kedudukan tinggi pada kerajaan Mesir.
Ketika kita rida atas ketetapan Allah, maka hal itu lebih baik daripada memperoleh dunia dengan segala pertentangannya. Artinya ketika kita berdagang merugi dan hal itu bertentangan dengan keinginan kita yang ingin untung, lalu kita rida dengan apa yang terjadi, itu lebih baik daripada kita untung, tetapi kita jauh dari rasa syukur kepada Allah.
Begitu juga ketika kita bersabar terhadap apa yang telah ditetapkan Allah, niscaya kita akan melihat keajaiban -keajaiban yang akan menghampiri kita dari ke-Maha Lembutan-Nya.
Maka itu, mari kita senantiasa rida dan sabar terhadap apa yang Allah tetapkan pada diri kita. Insyaallah, dibalik keridaan dan kesabaran, pasti ada sesuatu yang sudah disiapkan oleh Allah untuk kita.
Cilincing, 7 Februari 2025
Komentar
Posting Komentar