Anugerah GTK Madrasah Berprestasi: Mimpi yang Terwujudkan
Anugerah GTK Madrasah Berprestasi: Mimpi yang Terwujudkan
Cing Ato
#GuruInspiratifMadrasah
Jum'at, 29 November2024,-Malam Anugerah GTK Madrasah Berprestasi 2024 diselenggarakan. Bertempat di hotel Novotel Mangga Dua Square Jakarta Utara.
Penulis kebetulan salah satu penerima anugerah GTK Madrasah Berprestasi dari 19 peserta. Penulis dan 2 teman mewakili utusan dari DKI Jakarta.
Dalam kesempatan itu juga ada peserta lain dari guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas pada sekolah umum di bawah naungan kementerian pendidikan Nasional.
Penulis berangkat dari madrasah pukul 14.00 WIB sampai di tempat sekitar pukul 15.00 WIB. Jarak madrasah tempat mengajar tidak terlalu jauh karena masih sekitar Jakarta Utara, hanya saja sering terjadi kemacetan karena melewati daerah pelabuhan Tanjung Priok.
Sesampai di tempat saya dibantu teman melakukan registrasi. Karena belum dapat kamar saya bersantai ria di tempat yang sudah disediakan. Tidak berapa lama panitia meminta saya dan teman-teman yang sudah hadir untuk mengikuti gladi resik di aula.
Saya mengikuti dari awal, namun saya tidak selesai mengikuti karena kebelet ingin ke toilet dan kebetulan kunci kamar sudah diberikan. Saya pun berangkat menuju kamar. Ternyata kamar cukup jauh sehingga saya tidak kembali ke aula dan saya pun merebahkan diri mengingat saya belum istirahat dari sejak pagi.
Setelah salat magrib saya turun untuk mengikuti acara malam penganugerahan GTK Madrasah Berprestasi. Sesampainya di aula saya menempati sebelah kiri barisan. Pada saat saya duduk petugas dari kanwil Jakarta menemui saya dan ia bilang saya di sini saja, nanti katanya saya akan didorong ketempat khusus kursi roda. Saya pun mengikuti arahannya.
Namun, dari pihak panitia pelaksana meminta saya berkumpul dengan peserta yang lain. Saya sedikit bingung karena ada dua kubu yang bersebrangan. Setelah mereka berkomunikasi diperoleh kesepakatan bahwa saya tetap di tempat semula karena dekat dengan tanjakkan kursi roda.
Tibalah saat-saat yang dinantikan, saya pun didorong oleh petugas untuk naik ke atas panggung, namun tidak diperbolehkan oleh para pengatur acara panggung. Mereka berpikir saya bukan rombongan yang disebutkan di atas. Teman-teman saya sudah naik semua hingga akhir.
Saya sedikit kecewa atas kejadian ini, mereka langsung minta maaf. Datanglah istri sambil berkata:"Kenapa suami saya tidak dinaikkan?" Istripun mendesak kepada mereka yang mendorong agar bagaimana caranya mengusahakan saya tetap bertemu dengan menteri Agama.
Atas ide istri meminta kepada mereka yang mendorong untuk bicara kepada pembawa acara. Alhamdulillah, disetujui. Setelah Mentri selesai memberikan sambutan, pak menteri dipinta untuk memberikan penganugerahan kepada saya.
Saya sudah menunggu dekat anak tangga, karena tidak ada inisiatif dari mereka mendorong saya akhirnya menteri Agama yang mendatangi saya. Saya pun langsung menyambar tangan lalu diciumnya. Pak menteri Agama mengajak dialog dan foto bersama dengan saya dan istri saya. Alhamdulillah, rasa kecewa pun hilang berganti kebahagiaan.
Apa yang terjadi pada diri saya pada saat itu adalah qadarullah, ternyata kejadian itu seperti kejadian yang saya alami dalam mimpi. Jadi dalam mimpi itu saya didorong oleh istri ke depan panggung dan pada saat itu tidak ada satupun orang mengangkat kursi roda ke atas panggung. Padahal pada saat itu orang banyak tapi terpaku.
Saya bisa berfoto dengan menteri Agama adalah mimpi/keinginan saya setahun yang lalu ketika melihat teman menulis saya mendapatkan penganugerahan pada moment yang sama dan bisa berfoto dengan pak Menteri Agama berduaan. Saya berkata dalam hati"Suatu saat saya akan berfoto dengan pak Menteri Agama." Eh, hal itu menjadi kenyataan. Mungkin kalau saya naik ke atas panggung belum tentu bisa bersama secara khusus. Masya Allah.....
Begitulah skenario Allah agar saya bisa berpose langsung dengan pak menteri.
Kini label saya bertambah menjadi "Guru Inspiratif"
Dengan berfoto bersama menteri, setidaknya bisa saya jadikan alat untuk menginspirasi dan memotivasi murid-murid, guru-guru, dan masyarakat pada umumnya.
Cakung, 3 November 2024
Komentar
Posting Komentar