Jatuh Sebelum Mekar

Jatuh Sebelum Mekar 

Cing Ato 

Guru blogger madrasah 

Suatu hari penulis membeli sebuah pohon hias yang bernama pohon wijaya kusumah. Pohon ini mengingatkan saya kepada seorang sahabat penulis bernama DR. Wijaya Kusumah atau sering disebut Omjay. Pohonnya hampir mirip dengan pohon naga. Hanya pohon naga agak sedikit besar batang dan dahannya, sementara pohon wijaya kusumah agak tipis/pipih.

Pohon wijaya kusumah banyak ragamnya ada yang lokalan Indonesia dan ada pula yang dari luar. Bunganya pun beraneka warna dan indah-indah. Ada yang mekarnya di waktu siang dan malam, ada pula yang mekarnya di waktu malam. Ingin rasanya mengoleksi semua jenis, namun apa daya harganya cukup menguras kocek.

Penulis baru mampu mengoleksi tiga jenis. Dua jenis lokalan(jenis kepiting dan ....) dan satu jenis hibrid, jenis hibrid agak besar daunnya dan bunganya pun besar. Semua jenis sudah mulai nampak kucup bunga. Penulis senang dan siap menunggu mekarnya bunga-bunga indah dari pohon wijaya kusumah. 

Namun apa yang terjadi, bunga yang siap mekar itu terhempas dari pohonnya--jatuh sebelum  mekar --karena terbentur pot yang sedang diangkat istri. Oh, my God......sedih rasa hati tidak jadi melihat mekarnya wijaya kusumah jenis hibrid. Penulis sedikit kecewa, karena kekurang hati-hatian istri. Ya, sudah akhirnya penulis pergi dari pohon wijaya kusumah. Mau marah istri, terus istri pun tidak sengaja. Ya, sudah penulis diam saja. 

Begitulah hidup tidak selamanya indah, apa yang kita inginkan belum tentu terwujudkan. Adakalanya apa yang sudah di depan mata saja, bisa hilang dari pandangan. 

Kata orang hidup itu misteri, saking misteri tak satupun makhluk hidup mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari, kecuali seorang hamba yang diberikan keistimewaan oleh Sang Maha Kuasa. 

Mungkin kita teringat tentang kisah Nabi Chaidir as dan Nabi Musa as. Nabi Chaidir as suatu hari bersama dengan Nabi Musa as berjalan ke sebuah pantai, tiba-tiba Nabi Chaidir as melobangi perahu itu, sehingga Nabi Musa as bertanya "Kenapa dilobangi perahu ini?" Jawab Nabi Chaidir as"Karena di pertengahan sana ada sekelompok perompak yang akan merompak perahu ini." 

Intinya sekelas Nabi Musa as salam saja tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Apalagi kita hanya makhluk biasa yang tidak diberikan kelebihan sebagaimana yang terjadi pada makhluk pilihan yang Maha Kuasa. 

Begitu juga penulis tidak mengetahui bunga yang akan mekar itu akan terhempas dari pohonnya. Terus apa yang harus penulis lakukan? Sabar jalan satu-satunya untuk menghadapinya. Insyaallah, pasti akan tumbuh bunga-bunga yang indah pada waktunya.


Cakung, 19 Mei 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melangitkan Doa

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan