Gerakan Literasi Madrasah Antara Harapan dan Kenyataan

MTsN 5 Jakarta: Gerakan Literasi Madrasah Antara Harapan dan Kenyataan 

Cing Ato
Guru Blogger Madrasah
Pegiat dan Penggiat Literasi

Gerakan literasi madrasah merupakan program yang dilakukan madrasah guna untuk menyadarkan seluruh civitas akademika untuk menyadari betapa pentingnya membaca dalam rangka meningkatkan kualitas diri dan dunia pendidikan.

Mengingat kualitas pendidikan di negeri kita masih rendah. Hal ini salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya minat dan daya baca dikalangan peserta didik.

Penulis sendiri sebagai seorang pendidik, bisa melihat sendiri betapa menyedihkan melihat peserta didik datang ke madrasah laksana botol kosong. Mereka diberikan buku oleh madrasah secara gratis. Buku itu hanya sekedar dibawa dari rumah ke madrasah dan sebaliknya. Bahkan, yang lebih parahnya buku itu di tinggal di kelas dengan cara menaruhnya di laci meja belajar. 

Keinginan untuk membaca buku itu sulit di dapatkan pada peserta didik sekarang, mereka lebih kecenderungan melihat suguhan smartphone daripada membaca buku.

Melihat demikian seharusnya ada upaya yang keras dan ada kesungguhan dari pihak madrasah untuk membuat program literasi yang benar dan terukur, bukan sekedar ada.

Selama ini yang berjalan hanya sebatas pembina literasi bukan tim literasi. Ternyata Madrasah tempat penulis mengajar belum menjalankan yang seharusnya dijalankan atau memang tidak terlalu serius tentang penanganan gerakan literasi Madrasah. Terbukti realita di lapangan pada penerapan gerakan literasi madrasah masih jauh panggang dari api. 

Ada beberapa yang seharusnya ada, ternyata tidak ada dan penerapan literasi jauh dari yang diharapkan. Misal, tidak adanya tim literasi dan pembiasan membaca buku yang seharusnya setiap hari atau dua hari dalam sepekan, realitanya hanya satu kali dalam sebulan. Di samping itu juga kurang optimalnya daya tarik perpustakaan dalam menarik peserta didik untuk berkunjung ke perpustakaan.

Kalau kita lihat adanya gerakan literasi di madrasah/sekolah tujuan dasarnya agar para peserta didik terbiasa membaca buku. Maka itu, madrasah/sekolah men-setting pembiasaan membaca buku 15-30 menit pada awal jam masuk. 

Kalau hal tersebut tidak ada atau pelaksanaan hanya sekedar ada, sepertinya sulit untuk mewujudkan pembiasaan membaca buku untuk para peserta didik. Jangankan untuk daya baca, minat baca pun sulit diraih. 

Ketika itu terjadi, sudah dipastikan berimbas kepada kualitas hasil pendidikan pada sebuah lembaga pendidikan. Di ketahui bahwa leberhasilan kualitas pendidikan salah satunya adalah menjadikan membaca buku sebagai habitasi.

Demikian perlu adanya pemikiran ulang tentang gerakan literasi madrasah, sehingga adanya keselarasan antara harapan dan kenyataan.

Cakung, 24 September 2023



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana