Terapi Dalam Rangka Menjemput Kesembuhan
Terapi Dalam Rangka Menjemput Penyembuhan
Cing Ato
#Sarapan pagi dengan menulis
Sejak anggota tubuh mulai ada gerakan mencoba untuk melakukan terapi. Ketika masih berbaring beberapa suster di datangkan. Ada progres yang baik hingga bisa di dudukkan.
Mulailah berkelana mencari terapi/ pijat/totok syaraf di luaran. Bermodal informasi di televisi didapati ada sebuah tempat pijat di daerah Rawamangun. Penulis bersama istri meluncur ke sana. Berbekal google map sampailah penulis di tempat terapi.
Penulis didorong hingga tempat pendaftaran. Tempatnya tidak terlalu besar, hanya ada beberapa sekat kamar untuk pemijatan dan ruang tunggu. Selesai mendaftar penulis diarahkan ke rumah tunggu. Sudah ada beberapa pasien yang sedang menunggu antrian bersama dengan pendamping.
Kalau pembiayaan menurut ukuran penulis cukup mahal, lima pertemuan biayanya dua kali gaji penulis. Sementara pelaksanaan pemijatan sekitar satu jam.
Di sela-sela menunggu antrian ada seorang pasien memberikan informasi tentang klinik Psioterapi Prankinson di daerah Bekasi. Setelah selesai paket pemijatan penulis langsung mencari alamat kantor klinik terapi Prankinson tersebut. Kebetulan jalan ke lokasi klinik Psioterapi adalah jalan yang sering penulis lalui ketika penulis berangkat kuliah ke Universitas 45 ( UNISMA).
Memanfaatkan waktu cuti penulis berusaha mengikuti terapi agar cepat pulih dan bisa mengajar lagi. Masa cuti diperpanjang enam bulan setelah masa cuti satu tahun berakhir, sehingga ada waktu untuk terapi.
Kepala sekolah menyarankan setelah habis cuti dan hasil cek akhir dokter rumah sakit ada progres yang baik. Harus masuk walau dikursi roda dan bekerja sebatas kemampuan.
Penulis pun terus terapi tiga kali dalam seminggu. Terapi cukup lama dan banyak alat yang digunakan. Sehingga hampir seharian berada di ruang terapi. Sementara biaya masih bisa terjangkau.
Namun, ketika sedang giat-giatnya terapi, Tiba-tiba badai corona melanda negeri yang cukup lama, mengajarpun cukup di rumah. Terapi pun dilakukan di rumah oleh istri dan perawat.
Hampir satu tahun enam bulan tidak keluar rumah. Akhirnya penulis manfaatkan untuk istirahat dan menulis. Tubuhpun mulai terisi dan besar seperti semula. Hanya tersisa bagian paha ke bawah belum normal sehingga belum bisa berdiri sendiri.
Setelah corona sudah meredah dan seluruh aktifitas sudah mulai pulih. Namun, tetap menjaga protokol kesehatan. Penulis mencoba lagi terapi ke Bekasi dan di Pondok Labuh. Sepulang dari sana penulis ,keluarga, dan sopir terkena demam, mungkin jika ke rumah sakit dianggap penyakit corona. Akhirnya terapi dihentikan sampai pulih kembali.
Setelah aman penulis mencoba lagi untuk terapi satu kali dalam sepekan. Sebenarnya ingin dua kali dalam sepekan. Mengingat banyak pengeluaran untuk yang lainnya, jadi cukup satu kali dalam sepekan.
Rata-rata pasien yang datang penyakit stroke, jarang sekali penyakit seperti penulis. Para pasien dan keluarga satu sama lainnya saling memberi semangat. Terkadang diselingi dengan canda tawa. Saking gembiranya hingga lupa bahwa diri sedang sakit.
Ada juga yang menangis, karena terlalu memikirkan penyakitnya. Pasien yang lain dan keluarga pengantar berusaha menghibur dan memberi semangat. Dengan kata-kata "Ayo, jangan menangis,... tersenyumlah,..... insya Allah, pasti sembuh...."
Datang ke tempat terapi di Bekasi bukan saja terapi pisik, tetapi juga terapi non pisik.
Bagi yang membutuhkan terapi stroke, Prankinson, dan GBS. Silakan datang ke klinik terapi Prankinson di ruko perumahan Galaxy Pekayon Bekasi. No. Hp. 0856-1812-264
Cilincing, 19 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar