Mualaf Literasi

Mualaf Literasi

Cing Ato
#KelasBelajarMenulisMTsN5Jakarta

Mualaf Literasi, kalimat ini penulis ambil dari salah satu judul buku senior penulis. Kebetulan sama-sama satu almamater sekolah Pascasarjana di UNISMA Bekasi. Kemudian penulis jadikan sebuah judul buku antologi para siswa MTsN 5 Jakarta. Tinggal ditambahkan kalimat sebelumnya, yaitu secarik kenangan. Lebih lengkapnya Secarik Kenangan Mualaf Literasi.

Kata mualaf kata yang sudah familiar bagi umat Islam. Mualaf merupakan sebutan bagi non muslim yang baru saja masuk ke dalam agama Islam. Nah, karena para siswa baru saja belajar menulis utuh atau sebagai penulis pemula. Maka, penulis pakai kata mualaf lalu disandingkan dengan kata literasi. Jadi deh, Mualaf Literasi. 

Secarik Kenangan Mualaf Literasi merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan memoar atau tulisan yang berkaitan dengan pengalaman penulis sendiri. Sehingga tokoh sentralnya adalah diri sendiri. Tentunya cerita yang baik-baik saja dan diharapkan ada pesan positif yang hendak disampaikan.

Kebetulan secara pribadi penulis membuka kelas belajar menulis untuk para siswa yang ingin belajar menulis atau memberikan wadah bagi mereka yang sudah pernah menulis. Memang si, ada organisasi literasi di madrasah, tetapi saya belum melihat ke arah belajar menulis. 

Kebetulan penulis mempunyai sedikit pengalaman menulis, melayout, mendesain cover, mengedit, dan juga mempunyai relasi ke berbagai penerbit. Sehingga jalan untuk bisa menerbitkan karya-karya para siswa ibarat kata sudah ada jalannya. Maka itu, bermodal itu semua penulis mencoba membuka kelas menulis. Harapannya agar semua para siswa bisa menulis.

Menulis itu mudah yang sulit untuk memulainya. Maka itu, perlu motivator yang bisa memotivasi para siswa untuk menulis.
Menulis itu seperti kita berbicara, hanya saja berbicara ditulis, sementara menulis ya, ditulis.

Untuk mempermudah menulis. Menurut hemat penulis dan berdasarkan pengalaman pribadi. Mulailah menulis jenis tulisan memoar. Jenis tulisan yang bersifat ingatan atau sesuatu yang pernah dialami. 

Menulis Memoar itu mudah, karena ide-ide/bahan-bahan yang ingin ditulis sudah ada, tinggal dieksekusi. 

Setiap kita punya sejuta pengalaman sejak lahir hingga hari ini. Banyak kenangan suka maupun duka. Sayang kalau kenangan yang indah itu hilang atau terkubur begitu saja. Maka itu, tulislah agar kita hidup abadi.

Pramoedya Ananta Toer pernah menulis,"
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."

Pada kelas belajar menulis MTs N 5 Jakarta ini penulis akan mengajak para peserta menulis secarik kenangan terindah yang pernah mereka alami. Penulis bebaskan menulis pengalaman apa saja asal ada pesan moral yang disampaikan.

Pelatihan ini baru berjalan dua pertemuan. Pertemuan pertama penulis berikan tentang motivasi menulis dan pada pertemuan kedua baru masuk pada jenis-jenis tulisan. Sebagai langkah awal penulis mencoba memberikan materi tulis bergenre memoar.

Alhamdulillah, setelah pelatihan mereka sudah mulai menulis. Bahkan, banyak dari mereka yang sudah menyetor tulisannya. Sambil menunggu yang lainnya langsung penulis edit dan menaruhnya di draf buku.

Senang hati ini melihat usaha mengajak siswa untuk belajar menulis berbuah hasil. Semoga tulisan-tulisan mereka menjadi sebuah buku dan bisa menginspirasi serta menggerakkan yang lainnya. Aamiin 🤲

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana