Derai Air Matanya Meluluhkan Hatiku
Oleh : Suharto
#SecarikKenanganPahlwanTanpaTanda
Jasa.
Kegiatan penilaian akhir tahun telah usai, siswa pun bersuka ria, karena mereka baru saja usai mengikuti penilaian akhir tahun. Para guru sibuk mengoreksi hasil penilaian akhir tahun para siswa, begitu juga para wali kelas di samping mengoreksi, mereka juga harus mengolah nilai raport. Karena pekan depan raport harus dibagikan kepada orang tua/wali murid.
Kegiatan sekolah masi tetap berjalan, hanya saja tidak seperti hari-hari biasa. Pekan ini madrasah mengadakan class meeting berupa perlombaan antar kelas. Kegiatan ini didampingi oleh para pembina ekskul.
Sorak-sorai dan gemuruhnya tepuk tangan para penonton perlombaan membakar semangat kedua tim. Masing-masing kelas yang bertanding sangat men-support kelasnya sambil menyanyikan yel-yel untuk membakar semangat.Kebetulan yang sedang berlaga kelas 9.1 versus 9.6.
Para siswa-siswi kelas 9.1 melontarkan yel-yel andalannya.
"Sembilan satu is the best,... Sembilan satu pasti menang..., Sembilan satu....is the best..., Sembilan satuuuuuuu....pasti menang." Yel-yel terus bergemuruh hingga perlombaan usai.
Kelas 96 tidak mau kalah dengan 91. Mereka pun punya yel-yel andalan.
"Sembilan enaaaam......, Gempuuur. Sembilan enaaam,... tumbangkan musuh..... sembilan enaaam libas coy... ."
Para peserta terbakar semangat, tidak ada yang mau mengalah. Seiring bergulirnya waktu, seiring itu pula tenaga mereka mulai melemah. Apa boleh buat salah satu tim yang harus tumbang. Bersorak-sorailah tim yang menang, sementara yang kalah hanya bisa terdiam seribu bahasa. Tetapi ada juga yang berkelakar.
"Aduh, payeh. Badan saja yang besar, tapi letoi." Gerutu seorang siswa
"Jangan begitu dong, mereka sudah berusaha yang terbaik," sangkal seorang siswa lain.
Itulah serunya perlombaan tarik tambang antar kelas mengisi hari-hari setelah penilaian akhir tahun selesai.
Satu Minggu telah berlalu, kini para wali kelas sedang bergegas memasuki kelas masing-masing. Begitu juga saya sebagai wali kelas 8 ikut sibuk juga mempersiapkan raport dan sekaligus menunggu para wali murid yang hendak mengambil raport.
Satu persatu wali murid berdatangan. Halaman madrasah penuh sesak kendaraan para wali murid. Mulai dari sepeda onthel, sepeda motor sampai kendaraan roda empat. Para security pun sudah mengatur segalanya sejak pagi hari.
Setelah para wali murid memenuhi ruangan kelas. Saya mulai memberikan sedikit wejangan kepada para wali murid. Setelah saya kira cukup. Mulailah satu-persatu wali murid saya panggil untuk menerima raport anaknya.
Tibalah kepada salah seorang wali murid. Beliau maju dan duduk dihadapan saya. Saya sudah kenal sebelumnya dengan wali murid itu, karena sering bertemu dengannya. Beliau sering konsultasi membicarakan perihal anak dan keluarga. Kehidupan keluarganya sangat sederhana, penghasilan sehari-hari diperoleh dari kerja serabutan. Terkadang ada terkadang tidak. Sehingga berimbas pada bekal anaknya untuk sekolah.
Saya selalu men-support anaknya agar terus masuk sekolah dan kepada ibunya agar terus bekerja keras. Saya sering mengatakan setiap makhluk akan diberikan rezeki oleh Allah. Maka itu, terus berusaha pasti Allah akan memberikan rezeki.
"Bu, ini raport anaknya. Nilai-nilainya sudah memenuhi persyaratan untuk naik kelas. Salamkan saya untuk anaknya agar terus belajar, belajar, dan belajar," ujar saya.
"Terima kasih, Pak," jawab beliau.
"Ya, sama-sama Bu," timpal saya.
"Ini Pak, ada sedikit rezeki dari saya," ujar beliau sambil menyodorkan sebuah amplop yang terlipat.
"Jangan Bu. Ibu buat ongkos saja," cegah saya.
"Tidak, papa Pak. Ini memang saya siapkan untuk Bapak," ujarnya sambil memaksa.
"Jangan Bu," cegah saya sekali lagi.
"Terimalah Pak, walau tidak banyak sebagai wujud terima kasih saya," beliau memaksa sambil berlinang air mata.
Saya melihat linangan air matanya. Saya bingung, saya tahu beliau orang susah. Tapi kalau ditolak beliau merasa tidak dihargai. Akhirnya dengan berat hati saya terima.
"Ya, sudah Bu. Terima kasih," ujar saya.
Beliau pun meninggalkan ruang kelas dan saya melanjutkan pemanggilan wali murid berikutnya.
Sebagai wali kelas tidak ada terbesit seditpun untuk mengharapkan sesuatu dari murid atau wali murid. Wali kelas / guru sudah merasa bahagia, jika anak didiknya berhasil dalam belajar.
Singkat cerita anak beliau naik ke kelas sembilan. Biasanya kelas sembilan di samping belajar seperti biasa, juga mendapatkan jam tambahan untuk menghadapi ujian nasional.
Pendalaman materi merupakan sebuah ikhtiar madrasah/sekolah untuk mendongkrak perolehan hasil nilai siswa. Hampir seluruh madrasah/sekolah mengadakannya. Tak ketinggalan madrasah tempat saya mengajar di MTsN 5 Jakarta.
Suatu hari saya kedatangan wali murid yang pernah ngasih amplop.
"Maaf Pak mengganggu," ucap beliau
"Ada apa Bu?" Tanya saya
"Begini Pak, anak saya tidak punya buku pendalaman materi, karena buku itu harus dibeli. Sementara saya belum mempunyai uang," jelas beliau.
"Begini saja, dahulu Ibu pernah memberi saya. Sekarang saatnya saya membalasnya. Ini buku pendalaman materi untuk anak ibu. Tidak usah bayar biar saya yang tanggung. Salamkan salam saya kepada anak ibu agar belajar yang rajin." Jelas saya.
"Jangan Pak, nanti saya bayar,"ucap beliau.
"Tidak usah Bu, angap saja itu balasan dari pemberian Ibu yang lalu. Impas ya, Bu," jelas saya lagi.
"Terima kasih, Pak," jawab beliau.
Saya tidak menatap mata beliau, takut nanti air matanya berlinang lagi.
Beliau pamitan dan saya melanjutkan pekerjaan saya sebagai wakil kurikulum pada saat itu.
........,..........
Suharto, S. Ag., M.Pd.
Jln Tipar Cakung RT 12 RW 07 no 68 Cakung Barat Jakarta timur 13910
HP.081398186751
BRI 119301002411508
Guru MTsN 5 Jakarta. Guru Blogger Madrasah, Motivator literasi Nasional.
Menulis di kala sakit sebagai seorang penyintas GBS. Sudah menghasilkan 13 buku solo ber-ISBN dan 4 buku antologi.
Menjadi narasumber diberbagai pelatihan sebagai motivator literasi Nasional. Dan juga sebagai seorang desainer cover buku. Pernah mendapat penghargaan dari bang Japar DKI Jakarta sebagai Pahlawan Pendidikan.
Aktif menulis di website YPTD, Kompasiana, blog pribadi dan Facebook. Anda bisa lihat tulisan-tulisan sederhananya di google. Cukup tulis Suharto pengarang YPTD, guru Blogger Madrasah. Maka, tulisan-tulisan itu akan Anda dapatkan.
Komentar
Posting Komentar