Menulis Kisah-kisah
Menulis setiap hari dan memberikan waktu khusus untuk menulis merupakan di antara modal untuk menuju penerbitan sebuah buku. Sulit sekali jika tidak ada persyaratan itu. Memberikan waktu untuk menulis sebuah keharusan walau hanya satu jam dalam sehari. Jangan menunggu ada waktu senggang baru menulis.
Setelah selesai menerbit buku ke-3 Menuju Pribadi Unggul. Penulis tidak diam seribu bahasa, alias berhenti di tengah jalan. Penulis terus berpacu dengan waktu. Penulis manfaatkan waktu sebaik-baiknya agar mempunyai daya guna sekaligus menghasilkan karya.
Masih banyak segudang ilmu yang masih tersimpan dalam diri penulis. Penulis mencoba ingatan-ingatan yang masih tersimpan dalam diri penulis. Ketika sehat penulis di samping sebagai pendidik, penulis juga sebagai penceramah dan khatib Jumat. Setiap penulis menyampaikan pembelajaran kepada siswa atau ceramah biasanya penulis mulai dengan sebuah kisah-kisah inspiratif, baik bersumber dari Al Qur'an, hadist, dan cerita rakyat. Tentunya penulis banyak mengetahui kisah-kisah itu.
Maka itu, penulis mencoba untuk mengikat kisah-kisah itu dalam sebuah ikatan yang kuat, yaitu sebuah buku. Maklum, terkadang ingatan suka lupa seiring bertambahnya umur. Jika tidak diikat ia akan hilang bersama hilangnya penulis.
Jika dijadikan sebuah buku, maka kisah itu tidak akan pernah hilang, dia akan abadi dan bisa dibaca oleh generasi yang datang belakangan. Coba kita lihat buku-buku atau kitab-kitab klasik karya para ulama terdahulu. Walau penulisnya sudah tidak ada, tapi ilmunya abadi selamanya. Dan banyak memberikan manfaat bagi banyak orang. Bukan saja dibaca di tempat di mana ia tinggal, tetapi seluruh dunia ini.
Menulis kisah itu sangat menarik, karena ada pesan yang hendak disampaikan untuk para pembaca. Kitab Al-Qur'an dilihat dari isinya hampir 2/3 isinya membahas tentang kisah-kisah umat terdahulu.
Jika sudah jadi sebuah buku, andaikan penulis lupa, penulis bisa baca ulang pada buku itu. Cukup 6 bulan buku ini terbit. Alhamdulillah, penerbitannya dibantu oleh penerbit YPTD ( Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan).
Komentar
Posting Komentar