Umi Aku Mau Kirim Kue Ultah untuk Ayah

Umi Aku Mau Kirim Kue Ultah untuk Ayah
Minggu, 10 April 2022

#CatatanHarianSangGuru

Lucu saja dengarnya. Si bontot putriku yang sedang mondok di pondok pesantren modern Dar El Qolam, tetiba ingat hari ulang tahun ayahnya.

Kemarin sore, tempatnya hari Sabtu beliau nelepon uminya. Hampir setiap Minggu beliau nelepon menghubungi uminya, terkadang lucunya tak berapa lama berselang kakaknya yang sedang mondok di pondok pesantren modern Gontor pusat Ponorogo nelepon juga.

Si bontot setiap ada masalah di pondok selalu curhat dengan uminya, terkadang sambil menangis minta pulang karena suka dinyinyir temannya. 

"Umi pulang aku tidak betah, aku tadi dinyinyir teman, di sini cape. Pokoknya pengen pulang. Setahun saja ya, di sini, pindah ke tempat lain saja." 

Saya tertawa saja mendengarnya, tapi uminya selalu menasehati dan memberi motivasi untuk tetap bertahan.

"Sabar, sabar, dan sabar. Ya, begitulah ujian orang belajar, fokus saja belajar hiraukan apa kata orang. Ayo, anak umi yang Solehah lagi pintar. Jangan menyerah, katanya ingin menjadi bintang pelajar. Jangan cengeng, harus kuat, dan hadapi apapun yang terjadi." Begitu yang saya dengar dari nasehat uminya.

Saya terkadang tertawa saja melihat tingkah laku si bontot. Maklum anak bontot yang selalu hidupnya tidak jauh dari uminya. 

Lucunya, habis menangis minta kirimkan paket, transfer uang jajan, dan minta didoain agar jadi bintang pelajar. Diakhir pembicaraan beliau selalu bilang "Jaga kesehatan umi dan ayah."

Jadi ingin tertawa melihat tingkah laku si bontot. Terkadang saya suka menyela pembicaraan si bontot dengan uminya.

 "Kirimkan ikan teri kepala goden aja, Mi," ledek saya. Umi dan si bontot tertawa. Teri kepala goden itu yang kepalanya saja yang besar badannya kecil.

Lucunya, tadi minta pendapat uminya tentang kue ulang tahun. Kebetulan tanggal 13 April ini penulis ulang tahun yang ke 53 tahun, hehehe ternyata udah tua.

"Umi, boleh tidak aku belikan kue ulang tahun buat ayah," ujar si bontot.
"Lah, uang dari mana neng?" Tanya uminya.

Penulis hanya tertawa saja. Lah, itu si bontot ingat hari ulang tahun penulis. Penulis bilang kepada uminya tidak usah, cukup doakan saja agar cepat sembuh. Uminya menyampaikan kepada si bontot.

Penulis berpikir, pasti nanti si bontot pesan ke toko kue yang bayar ya, tetap uminya. Jadi ingin tertawa melihat kelakuan si bontot.

Setiap anak mempunyai karakter berbeda, tidak ada yang sama walau dari asal yang sama. Sebagai orang tua hanya berusaha memberikan pendidikan yang terbaik demi masa depan anak, walau terkadang hidup dipas-paskan. 

Tentunya berharap mereka harus melebihi dari orang tuanya dalam hal ilmu pengetahuan. Sengaja penulis titipkan mereka ke pondok pesantren, agar terbentuk karakter Islami, menguasai bahasa dunia (Inggris dan Arab), dan teknologi. 

Kalau pondasi agama kuat, mempunyai karakter Islami, menguasai skill yang mumpuni, dan menguasai teknologi. Insyaallah, mereka akan menjadi bintang yang gemerlapan, bisa menghiasi dirinya dan alam di sekitarnya.

Salam literasi
Suharto
Guru Blogger Madrasah
Pegiat Literasi Madrasah
Penulis buku
Teacher MTsN 5 Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melangitkan Doa

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan