ATIALEN
Tipar Cakung merupakan sebuah jalan yang berada disebelah Utara Jakarta Timur dan sebelah Selatan Jakarta Utara. Dahulu tipar Cakung masuk wilayah Bekasi dengan desa Gapura muka.
Sekitar tahun 1950 Cakung dan Bekasi masuk wilayah kabupaten Jatinegara. Kemudian Bekasi Memisahkan diri menjadi kabupaten tersendiri dan Cakung pun termasuk dalam wilayahnya. Cakung terkenal dengan desa Gapura muka ( daerah terdepan)
Tahun 1974 Cakung masuk wilayah DKI Jakarta. Termasuk bagian timur wilayah Jakarta Timur. (Sumber:http://Jakartasehat.web.pedia.com)
Tahun 1950, jalan raya tipar Cakung masih dalam kondisi bebatuan dan belum di aspal. Suasana kampung yang dilalui oleh jalan tipar Cakung masih rimbun dengan pepohonan. Masih asri, sejuk, dan agak seram jika berjalan hanya seorang diri. Apalagi melewati pemakaman kresek yang dibelah oleh jalan.
Pemakaman kresek yang ditumbuhi oleh pohon besar-besar. Sebelah timur pohon Kendal dan sebelah barat pohon kresek. Maka itu, diberi nama pemakaman/ kuburan kresek. Di bawah pohon kresek ada makam yang keberadaannya tidak ada yang mengetahui. Karena sudah ada sejak zaman penjajahan. Ada yang bilang makam tua itu makam Kompi Mas.
Ada cerita yang menarik dan sedikit mistik. Jika akan terjadi sesuatu, di atas pohon kresek muncul dua keris dengan menghunus ke atas. Di bawah pohon kresek ada sebuah makam. Banyak orang yang mengkeramatkan makam tersebut. Ada yang mengatakan bahwa makam itu adalah makam Kompi Mas itu.
Ada juga cerita dari orang yang tinggal di sekitar makam. Dahulu banyak yang tidur di kuburan kompi Mas. Ada yang dapat batu. Lalu batunya dibuat pengobatan untuk orang banyak. Namun, suatu ketika batu itu dibisniskan. Apa yang terjadi? Orang yang membisniskan batu itu sakit. Sehingga batu itu ditebus kembali. Tapi batu tersebut tidak betah di rumahnya, maka batu itu kabur melalui atas rumah yang mengakibatkan 5 buah genteng hancur.
Hingga kini makam Kompi Mas, banyak dikunjungi para penjiarah baik oleh orang sekitar makam maupun dari luar daerah.
Sementara disebelah timur ada pohon Kendal yang cukup besar dan tua. Yang anehnya di tengah batang pohon itu berlubang seperti sumur. Jika kita turun sulit untuk menaiki. Pernah suatu ketika anak-anak pengajian bermain-main di pohon itu dan dia masuk hingga terperangkap di dalamnya. Sepertinya pohon itu penuh misteri.
Sekitar satu kilo meter dari pemakaman kresek/ Kompi Mas ada pemakaman TIALEN ada juga yang menyebut ATIALEN.
Pemakaman ini berada di perbatasan wilayah antara Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Dahulu pemakaman ini masih bisa dilihat jika melewati jalan tipar Cakung. Tapi sekarang sudah terhalang oleh bangunan toko dan hanya tersisah untuk pintu gerbangnya.
Pemakaman ATIALEN mempunyai cerita yang menarik bahkan nama pemakaman tersebut diambil dari kisah yang terjadi.
Begini ceritanya. Suatu hari ada seorang pedagang buah sedang menjajakan buah berkeliling seputar wilayah Kampung Baru Cakung. Hampir setiap hari pedagang ini berkeliling kampung hingga larut malam.
Pedagang ini menjajakan dagangannya dengan cara memikul dua keranjang yang penuh buah. Untuk menerangi dagangannya pedagang menggunakan pelita yang terbuat dari kaleng dengan sumbu kompor.
Jika pedagang itu berjalan di kegelapan malam. Dari jauh nampak terlihat cahaya kedap-kedip lampunya. Pada suatu hari ketika pedagang melewati pemakaman ada seorang wanita memanggilnya.
"Bang beli," panggil seorang wanita.
"Eh, ada yang manggil," ucap pedagang.
"Ada pisang Bang."
"Ada neng."
"Bungkusin Bang."
"Iya, neng."
Pedagang membungkus pisang lalu bertanya.
"Lah, Eneng dari mana ko sendirian?"
"Dari ATIALEN Bang."
"Lah, Eneng mana ada di sini kampung ATIALEN. Pan saya orang sini."
"Ya, baru mati kemaren Bang,"
Mendengar jawaban tersebut pedagang baru sadar bahwa dia berada di sekitar pemakaman. Ketika dia menengok wanita itu berubah wujud.
"Haaa... Set...set...Setaaan.......,"
Pedagang berlari sambil membawa dagangannya. Karena berlari terlalu kencang semua dagangannya pada berjatuhan.
Suara teriakkan pedagang terdengar oleh warga yang sedang mengobrol di depan teras rumah.
"Bang kenapa lari," panggil warga.
Mendengar ada yang manggil pedagang itu berhenti lalu duduk ngedeprok sambil terengah-engah kecapean.
"Minum dulu nih, tenangkan dahulu pikiran dan tarik nafas perlahan-lahan. Ok, sekarang ceritakan apa yang terjadi."
"Itu tadi ada wanita membeli pisang, ketika saya tanya dia bilang ATIALEN. Saya tanya lagi apa maksudnya, dia jawab baru mati kemaren. Lah, setelah saya lihat di samping saya kuburan dan itu wanita berubah wujud. Serem sekali lalu saya lari sekencang-kencangnya."
"Oh, gitu... . Kebetulan kemaren memang ada orang yang baru dikuburkan."
"Eeeh, serem bangat...saya tidak berani lewat situ lagi. Udah ya, saya pamit pulang."
Pedagang pun pulang dan warga kembali ke rumahnya.
Sejak itulah pemakaman atau kuburan tersebut terkenal dengan kuburan TIALEN/ATIALEN. Ati/ti =mati. Len/ren = kemaren. Jadi ATIALEN/TIALEN, yaitu mati kemaren.
Komentar
Posting Komentar