Menuntut Ilmu di UNISMA Bekasi


Melihat semangat belajar masih membara pada diri penulis mencoba untuk melanjutkan kuliah ke jenjang strata dua (S2) walaupun tidak terpikirkan sebelumnya, bisa kuliah saja pada strata satu (S1) saja merupakan karunia yang terbesar bagi penulis. Bayangkan saja terlahir dari keluarga yang sederhana dan orang tua hanya berpenghasilan yang tidak menentu sebagai pemulung lelehan besi membeli dari sampah pasir  perusahaan besi.

Setiap hari harus mencoker-coker pasir dengan dibantu Magnit, kotor, berdebu dan setelah kerja seluruh tubuh kotor dengan debu pasir bahkan mukapun Cemong tak berwujud. Itulah yang penulis lakukan selepas pulang sekolah untuk membantu orang tua.

Penulis sadar akan kehidupan ini, hingga penulis berusaha untuk belajar sungguh-sungguh agar kedepannya tidak seperti orang tua. Alhamdulillah, usaha keras dan hidup penuh keprihatinan menghantarkan penulis menjadi mahasiswa undangan di sebuah perguruan tinggi negeri IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pakultas tarbiyah.

Penulis lulus melalui dua jalur, jalur mahasiswa berprestasi dan jalur mengikuti tes seperti mahasiswa kebanyakan. Alhamdulillah, dua-duanya berhasil. Dua nama yang sama tertulis di lembar kertas pengumuman mahasiswa baru.

Lima tahun penulis menuntut ilmu pengetahuan setelah lulus Penulis bekerja diberbagai sekolah hingga terakhir menjadi seorang guru PNS/ASN di kementerian agama tepatnya di MTsN 5 Jakarta hingga kini.

Setelah cukup lama mengajar dan ada tambahan tunjangan sertifikasi penulis mencoba untuk kuliah pada strata dua. Awalnya penulis bertiga dengan dua teman di tempat kerja yang sama mengikuti jalur beasiswa kementerian agama untuk kuliah diberbagai perguruan yang ditunjuk.

Penulis melakukan pendaftaran dan pendaftaran sudah diterima tinggal tunggu nomer peserta dan tunggu waktu pelaksanaan tes. Namun nasib  berkata lain penulis tidak bisa mengikuti tes karena kondisi saat itu penulis tidak bisa berbuat apa-apa, karena penulis dapat kabar jam 22.00 WIB, sementara penulis sedang mengikuti pelatihan di daerah puncak Bogor dan yang lebih parahnya kartu peserta ada di meja kantor. Bingung bagaimana caranya sudah malam, mau naik kendaraan apa? Terus harus kesekolan dahulu setelah pagi-pagi sekali harus berangkat ke tempat  tes. Sudah bisa dibayangkan oleh penulis tidak mungkin terkejar. Akhirnya penulis pasrah ya, sudahlah mungkin bukan rezeki.

Di sisi lain juga, andaikan diterima harus kuliah di kota Malang meninggalkan sanak keluarga, dan tunjangan sertifikasi tidak dibayar padahal untuk memenuhi kebutuhan lewat serti  karena sebagian gaji digunakan untuk membayar pinjaman bank. Dari dasar inilah penulis  berusaha mencari jalan keluar yang terbaik.

Hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk belajar dan belajar, ditahun berikutnya penulis lewat jalur berbayar kuliah di swasta karena tidak mungkin kuliah di negeri mengingat keseharian harus mengajar dan tidak boleh meninggalkan tugas. Hanya ada hari Sabtu dan Ahad (Minggu) yang tersisa, pada waktu inilah penulis berusaha mencari perguruan tinggi di daerah yang terjangkau antara Jakarta dan Bekasi. Setelah di survei  dari perguruan yang ada, penulis tertarik dengan perguruan tinggi UNISMA kenapa? Karena jaraknya dekat dan tidak terlalu macat di sisi lain sudah terakreditasi B sementara yang lain pada waktu itu masih C.


Pada tahun ajaran 2013/2014 penulis mulai masuk kuliah hingga lulus Tahun 2017, sidang agak molor karena perguruan sedang ada Penilaian akreditasi dan hasil cukup lama hingga sidang diundur sampai satu tahun. Alhamdulillah, penulis mahasiswa pasca kegita dari empat puluh yang lulus sidang tesis, selanjutnya diikuti oleh teman-teman tetapi juga ada yang tidak melanjutkan sidang akhir.

Ada yang menarik dari teman-teman pasca, di antara teman pasca ada yang berumur 60 tahun lebih, penulis dan teman lain memanggilnya Abah, beliau adalah mantan pengawas sekolah yang masih aktif mengajar di sebuah sekolah swasta. Beliau berasal dari daerah Purwakarta Jawa Barat.
Semangat beliau yang menginspirasi penulis untuk selalu belajar.

Self learning skills, itu harus ada pada setiap diri. Kecakapan diri untuk terus belajar dan belajar sepanjang hayat (long life education) harus tertanam pada setiap peserta didik. Jika ini tertanam, maka bukan saja dunia pendidikan akan melesat berkualitas, juga pada diri setiap individu peserta didik. Tentunya juga harus didukung kecerdasan awareness yaitu tingkat kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh seorang manusia. Kecerdasan tentang bagaimana mengenal asal-usul keberadaannya, dari mana dia berasal, apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan mau kemana tujuan hidupnya dan pada gilirannya dia tahu siapa yang menciptakannya.
Sebagaimana ungkapan hikmah di bawah ini.

ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه

"Siapa yang mengetahui akan dirinya, maka sungguh  dia telah mengetahui Tuhannya,"



Probabilitas yang penulis dapatkan di samping ilmu pengetahuan tentang management Pendidikan, juga menambah teman dan yang tidak kalah pentingnya penulis dapat menambah satu kata lagi di belakang nama penulis M.Pd (Master Pendidikan). Kelelahan belajar akhirnya terbayar sudah.


Suatu hari selepas shalat Dzuhur penulis berbincang-bincang dengan kaprodi beliau mengatakan" Ente harus melanjutkan ke strata tiga (S 3) nanti ente bantu di pasca,"  katanya.
Penulis hanya tersenyum sambil berpikir"mungkinkah" sementara umur semakin bertambah dan anak masih butuh biaya. Dari pada penulis kuliah lagih lebih baik istri Penulis saja yang kuliah. Sebenarnya sih ada keinginan untuk melanjutkan ya, lihat saja nanti.

Namun untung tak dapat diraih, kehidupan kedepan seperti apa tidak ada yang mengetahuinya,ketika selesai membayar wisuda untuk wisuda bulan September, tetiba musibah atau ujian datang bagai air bah. Penulis roboh diterjang badai penyakit yang melumpuhkan seluruh syaraf tidak bergerak selama satu tahun, hingga tulisan ini ditulis penulis belum bisa ikut wisuda dan penulis masih dikursi roda sebagai penyintas GBS.

Ya, sudahlah nikmati saja ujian Tuhan sambil menulis sesuatu yang berguna untuk diri dan orang lain hingga terbit sebuah karya tulis dengan judul GBS Menyerangku, Menuju Pribadi Unggul dan karya-karya tulis lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana