Gubuk dan Batok untuk Orang Tuaku.
Gubuk dan Batok Kelapa
untuk Orang Tuaku.
#Membangun Diri
#gurupenulis
#gurupembelajar
#Suhartopastisembuh
#MenulisUntukMelupakanPenyakit
#guruBlogerMadrasah
#GuruYoutuberMadrasah
Ada berita yang kulihat, ada Kabar yang kudengar, dan ada tulisan yang kubaca. Bagaimana perlakuan seorang anak terhadap orang tuanya. Ada anak yang mengusir, menganiaya bahkan memenjarakan disebabkan karena warisan.
Orang tua yang seharusnya dihormati, disayangi, dan dilindungi malah dihujat. Kenapa hal ini terjadi? Salahkah Anak atau orang tua? Bagaimanapun anak tetap salah memperlakukan orang tua seperti itu. Tapikan kesalahan anak ada yang melatarbelakangi, kenapa si anak seperti itu? Bukankah anak adalah cerminan orang tua? Bukankah anak seperti itu karena hasil pendidikan orang tua?
Ok, mari kita baca kisah di bawah ini!
Ada sebuah keluarga yang cukup kaya, hidup berkecukupan. Mempunyai beberapa anak dan orang tua yang renta. Tetapi ada sisi lain yang terasa janggal dengan keluarga itu. Kenapa janggal? Ya, karena orang tuanya tidak serumah dengannya, orang tuanya tidak boleh bergaul dengan anaknya (cucunya) tetapi keluarga itu tidak menaruh orang tuanya di panti jompo. Terus di mana? Mereka buatkan sebuah gubuk di areal belakang agak jauh dari rumahnya.
Hari terus berganti hari, hingga anak-anaknya beranjak besar. Suatu ketika anak-anaknya bermain bola, salah satu anaknya menendang terlalu keras hingga bola itu terlontar jauh dari lokasi tempat bermainnya.
Bola menggeliding hingga berhenti tepat di depan pintu gubuk. Sementara ada seorang anak mengejar dan dia berhenti. Lalu dia langkahkan kedua kakinya perlahan-lahan, sementara bola matanya berputar ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah dan pada akhirnya pandangannya fokus pada pintu yang terbuka.
"Rumah siapa ini?" Pikirnya.
Bola di ambil sambil membungkukkan badannya, sementara pandangannya tertuju ke dalam gubuk tersebut. Ketika baru saja tangannya mau menyentuh bola, tetiba dia terkaget mendengar suara batuk dari dalam rumah.
Dia memberanikan diri masuk ke dalam gubuk, dan dia melihat sesosok nenek jompo sedang tiduran di balai-balai (Tempat tidur).
"Siapa itu?" Tanya nenek.
"Sa...sa...saya nek," jawab si anak agak sedikit gugup.
"Oh, cucuku" ke sini nak, duduk di samping nenek.
"Nenek siapa?" Tanya si anak
"Nenek kamu," jawab nenek.
"Ko, nenek. Tinggal di sini" Tanya si anak penuh keheranan.
"Oh, iya cucuku. Kalau nenek-nenek harus tinggal di gubuk" jawab si nenek sambil menahan perasaan hatinya yang hancur.
"Loh, kok. Ini apaan nek?" Tanya si anak penuh keheranan.
"Itu batok kelapa tempat makan nenek. Kalau nenek yang tua tempat makannya di batok" jawab si nenek.
"Oh, gitu ya, nek" ucap si anak.
"Udah dulu ya, nek. Saya mau main dulu. Nanti kapan-kapan saya ke sini lagi" Ucap si anak lagi.
Si anak keluar untuk melanjutkan bermain bola lagi.
Waktu terus berputar, jampun terus berpacu dengan cepat tak terasa hari pun turut berganti. Suatu ketika keluarga itu sedang duduk santai di ruang tamu. Canda tawa menghiasi keharmonisan keluarga itu. Televisi pun menambah suasana menjadi ramai. Tetiba ada siaran televisi pedesaan sedang menayangkan berita manfaat buah kelapa.
"Ayah ibu lihat buah kelapa itu, semuanya berguna untuk manusia." Kata si anak.
"Oh, iya nak. Buah kelapa semua bermanfaat" jawab bapak dan ibu.
"Nanti ayah dan ibu kalau sudah tua, Ade buatkan tempat makan dari batok dan gubuk kecil di belakang rumah untuk ayah dan ibu, karena ayah dan ibu tidak boleh bergabung dengan keluarga Ade." Ucap si anak.
Si bapak dan ibunya sontak kaget dan terdiam seribu bahasa. Bagai disambar petir di siang bolong, setelah mendengar perkataan anaknya tersebut. Secara tidak langsung anaknya terdidik akibat perbuatan orang tuanya.
Anak tergantung pendidikan orang tua, jika anak seperti itu jangan salahkan anak. Ya, ini hanya sebagai renungan saja buat kita. Bagaimana pun sebagai anak tidak dibolehkan menyia-nyiakan apalagi melawan orang tua.
Bukankah Allah dan Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berbakti kepada orang tua baik masih hidup maupun sudah tiada.
Saya teringat pesan guru"Kalau kamu mau hidup berkah, urusi ibumu."
Jangan sampai air susu dibalas dengan air tuba.- peribahasa Indonesia.
Firman Allah, seperti dalam Al Qur’an surat Luqman ayat 14 yang artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku tempat kembalimu."
Rasulullah bersabda:
Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: “Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah itu di dalam kemarahan kedua orang tua.” (HR. al-Tirmidzi)
Menghormati orang tua merupakan kewajiban anak sekalipun berbeda akidah atau keyakinan.
Salam Literasi
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar