Berpikir Panjang-Panjang
Berpikir Panjang-Panjang
Suharto
10 Agustus 2020
#Membangun_Diri
Waktu terus bergulir tak kenal kompromi, senang atau tidak senang harus diterima. Bergantinya suatu keadaan di satu sisi menyenangkan, tetapi di sisi lain terkadang tidak menyenangkan. Itulah kehidupan, tergantung kita bagaimana menyikapinya?
Setiap suatu yang terjadi pasti ada hikmahnya, sekalipun menurut kita itu buruk. Ketika kita mendapatkan sesuatu yang tidak mengenakkan dengan serta-merta kita menyikapinya. Suudzon terkadang melintas dipikiran kita. Itupun terjadi secara spontanitas dengan pikiran pendek kita, tetapi ketika pikiran panjang kita berpungsi baru kita sadar apa yang terjadi pada diri kita.
Setiap suatu yang terjadi sudah direkayasa Tuhan dan Tuhanpun memberikan solusinya. Dengan sunahnya Tuhan mendesain alam beserta isinya. Tuhan tidak akan menyalahi sunahnya sekalipun Tuhan berkuasa atasnya.
Sadar atau tidak sadar kita adalah makhluk yang diciptakan Tuhan mempunyai tabiat berkeluh kesah kecuali di antara kita yang berhati malaikat bahkan di atas malaikat. Maka wajar jika di antara kita selalu berkeluh kesah dalam berselancar di samudera kelidupan ini.
Biasanya kita berkeluh kesah pada hal-hal yang tidak mengenakkan, Jarang atau tidak ada sama sekali di antara kita berkeluh kesah pada sesuatu yang menyenangkan menurut padangan umum contoh, tidak ada orang kaya berkeluh tentang hartanya, tidak ada orang ganteng atau cantik berkeluh kesah tentang kegantengan dan kecatikannya. Justru yang ada sebaliknya.
Ada sebuah kisah, Dahulu kala ada seorang yang ditakdirkan sejak lahir sudah buta kedua matanya. Dia selalu mengeluh kepada Tuhan akan kondisinya, hampir setiap saat dia mengeluh.
Suatu ketika kampung halamannya di serang oleh musuh dan penduduknya hampir semua menjadi tawanan perang termasuk si buta tersebut. Para penyerang tersebut adalah bangsa kanibal yang suka makan daging manusia. Hampir setiap pekan tawanan disembelihnya untuk hidangan makan raja serta rakyatnya.
Tibalah jatuh pada si buta,
"Masih adakah persediaan makanan untuk minggu ini" tanya raja kepada hulu balangnya.
"Masih ada tuan, tetapi dia tidak sempurna matanya buta" jawab hulubalang.
"Tidak enak dagingnya kalau dimakan, buang saja" perintah raja.
hulu balang bergegas menghampiri si-buta, sementara si buta hatinya sudah ketar-ketir ketakukan. "Ya, matilah daku, tubuhku dijadikan hidangan makan hari ini" kata si buta dalam hatinya yang penuh ketakutan.
"Hai, si buta. Ikut aku" bentak hulubalang raja.
"Aduh....matilah aku" kata si buta dalam hati dengan tubuh lunglai dan penuh ketakutan.
Hulu balang tidak membawa si buta ke tempat penjagalan tetapi si buta dibawa keluar.
"Pergi kau buta! Dagingmu tidak enak" hardik hulu balang mengusir si buta.
"YA, Allaaaaaaaaaah............ Alhamdulillah.....terimakasih ya, Allah andai aku tidak buta apa yang terjadi pada diriku, mungkin tubuhku sudah disate disop, digulai dan .....mungkin ini maksudmu membutakan aku." ucap si buta penuh haru.
Dengan peristiwa ini si buta baru tersadar, kenapa Tuhan menciptakan dia seperti ini.
Contoh di atas tentang keluh kesah menyikapi hidup bisa kita ambil sebagai ibroh atau pembelajaran hidup. Bahwa setiap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini mengandung hikmah. Oleh karena itu berpikilah panjang-panjang. Janganlah kita selalu berkeluh kesah terhadap apa yang terjadi pada diri kita . Isi hidup ini dengan terus berusaha menjadi manusia yang terbaik di mata Tuhan. Bersandarlah kepada Tuhan, jika kita dekat Tuhanpun akan lebih dekat, jika kita jauh Tuhanpun akan jauh.
Salam Literasi.
Hebat Pak tausianya. Terima kasih untuk semuanya. Semoga aku mampu berpikir panjang dan paling tidak bisa mengurangi keluh kesah, walaupun sulit.
BalasHapus