Pendidikan Tidak Seperti Tukang Jahit: Tanggung Jawab Pendidikan Tetap Berada di Pundak Orang Tua.
Pendidikan Tidak Seperti Tukang Jahit: Tanggung Jawab Pendidikan Tetap Berada di Pundak Orang Tua.
Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis
Suatu hari penulis sedang berkunjung ke ruang Tata Usaha (TU). Penulis dapati ada orang tua wali murid dari salah satu peserta didik sedang berdiskusi kepada salah satu pegawai terkait masalah anaknya.
Penulis melihat sepertinya orang tua wali murid keberatan dipanggil ke madrasah. Dengan alasan bahwa ia sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak madrasah dan cukup membayar setiap bulan SPP (Saat Madrasah/sekolah ada SPP).
Pihak madrasah/sekolah meluruskan statement orang tua wali murid itu, bahwa pendidikan tidak seperti itu. Tetap peran orang tua harus mengawasi pendidikan putra-putrinya baik di rumah maupun di madrasah/sekolah.
Madrasah/sekolah tetap menjalin kerjasama dalam mendidik peserta didik. Seharusnya orang tua mendatangi sekolah untuk memantau perkembangan anaknya. Bukan datang kalau ada panggilan saja.
Prof. Dr. Muhammad Nuh mantan Menteri Pendidikan di masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono. pada salah satu acara di pondok Progresif Bumi Salawat Sidoarjo, menyatakan bahwa"Tanggung jawab pendidikan tetap tanggungjawab orang tua. Sekolah, pondok, guru, dan pak kia hanya membantu.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, pendidikan tidak seperti tailor/tukang jahit. Kita serahkan bahan lalu dibayar. Pendidikan bukan kita serahkan putra-putri kita dan kita bayar SPP-nya lalu selesai. Pendidikan tetap tanggungjawab orang tua.
Pada hakekatnya pendidikan tanggung jawab orang tua, sementara yang lain hanya membantu. Orang tua tidak begitu saja menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah lalu lepas tanggung jawab. Tetap peran orang tua tidak bisa hilang dengan menyekolahkan anak pada sebuah lembaga pendidikan.
Pendidikan berawal dari lingkungan keluarga. Karena seorang ibu yang sangat dekat dengan anak-anaknya, maka pendidikan keluarga lebih dominan kepada seorang ibu. Maka itu ada sebuah ungkapan bahasa Arab "Al-ummu madrasatul u'la" seorang ibu merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Sementara seorang bapak berpungsi sebagai kepala sekolahnya. Kolaborasi di antara keduanya harus satu visi dan misi jika, ingin menghasilkan pendidikan berkualitas.
Anak-anak harus diberikan pondasi yang kuat, agar tidak terhempas oleh badai-badai kehidupan lingkungan di luar rumah. Kalau bisa anak-anak itulah yang bisa mewarnai lingkungan masyarakat di mana mereka bertempat tinggal. Orang tua dalam hal ini harus men-support dan mengawasi.
Begitu juga pendidikan di sekolah, anak-anak tetap terus di awasi oleh orang tuanya. Melihat bagaimana perkembangan yang terjadi terhadap anak-anaknya. Tidak melepas begitu saja dan hanya membayar administrasi lalu selesai.
Ketiga lingkungan-- Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat --pendidikan yang harus satu sama lain saling bersinergi. Ketika ketiganya tidak saling bersinergi dipastikan ada ketimpangan dalam hal hasil pendidikan.
Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, orang tua tetap mempunyai tanggung jawab besar terhadap perkembangan anak-anaknya.
Cilincing, 15 Juni 2023
Sumber: Progresif-Tik Tok
Komentar
Posting Komentar