Menjadikan Menulis Sebagai Sarapan Pagi
Menjadikan Menulis Sebagai Sarapan Pagi
Cing Ato
#CatatanHarianGuruBloggerMadrasah
Pagi-pagi merupakan waktu yang sangat baik untuk beraktifitas. Udara sejuk, tubuh yang segar, dan pikiran yang pres, waktu yang cocok untuk mencurahmuntahkan ide-ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan.
Setelah sampai di tempat kerja menjelang beraktifitas, ada waktu yang tersisa sebelum sarapan pagi, mencoba untuk menulis apa yang melintas dalam pikiran.
Tentunya ide-ide menulis didapat dari hasil panca Indra yang menangkap sesuatu di luar. Seperti hasil membaca, melihat, dan mendengar. Kemudian ide-ide itu dirangkai menjadi kalimat-kalimat yang punya makna.
Seperti sekarang ini, disela-sela menunggu antrian terapi di sebuah klinik terapi. Penulis mencoba menulis artikel ke dua setelah artikel pertama penulis tulis ketika baru datang di sekolah.
Kemarin penulis mendengar percakapan ibu tukang urut dengan istri. Ibu tukang urut itu mengeluh tentang perpisahan putrinya yang banyak mengeluarkan biaya.
Begitu juga ketika melihat peserta didik yang enggan untuk belajar, tetapi pihak sekolah dan para wali kelas untuk meminta di-KKM-kan. Hal ini bisa merusak kualitas pendidikan.
Dan juga aktifitas ekskul yang memakai hari efektif setelah pembelajaran selesai. Sementara para peserta didik pulang sudah terlalu sore. Sehingga sampai di rumah sudah lelah.
Lalu ide-ide tersebut dirakit menjadi sesuatu yang saling keterkaitan. Selanjutnya dikembangkan menurut ide-ide yang penulis meliki sebagai sebuah sumbangsi pikiran.
Ini hanya sebuah contoh, tentu masih banyak ide-ide yang berserakan di sekitar kita.
Hampir setiap pagi berusaha memanfaatkan waktu untuk menulis. Menulis apa saja yang disenangi. Memang kita harus memberikan waktu untuk menulis. Tidak perlu menunggu mood baru menulis. Ada mood atau tidak tetap harus menulis.
Tentunya tulisan yang mempunyai nilai manfaat untuk banyak orang. Kalau tulisan itu baik dan bermanfaat sama saja kita sedang mengajak kepada kebaikan. Bukankah setiap satu kebaikan akan berbalas sepuluh kebaikan. Bahkan, bisa berlipat ganda.
Dengan menjadikan menulis sebagai sarapan pagi. Maka, terciptalah berbagai buku yang bisa dibaca oleh semua orang.
Siapa tahu dari sekian orang satu atau dua termotivasi, terinspirasi, dan bergerak ke arah yang lebih baik. Tentunya penulis akan mendapatkan income pahala.
Cilincing, 6 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar