Guru yang disenangi
Guru yang disenangi
Ketika penulis mengajar pada sekolah menengah kejuruan di daerah Rawamangun Jakarta. Penulis mendapati seorang siswi yang sedikit tomboy berkulit sawo matang. Kalau dilihat sepintas siswi sifatnya masih kekanak-kanakan.
Beliau dikenal oleh semua guru dan beliau dipandang sebelah mata oleh guru -guru karena sifatnya yang sedikit berbeda dari siswa kebanyakan.
Suatu ketika sekolah mengadakan rapat tentang penilaian raport setelah semesteran. Hampir semua guru memberikan nilai rendah, sementara penulis jauh berbeda dengan guru-guru lain. Nilai siswa itu cukup bagus. Penulis memberikan apa adanya sesuai dengan hasil yang diperoleh.
Sempat ramai rekan-rekan guru tentang penulis memberikan nilai bagus kepada siswa tersebut. Penulis tidak terpojokkan oleh perkataan mereka. Penulis jujur dan apa adanya.
Penulis merenung kenapa siswi ini nilainya bagus sementara dengan guru yang lain kurang bagus. Kalau bahasa sekarang di bawah KKM.
Suatu hari penulis tidak sengaja melihat siswi tersebut dengan seorang bapak -bapak ngobrol di emperan masjid di lingkungan sekolah. Perawakan bapak itu bak pinang dibelah dua. Dalam benak penulis bapak -bapak itu pasti orang tuanya siswi itu.
Namun, penulis melihat seperti kurang harmonis antara orang tua dengan putrinya. Pikir penulis ada apa gerangan.
Setelah beberapa hari penulis mengetahui bahwa siswi itu hubungannya sedang tidak harmonis. Siswi sedang galau karena bapaknya menikah dengan wanita lain.
Peristiwa itu setidaknya mengganggu kegiatan belajar beliau. Sehingga beliau bermalas-malasan dalam menerima pelajaran.
Beliau sering curhat dan penulis menerimanya dan membantu agar menerima kenyataan yang terjadi. Siswi itu semakin akrab dengan penulis dan penulis dianggap sebagai orang tuanya.
Penulis hanya bisa sebatas menasehati. Karena siswi ini dekat dengan penulis sehingga siswi ini belajar dengan rajin, tapi sayang pada mata pelajaran penulis saja yang menonjol sementara yang lain masih jauh dari harapan.
Akhirnya penulis berkesimpulan, salah satu pendekatan untuk menjadikan para siswa mempunyai ketertarikan dengan mata pelajaran, yaitu adanya perhatian yang tulus kepada siswa, sehingga siswa itu menyenangi pigur guru. Secara otomatis siswa tersebut akan merasa malu jika, tidak belajar dengan baik.
Demikian ini hanya sekedar analisa penulis dari kejadian yang pernah penulis alami.
Cilincing, 16 Februari 2023
Komentar
Posting Komentar