Kejujuran

Kejujuran

Cing Ato
#CatatanHarianGuruBloggerMadrasah

Kejujuran merupakan barang langka. Semakin tua umur dunia semakin sulit untuk mencari sebuah kejujuran. Terkadang ketika kita berada pada lingkaran ketidak jujuran justru kita yang akan menjadi mangsa. Dikucilkan, dibully, dinyinyir, dan disingkirkan.

Padahal kejujuran sesuatu yang sangat berharga dari apa yang ada di dunia ini. Andai semua pejabat jujur kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Suatu hari penulis sedang mengadakan penilaian harian. Kebetulan penulis seorang guru. Sebagai seorang guru ingin berharap murid-muridnya cerdas, namun untuk menciptakan kecerdasan tidak semudah membalik telapak tangan. 

Di samping kecerdasan ada yang tidak kalah penting membentuk karakter para siswa agar mempunyai kepribadian yang baik di antaranya: menjadi sang pembelajar dan berakhlak yang baik.

Minimal ketika diadakan pelaksanaan penilaian mereka sudah mempersiapkan diri sebelum hari pelaksanaan. Mereka yang tidak siap penilaian dan kepribadiannya tidak baik. Maka, mereka akan melakukan sesuatu tindakan tidak terpuji, yaitu menyontek. Dan yang lebih parahnya ketika sudah ketahuan menyontek, ketika ditanya guru berkelid.

Jadi teringat cerita istri tentang murid-muridnya yang sering kehilangan barang. Sementara sulit untuk melacaknya. Hampir-hampir istri ingin memasang CCTV di kelasnya. Penulis sudah kasih saran-saran, tetapi belum ketemu juga pelakunya. Sebenarnya istri sudah mencurigai salah satu muridnya, karena belum ada bukti istri tidak bisa menuduh tanpa bukti.

Hari berganti hari, akhirnya pelakunya terungkap juga. Namun, lucunya barang bukti sudah ada dan dikuatkan oleh beberapa saksi, tetap saja berkelid tidak jujur dan tidak mengakui perbuatannya. Padahal anak masih di bawah umur kelas 5 SD/MI. Anehnya pandai membuat skenario seperti jendral Sambo.

Setelah terus diintrogasi, akhirnya mengakuinya bahwa ia yang selama ini mengabil barang teman-teman mulai alat tulis, uang, Al-Qur'an, bekal makan, dan lainnya.

Ironi sekali, anak sekecil itu mampu untuk tidak jujur. Bagaimana jika nanti sudah dewasa apalagi jadi pejabat sekelas menteri bisa korupsi seperti Mensos yang makan uang bansos.

Penanaman kejujuran harus sedini mungkin, sebab kalau tidak sulit untuk dirubah. Banyak penulis dapati para siswa tidak jujur, bahkan bangga dengan ketidakjujuran. 

Ingin nilai ujian besar tapi tidak serius belajar bahkan tidak mau belajar. Pada akhirnya ketidakjujuran yang dilakukanya.

Benar kata para ulama dalam mendidik anak dahulukan mendidik adab baru ilmu pengetahuan.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana