Potret Pendidikan Kita

Potret Pendidikan Kita

#EdisiPendidikan

Berbicara pendidikan tidak pernah habis-habisnya, semakin dibicarakan semakin menarik. Terutama berbicara masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan di Indonesia masih di bawah negara tetangga. 

Malaysia yang dahulunya berguru kepada Indonesia bahkan mendatangkan guru-guru dari Indonesia. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim. Kondisi kualitas pendidikanpun turut berubah. kini justru Indonesia di bawah Malaysia. Tentunya timbul sebuah pertanyaan. Kenapa kualitas pendidikan di Indonesia bisa turun draktis dan dibawah Malaysia?...

Menurunnya kualitas pendidikan, tentunya banyak yang melatarbelakanginya. Di antaranya, yaitu:

Pertama, politik. Politik bisa mewarnai apa yang terjadi ke depan, tergantung warna politik yang sedang berkuasa. Pendidikan akan ikut berubah sesuai yang diinginkan oleh politik tersebut. Jika warna politik berkualitas, maka pendidikan berkualitas dan sebaliknya, jika warna politiknya bias, maka pendidikanpun ikut bias. Dalam hal ini, terlalu ikut campurnya pemerintah dalam pendidikan yang berjalan. Politik asal babe senang ini yang menghancurkan kualitas pendidikan. Siswa belum berkualitas disulap menjadi berkualitas. 

Coba perhatikan sekolah-sekolah yang di bawah naungan pemerintah. Yang berkualitas bisa dihitung. Bahkan masih kalah dengan sekolah yang dikelolah masyarakat. Kenapa bisa terjadi? Karena semua punya kepentingan untuk mempertahankan sebuah jabatan. 

Kedua, pendidik. Pendidik adalah garda terdepan dalam dunia pendidikan karena pendidik berhadapan langsung dengan peserta didik. Menjadi pendidik harus memenuhi persyaratan yang ketat. Pendidik harus mempunyai empat kompetensi (Pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian). Yang menjadi pertanyaan, apakah semua guru sudah mempunyai kompetensi tersebut? Jika sudah, kenapa guru harus mempunyai sertifikat pendidik? Artinya kualitas lulusan perguruan tinggi masih diragukan. 

Kualitas pendidik ditentukan oleh kualitas perguruan tinggi yang mencetak pendidik. Semakin berkualitas sebuah perguruan tinggi, pasti akan mengeluarkan pendidik yang berkualitas. Timbul pertanyaan lagi? Apakah semua perguruan tinggi itu berkualitas?....

Jangan salahkan jika pak menteri pendidikan mengatakan ijazah dan sederet gelar tidak menjamin berkualitasnya seseorang. Kita jangan baper dahulu, tentunya pak menteri melihat kenyataan yang ada dan itu tidak bisa dipungkiri. Maka itu, pak Menteri sedang berusaha meningkatkan kualitas dengan berbagai program yang sedang digulirkan. Inti pendidikan itu ada pada pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu pak Menteri sedang mempersiapkan guru penggerak dan merdeka belajar untuk siswa.

Sebenarnya sih, menurut pendapat saya yang perlu digulirkan adalah bagaimana menjadikan guru dan murid sebagai pembelajar sejati. Buat apa diadakan bimbel di sekolah-sekolah kalau hanya untuk sebuah proyek, tanpa menyentuh akar permasalahannya. Peserta didik dijejali dengan materi-materi atau soal-soal hanya untuk mengerjakan masalah sesaat, lalu setelah itu hilang tak berbekas.

Demikian sekedar analisa sebagai seorang pendidik yang melihat sesuatu yang terjadi pada realita yang ada. Tentunya masih banyak yang membuat pendidikan di negara kita tertinggal dengan negara lain. Pemerintah tentunya terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hanya masih banyak kendala di lapangan. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana