Literasi Religi

Literasi Religi

Cing Ato

#CaratanHarianSangGuru

Literasi Religi terus digalakkan di berbagai madrasah/sekolah, khususnya literasi tadarus Al-Qur'an. Di tengah gempuran-gempuran smartphone yang menyajikan berbagai hidangan yang bisa melupakan waktu belajar, membaca Al-, Qur'an, beribadah, kerja dan lain-lainnya.

Madrasah mencoba untuk memaksimalkan membendung serbuan smartphone dengan memanfaatkan waktu untuk membaca Al-Qur'an dan bahkan mewajibkan peserta didik untuk menghafal Al-Qur'an. 

Program pun digulirkan, setidaknya bisa memaksimalkan peserta didik untuk berlama-lama bermesraan dengan Al-Qur'an. Semakin senang membaca Al-Qur'an diharapkan bisa mengurangi kecenderungan untuk bermain smartphone.

Sebenarnya smartphone bebas nilai, artinya tergantung yang menggunakan. Jika yang menggunakan untuk hal-hal yang positif maka, pengetahuan semakin meningkat. Sebaliknya, jika digunakan pada hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat hanya membuang-buang waktu.

Sejak corona menerpa dunia, segala aktivitas dibatasi dan cukup berdiam diri di rumah. Sementara proses belajar mengajar tetap harus berjalan. Maka itu, seluruh peserta didik maupun pendidik harus menggunakan model pembelajaran jarak-jauh/ daring. Semuanya dikendalikan lewat internet dengan memakai media komputer dan smartphone.

Hampir setiap hari bahkan setiap saat peserta didik menggunakan smartphone. Realita di lapangan membuktikan bahwa peserta didik menggunakan smartphone lebih banyak bermainnya daripada belajar. Pembentukan karakter sulit diterapkan dan pengawasan pun sulit dilakukan. Akhirnya hampir 1,8 tahun proses belajar-mengajar tidak maksimal, tentunya berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. 

Kini proses belajar mengajar sudah normal kembali, walau terkadang masih menggunakan masker. Peserta didik mulai belajar proses pendisiplinan. Mulai dari bangun tidur, berangkat sekolah, belajar, dan lain-lainnya. Penggunaan smartphone dibatasi bahkan dilarang di madrasah/sekolah, kecuali digunakan untuk media pembelajaran.

Madrasah/sekolah sudah mulai melakukan pembinaan dan pembiasaan program-program pembentukan karakter di antaranya pembiasaan literasi Religi seperti pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an pada waktu pagi satu jam sebelum belajar. Baik dilakukan di dalam kelas didampingi oleh wali kelas maupun secara kolosal berkumpul di halaman madrasah dipimpin oleh salah satu peserta didik dan didampingi dan diawasi oleh seluruh guru yang ada.

Kegiatan literasi Religi tadarus Al-Qur'an ini sangat positif sekali. Maka itu, terus digalakkan sehingga terbentuk generasi-generasi qur'ani yang mampu membendung arus-arus negatif yang setiap saat menjauhkan generasi dari jiwa qur'ani.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana