Kedatangan Pak Kabid penmad Kanwil Jakarta
Kedatangan Pak Kabid Penmad Kanwil DKI Jakarta
Cing Ato
Guru Blogger Madrasah
Motivator, inspirator literasi, dan penulis.
Jum'at, 26 Agustus 2022. Ketika penulis sedang seorang diri di ruang tempat mengajar dan juga sedang merancang administrasi pembelajaran, tiba-tiba ada tiga orang menghampiri penulis. Mereka memberi salam sementara penulis sedang asyiknya bercengkrama dengan laptop.
Penulis mengalihkan pandangan ke arah datangnya sapaan lalu menjawab sapaan mereka. Penulis lihat kepala madrasah, wakil humas, dan seorang tamu menghampiri penulis yang sedang terpaku di atas kursi roda.
Seorang tamu langsung menghampiri dan bersalaman. Penulis langsung menyebut nama beliau.
"Eh, pak Slamet," ucap penulis.
"Sehat pak Harto?" Tanya beliau.
"Alhamdulillah, Pak."
"Semangat ya, pak Harto."
"Iya, Pak."
"Subhanallah, luar biasa dalam keterbatasan masih punya semangat untuk mengajar."
Penulis hanya tersenyum saja.
"Oh, saya juga menemukan ada guru madrasah yang kondisinya dalam keterbatasan matanya tak melihat. Tetapi ketika saya tanya jam berapa sekarang. Subhanallah, beliau menjawabnya dengan tepat. Ya, itulah kelebihan yang Allah berikan," jelas beliau.
"Pak, Harto saya telah melihat karya-karyanya. Super sekali di tengah keterbatasan punya semangat yang luar biasa," puji beliau.
Penulis hanya tersenyum saja, sambil memberi tahu bahwa penulis sedang menunggu ISBN buku ke-13 "Menulis di Kala Sakit". Mungkin buku ini sebagai branding penulis. Kebetulan buku ini terinspirasi dari kegiatan pelatihan menulis bersama komunitas guru IGTIK, KSGN, dan PGRI. Penulis dipercaya menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan menulis tersebut sebagai seorang motivator dan inspirator untuk penulis pemula. Alhamdulillah, sudah sekian kalinya penulis mengisi pelatihan tersebut.
Penulis dipercaya karena kegigihan penulis yang tidak patah semangat. Dalam kondisi keterbatasan yang luar biasa sebagai penyintas GBS. Menulis setiap hari hingga lupa bahwa diri sedang sakit tahunan. Penulis merasakan sendiri manfaat menulis, dengan menulis hingga lupa memikirkan penyakit.
Andaikan tidak ada kesibukan menulis, mungkin yang ada kesuntukan. Pernah satu tahun sebelum tangan digerakkan, penulis merasakan kesuntukan yang sangat, sehingga terucat dihadapan istri "Umi, Ayah lebih baik meninggal daripada nyusahin Umi." Istri langsung memberikan semangat. "Ayah, pasti sembuh bersabarlah. Umi akan merawat ayah sampai kapanpun." Jadi sedih kalau lagi ingat itu.
Numun, ketika tangan bisa bergerak dan jari tengah bisa menyentuh layar Handphone. Sejak itu penulis asyik maksyuk bercengkrama melukiskan sejuta aksara penuh makna. Lahirlah secara maraton karya-karya yang sebelumnya tak pernah diimpikan.
Gara-gara menulis di kala sakit dan menghasilkan karya, banyak orang yang mendatangi penulis baik di rumah kediaman maupun di tempat kerja. Beberapa Minggu yang lalu penulis kedatangan seorang tamu bunda Doktor, kini kedatangan pejabat Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, bapak H. Slamet ... Kepala Bidang Pendidikan Madrasah. Beliau mendatangi penulis di samping silaturahmi juga ingin melihat kondisi penulis. Kebetulan beliau melihat beberapa karya tulis penulis di ruang kepala madrasah.
Memang hidup itu harus mempunyai kelebihan dari orang lain, sehingga kita bisa diperhitungkan oleh orang lain.
Salam literasi
Cilincing, 26 Agustus 2022
Komentar
Posting Komentar