Sapi Kurban Mengamuk
Sapi Kurban Mengamuk
Cing Ato
Penjagal Betawi Cakung
Miris ketika melihat kejadian pelaksanaan penyembelihan hewan kurban yang terjadi di masyarakat. Banyak sapi yang mengamuk dan lepas, bahkan sudah disembelih masih mampu berdiri dan berjalan.
Korban pun berjatuhan, bahkan tercebur di kali yang berlumpur. Mereka terkadang melihat teknik menjatuhkan lewat tutorial you tube. Mereka tidak memahami kondisi hewan, apakah hewan itu setress atau tidak? Apakah ketika penyembelihan standar kelayakan dan keamanan sudah diperhitungkan?
Memang banyak teknik cara menjatuhkan hewan kurban, terutama hewan kerbau atau sapi. Di antara yang sedang trending di masyarakat dengan cara cukup satu utas Dadung. Dadung dililitkan ketubuh hewan, lalu ditarik hingga jatuh. Sistim ini banyak yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal hingga jatuh kurban dan membuat kerusakan, serta keresahan di masyarakat.
Penyembelih bukan hanya bisa menyembelih, tapi juga harus cerdas melihat kondisi hewan dan para panitia yang ikut terlibat dalam penyembelihan. Jangan sampai ketika disembelih kaki sapi ngedupak muka penyembelih. Hal ini sungguh mengerikan.
Penulis tidak berani dengan model pengikatan model yang sedang trending dewasa ini. Penulis lebih cenderung model pengikatan seperti yang dilakukan orang tua dahulu. Berdasarkan pengalaman penulis ada beberapa langkah-langkah proses menjatuhkan hewan yaitu;
1. Ikat hewan di pohon atau tiang yang kuat.
2. Tambah seutas dadung yang kuat untuk mengikat tanduk dan rahangnya.
3. Sediakan dua dadung yang panjang kira-kira 5 meter
4. Satu dadung untuk mengikat kaki kiri depan, lalu sodorkan dari bawah kearah badan kanan, selanjutnya tarik ke atas mengarah ke badan sebelah kiri.
5. Dadung kedua untuk mengikat kaki kiri belakang.
Cara menjatuhkan hewan:
Dadung yang mengikat kaki kiri tarik ke sebelah kiri dan dadung kaki kiri belakang tarik dari arah kanan hewan. Andaikan ada yang menarik buntut usahakan menarik ke sebelah kiri. Dengan satu komando boleh hitungan 1 s.d 3 langsung secara bersamaan ditarik. Otomatis hewan itu jatuh. Untuk keamanan boleh diikat semua kaki. Jika aman cukup kaki kanan depan diikat agar tidak menggangu.
Sebelum disembelih ada satu orang yang memegang tanduk dan satu orang menarik klemeran yang ada pada leher sapi. Jika sudah siap semua baru penyembelih menggorok lehernya hingga diyakini 4 urat terputus ( 2 urat nadi kanan dan kiri, 1 urat tenggorokan, dan 1 urat kerongkongan). Jika ada salah satu yang belum putus, hewan itu akan lama matinya. Bahkan bisa berdiri dan berjalan.
Usahakan yang menarik kaki kiri depan jangan sampai kendur atau dilepas, khawatir hewan akan bangun. Sebenarnya kuncinya ada di kaki kiri.
Peringatan untuk penyembelih, jangan memutus leher sebelum benar-benar hewan itu mati atau hewan itu masih bergerak. Jika sudah tidak ada gerakan silahkan pisahkan kepala dari badan. Jangan memutus urat nadi yang ada di kaki agar hewan cepat mati. Usahakan hewan itu mati karena kehabisan darah. Karena makruh hukumnya memutus kepala di mana hewan itu masih bergerak.
Jangan mengangkat golok sebelum putus ke 4 uratnya. Golok harus tajam agar proses penyembelihan dilakukan dengan cepat.
Sekedar tahu: Hewan yang meronta-rota dengan bebas tanpa diikat semua kakinya setelah disembelih itu lebih bagus, Karena setiap hentakannya akan memompa darah cepat keluar, semakin bebas dan kuat hentakan semakin banyak keluar darah dan akan cepat mati. Jika sulit meronta karena semua diikat ,bahkan ditambah dengan kayu atau bambu. Darah tidak banyak keluar hingga mengendap di daging. Maka itu, daging cepat membusuk.
Demikian pengalaman penulis baik lewat membaca dan mempraktikkan bertahun-tahun. Alhamdulillah, aman dan terkendali. Pernah suatu hari ada teman guru baru mencoba mempraktikkan metode baru, tapi gagal. Akhirnya penulis turun tangan dengan menggunakan metode lama. Tidak perlu bertele-tele langsung jatuh. Itulah pengalaman terkadang lebih baik, dari hanya sekedar mengetahui teori.
Komentar
Posting Komentar