4 Tahun Sudah GBS Menyerangku
4 Tahun Sudah GBS Menyerangku
#CatatanhariangurubloggerMadrasah
Tepatnya tanggal 18 Juli 2018, 4 tahun yang lalu aku tumbang tak berdaya. Seluruh syarafku mati tak berpungsi. Tak satupun otot tubuhku berpungsi sehingga tidak ada yang bisa digerakkan. Tubuh yang tinggi kekar hanya dengan hitungan menit tumbang tak bergerak sama sekali.
Napas harus dibantu oksigen dan leherpun dibolong. Tak seketes air yang bisa masuk melalui tenggorokan. Tubuh membujur kaku bak mayat hidup. Hanya yang tersisah apa yang ada di kepala, itupun syaraf muka tertarik begitu pula lidah memendek hingga suara hilang.
Hilang semua angan-angan dan harapan. Tidak ada lagi yang bisa dikerjakan, hanya menunggu kapan kematian datang. Aku hanya pasrah pada ketentuan takdir Tuhan.
Seluruh hidupku bergantung pada bantuan orang, karena tubuhku tak satupun bisa digerakkan. Setelah 1 tahun 6 bulan mulai ada tanda-tanda kemajuan.
Masa cuti sudah diambang akhir, aku harus bangkit dari ketidakberdayaan, aku harus bisa beraktivitas, minimal aku sudah bisa duduk di kursi roda dan mengaktifkan laptop. Alhamdulillah, suara sudah mulai ada walau terkadang masih samar.
Aku harus kerja, karena anak-anakku masih butuh biaya untuk melanjutkan pendidikan. Aku harus kuat, tegar, tabah, dan sabar. Aku tidak perlu malu dengan kondisi yang ada sekarang ini, yang kupikirkan bagaimana caranya agar aku bisa menyampaikan pelajaran kepada anak-anak didikku. Aku yakin Tuhan akan memudahkan jalan.
Segala kebutuhan kerja aku berusaha untuk menyiapkan sendiri, walau terkadang aku berharap bantuan sekolah untuk menyediakan.
Januari 2020 aku kembali mengajar dengan segala keterbatasan. Dengan tubuh yang masih kurus dan wajah yang kelihatan pucat aku datang. Alhamdulillah, kebetulan aku bisa menggunakan laptop dan alat elektronik lainnya untuk menyampaikan materi. Sehingga tidak ada kendala walau masih dalam keterbatasan.
Baru saja 2 bulan mengajar, tiba-tiba pandemi corona datang, sehingga semua aktivitas belajar mengajar melalui daring. Bagiku mungkin ini sebagai anugerah Tuhan, Karena aku bisa banyak istirahat di rumah. Lumayan hampir 1 tahun 8 bulan proses belajar mengajar lewat daring (PJJ) Cukup memberikan materi lewat video dan siswa mempelajari dari rumah.
Kebetulan sebelum aku kembali mengajar aku sudah mempersiapkan materi ajar dengan slide powerpoint dan video pembelajaran dengan menggunakan suara istriku.
Banyak waktu luang kumanfaatkan untuk menulis apa yang aku bisa dan kuasai. Di samping itu juga mengikuti pelatihan-pelatihan menulis melalui daring. Dari hasil pelatihan tentunya banyak menambah wawasan dalam tulis menulis. Hingga kini sudah mempunyai buku 10 buah ber -ISBN dan 2 buah sedang proses ISBN.
Bukan hanya menulis saja, aku pun ikut pelatihan membuat desain cover buku. Alhamdulillah, kini aku bisa membuat cover sendiri dan bahkan bisa membantu teman-teman membuat cover buku.
Aku pun berusaha mempelajari teknik membuat layout buku. Hingga kini aku bisa menulis, layout buku, dan membuat cover buku.
Itulah hasil memanfaatkan waktu luang untuk belajar, belajar, dan belajar. Walau dalam kondisi serba keterbatasan.
Keterbatasan bukan dijadikan sebuah alasan untuk tidak berkarya. Justru dengan keterbatasan kita berusaha untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa keterbatasan masih bisa berkarya.
Setidaknya apa yang aku lakukan bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk berkarya.
Salam literasi
Ya Allah cing atho
BalasHapusMau sepuluh kalo baca masih tetap memberi kesan haru biru,
Contoh nyata seorang penulis yang mengalahkan ujian sakit.
Tidak menyerah dengan keterbatasan bahkan melambungkan loncatan yang tinggi.
Padahal orang sehat saja belum tentu mampu.
Ini suri tauladan, motivasi dan tamparan yang membuat malu bagi yang sehat. Namun juga pendorong semngat bagi kami
Terimakasih cing atho .sudah mau berbagi
BalasHapusTerima kasih bunda sudah mampir.
HapusLuar biasa Produktif CingAto. Slmt menginspirasi
BalasHapusTerima kasih cak.
HapusMantap dan cing semoga sembuh dan kembali kerja dengan suasana normal cing pun normal lagi seperti semula ,dan banyak ilmu yang cing Harto berikan kepada bapak guru yang ikut belajar menulis Se Indonesia ini .
BalasHapusTermasuk saya ,MB 21 dan banyak belajar dari Cing harto ,terima kasih cing semoga ilmu dan semangat yang menjadikan belajar dengan giatπππ€²π
BalasHapusTerima kasih pak udah mampir π
HapusSubhanallah..., Semangat yg luar bias menjadikan contoh buatku, semoga Cing cepat sembuh.
BalasHapus