Pelatihan Media Guru
Pelatihan Media Guru
#part 6
Rasa ingin tahu dan terus belajar tidak menyurutkan semangat untuk mencari ilmu tentang menulis. Penulis pun terus melihat-melihat postingan di Instagram dan Facebook. Ketika men-scroll Facebook mata penulis terpikat melihat postingan pelatihan dari komunitas guru SMK di daerah Cipanas Jabar bekerja sama dengan Media Guru. Waktu itu Media Guru belum terdengar genderangnya dan masih banyak guru yang belum mengetahuinya. Terutama di lingkungan kerja penulis.
Tidak membuang kesempatan yang ada penulis langsung mendaftar. Padahal penulis tidak mengetahui lokasi di mana diselenggarakannya pelatihan menulis itu. Penulis optimis saja, pasti nanti juga ketemu lokasinya. Tanya saja kondektur atau supir yang menuju atau melewati lokasi pelatihan itu. Pasti mereka mengetahuinya, karena lokasinya di jalan raya yang bus itu lalui.
Ketika hari pelaksanaan tiba, penulis pamitan kepada istri untuk mengikuti pelatihan. Penulis langsung naik mobil yang menuju arah terminal Pulo Gadung Jakarta Timur. Sesampai di Pulo Gadung penulis mencari bus tujuan daerah Cipanas. Penulis langsung naik dan ngobrol dengan supir lalu pinta diturunkan di lokasi yang penulis tuju.
Setelah kursi terisi penuh oleh para penumpang, berangkatlah bus menuju tujuan. Ketika sampai di pertengahan jalan supir mendapatkan informasi bahwa daerah puncak Bogor yang akan dilalui bus itu macat total. Bus pun di arahkan ke jalan alternatif melewati perkampungan. Otomatis bus tidak akan melewati lokasi yang penulis tuju.
Hati penulis sedikit galau, tapi penulis tidak putus asa. Penulis bertanya dengan penupang sebelah tentang lokasi yang penulis tuju. Alhamdulillah, penumpang itu mengetahui. Penulis pun tenang dan turun bersama beliau. Bersama beliau penulis ditunjukkan bus kecil yang melewati vila tempat pelatihan.
Penulis naik mobil, tak disangka di dalam mobil itu juga ada peserta lain yang menuju vila yang sama. Padahal dari terminal penulis sudah melihat beliau, tapi karena memang belum kenal. Jadi tidak saling tegur.
Sesampai di vila penulis dan teman langsung ke bagian resepsionis untuk mendaftar ulang sekaligus meminta kunci kamar untuk penulis tempati selama pelatihan.
Sambil berjalan menuju kamar, penulis melihat sudah banyak peserta yang sudah datang dan sedang menemui panitia di depan aula tempat pelatihan. Penulis pun menghampiri. Tiba-tiba ada seorang peserta memanggil penulis dengan sebutan presiden/ Cing Ato. Sepertinya penulis kenal, beliau Ibu Nuraini teman ketika pelatihan di KSGN tahun yang lalu. Ternyata bukan ibu Nuraini, tapi ada teman yang lain ibu Erni. Jadi seperti reunian para literat.
Penulis mendapatkan teman sekamar dari suku Sunda semua, kebetulan pelatihan dilaksanakan di daerah yang berbahasa Sunda. Sebenarnya penulis senang dengan bahasa Sunda, tapi karena penulis tidak bisa ya, sudah. Jika mereka sedang ngobrol, penulis hanya membisu seribu bahasa dan terkadang penulis keluar saja. Hahaha...
Pelatihan bersifat umum saja, hanya mengulas seputar kesalahan dalam menulis. Kalau tidak pernah menulis ya, sedikit bingung juga si. Karena penulis pernah mengikuti pelatihan menulis sebelumnya, penulis tidak terlalu buta sekali.
Pada dasarnya penulis mengikuti pelatihan di samping menimba ilmu pengetahuan tentang menulis, ada yang tidak kalah pentingnya, yaitu mencari patner yang bisa memberikan jalan untuk mempermudah menerbitkan buku atau bahasa kerennya Net working kalau tidak salah.
Net working sangat dibutuhkan dalam hidup ini. Untuk mewujudkan kesuksesan kita butuh patner kerja, setidaknya bisa mempermudah dalam menuju ke suksesan. Sebenarnya bisa si kita berusaha sendiri, tetapi terkadang banyak kendala dan butuh waktu yang lama.
Dari tanggal 27 s.d. 29 Desember 2017 pelatihan itu diselenggarakan. Tiga hari dua malam pelatihan itu diselenggarakan. Banyak kenangan yang penulis dapatkan. Penulis peserta dari madrasah sementara yang lain guru dari Disnas. Tapi penulis tidak sendirian, ternyata ada juga guru madrasah dari berbagai daerah.
Setelah selesai acara ada tugas yang harus diselesaikan, yaitu menulis draf buku sampai jadi dan diberi waktu selama dua bulan. Alhamdulillah, penulis selesai menulis draf buku perdana dengan judul sedikit nyeleneh. "Terpaksa Tuhan Kutantang" ketika kusodorkan kepada mas Eko Prasetyo salah satu Narasumber. Beliau menyatakan bagus. Namun ketika covernya jadi dan penulis share ke Facebook menimbulkan pro kontra, penulis menghargai semua pendapat, karena masing -masing mempunyai penafsiran berbeda.
Tiba-tiba seorang editor-- atas saran ceo Media Guru pak M. Ihsan-- menghubungi penulis agar merubah judul. Editor juga memberikan alternatif judul, tapi penulis mempunyai judul tersendiri, yaitu:"Mengejar Azan"
Jadilah buku Mengajar Azan buku solo perdana yang penulis terbitkan. Buku yang berisi tentang kisah perjalanan menuntut ilmu hingga menjadi seorang ASN.
Hal ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi penulis, karena bisa membuat buku. Yang sebelumnya tidak bisa merangkai kata, sampai bisa merangkai kata menjadi sebuah buku.
Komentar
Posting Komentar