Pelatihan KSGN
Pelatihan KSGN
Part 4
#MenulisDikalaSakit
Setelah mengikuti pelatihan jurnalistik di Islamic centre Jakarta. Penulis mencari terus pelatihan menulis di media sosial seperti Facebook dan Instagram. Alhamdulillah, bertemulah salah satu postingan di Facebook. Pelatihan tersebut dimotori oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN). Waktu itu pelatihan tentang pembuatan karya tulis ilmiah, yaitu penelitian tindakan kelas ( PTK).
Banyak sekali pesertanya, sampai-sampai aula wisma UNJ tidak bisa menampung. Kebetulan hanya dipungut biaya Rp. 50.000,- setiap peserta. Setidaknya dari pelatihan itu ada sedikit banyak gambaran teknik membuat PTK.
Selanjutnya pada akhir tahun 2016, penulis ikut pelatihan kembali di KSGN. Kali ini cukup lama waktu pelatihan dan harus menginap di Wisma Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Tiga hari dua malam penulis mengikuti kegiatan pelatihan. Pelatihan di mulai sejak jam 08.00 - 22.00. Banyak materi yang di sampaikan. Bukan hanya materi menulis. Tapi juga ilmu yang lainya, seperti public speaking, Hipnoterapi, coaching, dan lain- lainnya.
Setelah pemaparan dari Narasumber, masing-masing peserta pelatihan diminta untuk menulis sesuatu yang peserta bisa tulis. Penulis sedikit bingung hendak menulis apa dan bagaimana cara menulisnya. Akhirnya penulis menulis perjalanan penulis dari awal mencari pelatihan sampai ke tempat pelatihan. Dengan bahasa yang penulis bisa.
Hasilnya dikumpulkan oleh panitia, lalu narasumber memilah-milah mana tulisan yang menurut Narasumber yang terbaik. Akhirnya empat yang terpilih. Narasumber mengumumkan satu persatu. Penulis tidak terlalu berharap akan terpilih, mengingat yang ditulis tidak sebaik teman-teman peserta lainnya.
Penulis santai saja sambil mendengarkan narasumber menyebut satu persatu nama penulis. Setiap Narasumber menyebut nama para penulis terbaik, peserta pelatihan memberikan tepuk tangan. Penulis juga ikutan memberikan tepuk tangan. Tiba-tiba penulis kaget di antara yang disebut ada nama penulis. Wow amazing!...Masa iya, tulisan penulis dapat nominasi. Antara percaya dan tidak percaya penulis agak sedikit bengong.
Akhirnya peserta yang disebut namanya maju ke depan dan mendapatkan hadiah kenang-kenangan dari panitia. Penulis masih sedikit ingat nama dua orang teman itu, yaitu ibu Nuraini seorang pengawas dari Cianjur Jabar, beliau sekarang sudah hebat menjadi narasumber tingkat nasional di Komunitas Media Guru. Dan satu lagi Ibu Tuti..., Beliau adalah salah guru berprestasi tingkat nasional. Kebetulan kedua teman ini duduknya berdampingan dengan penulis. Sementara yang satu lagi penulis lupa.
Dari pelatihan ini saya mengenal ibu Erni seorang penulis diberbagai media dan juga bapak Omay Komarudin seorang ustaz di ponpes Tasik Malaya. Sementara narasumber yang cukup saya kenal di antara nya, yaitu: Pak Wijaya Kusumah (Om Jay), pak Namin AB Ibnu Sholihin, pak Dedi Dwitagama, pak ustaz Awang, dan pak Sudarma.
Di akhir pelatihan setiap peserta diperintahkan menulis sebuah artikel sebanyak 800 -1500 karakter/kata. Artikel dikumpulkan lalu dijilid menjadi sebuah buku antologi sebagai kenangan-kenangan. Buku tersebut berjudul "Bukan Guru Biasa"
Bukan Guru Biasa merupakan karya perdana menulis di sebuah buku antologi. Dari sinilah muncul karya-karya solo penulis. Berawal dari tidak bisa lalu belajar menjadi luar biasa.
Berlajut ke part 5
Salam literasi
Komentar
Posting Komentar