Om Jay Vicol Penulis

Om Jay Vicol Penulis

Part 9
#Menulisdisaatsakit

Setelah pak Sulis salah satu narasumber menghubungi penulis, beliau langsung menghubungi Om Jay. Beliau mengabarkan bahwa salah satu peserta pelatihan yang bernama Suharto sedang sakit parah. Beliau mengetahui dari tulisan yang di-posting di Facebook. 

Om Jay langsung menghubungi penulis lewat vicol. Beliau pun terharu melihat kondisi penulis. Tetapi beliau angkat jempol kepada penulis, Karena masih sempat-sempatnya menulis padahal dalam kondisi tak berdaya. Jangankan untuk berdiri, untuk berlama-lama duduk saja sulit sekali.

Terakhir beliau mengajak penulis untuk mengikuti pelatihan menulis gelombang delapan lewat daring melalui WhatsApp. Penulis mengiyakan dan hampir setiap ada jadwal pelatihan penulis ikuti sebatas kemampuan. 

Sambil berbaring dan smartphone digantung di jari jempol, kalau pegal dipindahkan ke jari telunjuk. Dengan siku tangan beralaskan batal yang menempel di atas dada. Jika siku pegal penulis luruskan sebentar, jika pegalnya sudah hilang baru sikunya penulis tekuk lagi.

Terkadang jika sedang pusing atau lelah penulis tidak mengikuti sampai habis. Bagusnya pelatihan lewat WhatsApp sehingga materinya bisa dilacak dan dibaca . 

Keesokkan harinya baru penulis copy di aplikasi catatan. Setelah penulis rapihkan baru penulis pindahkan ke blog agar tidak hilang. Sebenarnya para peserta pelatihan berkewajiban untuk menyetor resume setiap selesai narasumber memberikan pelatihan.

Saya terkadang menyetor terkadang tidak, karena kondisi tidak memungkinkan. Tapi semua materi penulis simpan dan pada saatnya penulis himpun dalam sebuah buku.

Sayang penulis tidak menyetor keseluruhan resume sehingga dinyatakan tidak lulus. Biarlah tidak lulus yang terpenting ilmunya penulis sudah dapatkan. Maklum sedang serba keterbatasan.

Dari pelatihan ini banyak ilmu yang penulis dapatkan, sehingga menambah eloknya sebuah tulisan. Tulisan menjadi seperti bernyawa dan mengajak para pembaca masuk dalam cerita. Bahkan, terkadang tanpa disengaja bulir-bulir air mata mengalir deras tak terelakkan.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam tulisan-tulisan sederhana yang penulis tulis. Di antaranya, bagaimana pembaca diajak untuk menyikapi sebuah ujian, terus apa yang harus dilakukan oleh orang pesakitan, apa yang harus dilakukan keluarga terdekat seperti, istri dan anak. Bagaimana peran keluarga, teman, tetangga, murid terhadap orang pesakitan.

Memang tulisan tidak hanya sekedar menulis, setidaknya jadikan tulisan itu punya ruh. Hidup dan bisa menghidupkan.

Alhamdulillah, berkat seorang sahabat sekaligus guru ilmu menulis semakin bertambah. Terima kasih Om Jay.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melangitkan Doa

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan