Mematri Jejak Rekam
Mematri Jejak Rekam
09 Juni 2022
Cing Ato
Guru blogger Madrasah
Teacher MTsN 5 Jakarta
Ketika melihat dan mendengarkan pemaparan Dr. Wijaya Kusumah, S.Pd., M. Pd. Pada sidang terbuka Desertasinya. Ada hal yang menarik perhatian saya. Om doktor menjelaskan bahwa ada seorang dosen yang aktif menulis di blog. Tulisannya abadi walau penulisnya sudah tiada, bahkan ada salah satu tulisannya dikunjungi sampai dua juta pembaca. Sungguh luar biasa andai saja itu tulisan tentang kebaikan penulis akan mendapatkan cucuran pahala. Itu yang disebut dengan amal jariah.
Untuk melacak tulisan yang penulis tulis di medsos akan bisa dilacak lewat google cukup tulis judul artikel, nama, atau branding-nya.
Ketika seseorang aktif dalam percaturan dunia maya, maka jejak rekamnya akan terpatri walau mereka sudah tiada. Jejak rekam itu akan terlihat dan terbaca oleh orang yang datang belakangan atau generasi berikutnya.
Apa yang di share di dunia maya atau medsos baik itu tentang kebaikan, kejahatan, nyinyiran, dan lainnya. Semua akan terlacak oleh semua orang. Bahkan oleh keturunannya. Maka itu, butuh kehati-hatian dalam berselancar di dunia maya. Setidaknya jangan meninggalkan jejak yang merugikan diri dan keturunan.
Melihat dan mendengar dari pemaparan Om doktor, penulis mencoba melacak artikel tulisan, dan nama Suharto Pengarang YPTD. Eh, muncul tulisan-tulisan yang penulis tulis di web YPTB. Hal ini mensupport penulis untuk selalu menulis di medsos. Siapa tahu ada yang bermanfaat untuk orang banyak.
Begitu juga pungsi tagar yang sering dibuat oleh penulis di atas atau di bawah tulisan, ternyata itu juga untuk melacak atau melihat tulisan-tulisan lainya yang ada di medsos.
Nah, sekarang sudahkah Anda mematri atau meninggalkan jejak terbaik di medsos? Kalau belum ayo mulai menulis, jangan sampai kita baru menulis setelah waktu sudah tidak ada.
Mulailah menulis satu kalimat, dua kalimat, tiga kalimat dan seterusnya menjadi satu paragraf. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula tulisan semakin trampil. Pada akhirnya menjadi sebuah karya yang pantastis.
Dengan menulis kita akan meninggalkan sejarah dan bagaikan hidup selama-lamanya. Semakin banyak kita menebar ilmu pengetahuan lewat tulisan, maka akan menjadi ladang amal jariah ketika telah tiada.
Salam literasi
Cing Ato
Guru blogger Madrasah
Komentar
Posting Komentar