Kebuntuan Menulis

Kebuntuan menulis

Sebenarnya penulis sudah pernah menulis, ketika menjadi wakil kurikulum di madrasah. Satu tahun menjabat banyak ditemukan kesalahan guru dalam menulis Administrasi guru. Ada yang menulis asal jadi, ada yang copy paste tanpa koreksi, dan yang memang belum bisa. 

Dari observasi ini, penulis ada keinginan untuk membuat semacam buku panduan administrasi untuk guru sebagai pijakan untuk membuat administrasi guru. 

Mulailah penulis menulis helai-demi helai sehingga mencapai hampir 50 halaman. Untuk memperkuat isi buku penulis banyak membeli buku sebagai referensi. Disamping juga penulis sedikit banyak menguasai cara membuat buku administrasi guru.

Kebetulan penulis sering ikut pelatihan mewakili madrasah disamping juga penulis sebagai anggota pengembang kurikulum madrasah DKI.

Sejak menjadi guru, penulis selalu membuat buku administrasi guru dalam hal ini administrasi pembelajaran. Mulai menulis dengan menggunakan buku, diketik, hingga komputer. 

Penulis mendapatkan kesulitan dalam menghubungkan satu tulisan ke tulisan yang lain, sehingga terjadi kebuntuan dalam menulis. Terpaksa menulis buku panduan administrasi guru dihentikan. Di samping itu juga jabatan wakil kurikulum yang penulis pegang beralih kepada teman kerja, ditambah penulis meneruskan kuliah strata 2. Sehingga penulisan pun tidak diteruskan.

Waktu terus berganti musimpun berubah, seiring itu pula kurikulum terus mengalami perubahan.

Tidak patah semangat penulis masih ada keinginan untuk menulis buku sebagai persyaratan kenaikan pangkat. Maklum regulasi kenaikan pangkat berubah. Dahulu kenaikan pangkat sangat mudah tidak banyak persyaratan. Setiap dua tahun sekali secara otomatis pangkat naik. Kini waktunya bertambah menjadi empat tahun dan dengan seabrek persyaratan lain. 

Tuntutan terhadap guru terlalu banyak daripada pegawai di luar guru. Guru di samping melaksanakan tugas pokok juga harus berjibaku dengan pekerjaan yang lain guna memenuhi persyaratan kenaikan pangkat. Karena terlalu banyak persyaratan banyak guru yang tidak pernah atau terlambat kenaikan pangkat. Ada juga yang fokus kepada kenaikan pangkat, tetapi tugas pokok terabaikan. Ada juga guru yang sibuk mengajar hingga lupa kenaikan pangkat.

Menulis bagi guru sebuah keharusan. Baik yang bersifat karya ilmiah seperti penelitian tindakan kelas (PTK), jurnal, dan lainnya. Dan karya tulis lainnya. Dari sinilah penulis berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar menulis.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana