70 Tahun Thamrin Dahlan

70 Tahun Thamrin Dahlan

Oleh: Suharto
Pengarang YPTD

Ketika saya membuka Facebook ada postingan pak H. Thamrin Dahlan. Kebetulan saya bertemanan dengan beliau, sehingga apa yang di-posting beliau bisa saya lihat. Terkadang saya klik tanda jempol dan terkadang saya berikan komentar.

Tiba-tiba pak Haji nge-share postingan lewat WhatsApp dan mengajak menulis tentang 70 tahun Thamrin Dahlan. Saya bingung menulis tentang pak Haji, karena saya tidak banyak tahu tentang sepak terjang dalam kehidupan pak Haji.

Saya baru kenal dua tahun yang lalu, ketika saya bergabung dengan group menulis YPTD dan menulis di websitenya. Ketika saya bergabung di group WhatsApp beliau menyapa dengan ramah sekali. Dan mengajak saya untuk menulis di websitenya. 

Dengan sedikit minder saya berusaha menulis apa yang saya bisa. Beberapa tulisan sederhana saya telah meramaikan webset YPTD. Sehingga dapat branding "Suharto pengarang YPTD." Cukup tulis di google, maka terpampanglah deretan tulisan-tulisan saya. 

Saya sadar bahwa diwebsite YPTD banyak penulis-penulis handal. Tapi, saya cuek saja.   Tulisan mereka bagus, karena mereka sudah menulis puluhan tahun, wajar kalau tulisan mereka bagus. Tulisan itu bagus bukan karena ditentukan oleh gelar akademik, tetapi karena rajin menulis.

Saya termasuk orang yang terinspirasi dan termotivasi dengan pak H. Thamrin Dahlan. Saya salut dengan beliau. Seorang pensiunan polisi kok tertarik dengan dunia tulis-menulis ditambah dengan usia beliau yang sudah sepuh, beliau masih aktif, kreatif, dan menggerakkan.

Beliau sering mengajak saya secara pribadi untuk menerbitkan buku gratis. Hari gini masih ada yang gratis. Di saat orang di luaran sana sedang gencar-gencarnya menumpuk pundi-pundi emas dengan berbagai cara baik halal atau haram. Eh, ini gratis. 

Sebenarnya kalau sudah pensiun tinggal menikmati masa pensiun dengan berleha-leha, tapi berbeda dengan pak H. Thamrin Dahlan justru di masa pensiun dia terus berkarya lagi menggerakkan. Apa si untungnya mewadahi para penulis? Kalau dilihat secara ekonomi sulit untuk kaya, apalagi ini gratis.

Ya, memang segala sesuatu tidak harus diukur dengan untung dan rugi. Apalagi bagi mereka yang mengajak kepada kebaikan. Semuanya pasti untung dan mempunyai kepuasan tersendiri. Niat baik itulah yang menjadi landasan pak H. Thamrin Dahlan terus bergerak.

Saya hanya seorang penulis pemula, tetapi pak H. Thamrin Dahlan selalu bersilaturahmi dan menyapa saya yang umurnya terpaut jauh dengan beliau. Sungguh luar biasa, coba beliau sering meng-share tulisan secara pribadi kepada saya. Kalau dilihat siapalah saya.

Suatu saat beliau menghubungi saya minta dibuatkan player untuk bedah buku YPTD. Tadinya saya menolak takut tidak bisa. Tapi beliau meyakini saya bahwa saya pasti bisa. Kebetulan saya sering memposting karya desainer buku ke medsos sehingga beliau percaya kepada saya. Apalagi dapat recommended dari guru saya pak Ajinatha. Tentunya beliau semakin percaya bahwa saya bisa.

Saya bisa melihat dan mendengar pak H. Thamrin Dahlan lewat medsos selebihnya belum. Ya, karena keterbatasan saya sebagai penyintas GBS. Tapi saya cukup bersyukur bisa bertemu dengan sosok penggerak yang sudah tidak muda lagi.

Saya hanya berharap semoga segala usaha mengajak orang banyak untuk menulis tentang kebaikan Tuhan jadikan sebagai ladang amal jariah beliau. Aamiin...

Dirgahayu ke-70 tahun pak H. Thamrin Dahlan. Semoga disisah-sisah umur terus berkarya dan menggerakkan.

Saya Suharto (Cing Ato) mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuannya menerbitkan karya tulis saya. Semoga YPTD terus maju dan berjaya.

Salam literasi
Cakung, 18 Juni 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana