Pesantren Kilat

Pesantren Kilat
21 April 2022

#Catatan Harian Sang Guru

Ramadan tiba membuat suasana berubah, begitu juga dunia pendidikan ikut berubah. Suasana Ramadan membuat pendidikan lebih religius daripada bulan-bulan lainnya.

Kegiatan keagamaan lebih ditingkatkan, berbagai kegiatan dilakukan untuk mengisi bulan suci Ramadan. Baik sekolah umum maupun Madrasah tidak ketinggalan untuk melaksanakan kegiatan Ramadan atau yang lebih dikenal dengan istilah PESANTREN KILAT.

Entah kapan istilah Pesantren Kilat muncul kepermukaan. Tak perlu dipermasalahkan, yang jelas pesantren kilat diadakan bertujuan baik, untuk memahami dan mempraktikkan nilai-nilai keislaman, sehingga diharapkan setelah kegiatan peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

MTsN 5 Jakarta, sebagai sebuah lembaga pendidikan umum bercirikan keislaman. Hampir setiap bulan Ramadan selalu mengadakan acara Ramadanan. Sebenarnya madrasah tidak perlu menunggu bulan Ramadan baru melakukan kegiatan keislaman. Hampir setiap hari sudah menerapkan kegiatan keislaman. Sejak masuk peserta didik sudah terbiasa tadarus Al-Qur'an, murajaah hafalan Juz 29 bahkan ada juga kegiatan khusus target menghafal 5 juz, salat Duha, sedekah mingguan, salat Zuhur berjamaah, salat Jumat di masjid madrasah, Zikir dan doa secara bersamaan dipimpin oleh siswa. 

Pada tanggal 18-21 April 2022 MTsN 5 Jakarta mengadakan kegiatan Ramadan. Pada kali ini kegiatan lebih difokuskan kepada pemahaman tentang materi keislaman, pengumpulan infak dan sedekah, salat Duha, dan ditutup dengan santunan yatim-piatu. 

Pada kesempatan ini pula ada juga kegiatan Musabaqoh Hifzil Qur'an dan munaqosah Hifzil Qur'an. Kegiatan ini bagus sekali. Namun, pengaturan waktu pelaksanaan perlu dipikirkan untuk ke depannya, jangan sampai bentrok dengan kegiatan lainnya.

Sebenarnya pesantren Ramadan lebih tepat untuk sekolah umum, karena pembelajaran agama Islam hanya 2 jam dalam seminggu, sementara di madrasah 8 jam. Secara kuantitas tentunya kala dengan madrasah, apalagi secara kualitas. Maka, itu pesantren kilat lebih tepat untuk sekolah umum.

Ilmu pengetahuan agama yang begitu luas tentunya tidak akan bisa hanya dipelajari dalam waktu kilat/singkat. Santri yang mondok di pesantren bertahun-tahun saja belum tentu memahami, apalagi yang kilat.
Namun, bagaimanapun kita harus mengapresiasi adanya pesantren kilat.

Sebaiknya kegiatan Ramadan di madrasah lebih menekankan kepada aspek psikomotorik atau praktik keagamaan daripada membahas materi yang sudah dibahas di dalam mata pelajaran. Atau juga pengenalan kitab-kitab berbahasa Arab yang ringan sejenis safinatun Najah, Babul Minan, Minhajut Thalibin, dan lain-lainnya, cukup guru yang baca dan menerjemahkan serta menjelaskan atau dikenal dengan sistim Bandongan. Ditambah pengenalan ilmu alat bahasa Arab dasar. 

Ini hanya sekedar contoh, mungkin ada yang lebih baik lagi.  Peserta didik diperkenalkan sesuatu yang baru dan belum ada di madrasah (MTsN 5 Jakarta). Setidaknya dari materi tersebut peserta didik di samping mengetahui kosa kata bahasa Arab, terjemahannya, dan pemahamannya.

Dewasa ini kegiatan Ramadan lebih terfokus kepada peserta didik, bagaimana dengan pendidik dan tenaga kependidikan? Seharusnya pendidik dan tenaga kependidikan juga ada kegiatan untuk memperdalam kegiatan keagamaan dengan memanggil para pakar. Karena tidak semua pendidik dan tenaga kependidikan paham tentang agama.Jadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan secara bersamaan belajar mengisi kegiatan Ramadan.

Salam literasi
Suharto
Guru Blogger Madrasah
Pegiat Literasi Madrasah
Teacher MTsN 5 Jakarta





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana