Botol Itu Mulai Terisi
Botol Itu Mulai Terisi
23 Januari 2022
#CatatanHarianSangGuru
Mendidik peserta didik butuh waktu, kesabaran, dan pantang menyerah. Mendidik tidak seperti menceplok telur atau bagai membalik telapak tangan. Mendidik peserta didik butuh proses yang lama tidak instan.
Di tengah keterbatasan aku mencoba untuk tidak mengurangi semangat untuk mendidik para peserta didikku.
Aku selalu ada di tempat sebelum mereka datang untuk mempersiapkan media pembelajaran. Maklum aku harus dibantu alat pengeras suara, karena suara belum maksimal disebabkan lidah masih pendek.
Akupun harus menggunakan laptop dan infokus agar memperjelas materi yang akan disampaikan.
Kini pekan ketiga dari bulan Januari proses kegiatan belajar tatap muka setelah pandemi Corona. Pekan pertama para peserta didik bagai botol kosong, ke madrasah tidak ada persiapan sama sekali. Jangankan untuk membaca, menyentuh buku pelajaran saja juga tidak.
Ini merupakan problematika pendidikan kita. Masih banyak kita temui peserta didik datang ke sekolah hanya sekedar datang, duduk, mendengar penjelasan guru, lalu pulang.
Membaca merupakan jembatan untuk mengetahui ilmu, tapi jarang ditemui para peserta didik untuk membaca buku pelajaran. Mereka lebih cenderung melihat gawai ketibang melihat buku.
Sudah malas membaca buku, diperburuk lagi dengan adanya gawai. Ya, sudah semakin hancur.
Kalau kata pak Anies Baswedan gubernur DKI Jakarta sebenarnya bukan malas membaca tapi lemahnya daya tahan membaca. Membaca yang pendek itu sering, buktinya setiap postingan di medsos dibaca, tetapi ketika kalimat itu sedikit panjang langsung dilewatkan.
Jangankan peserta didik, terkadang pendidik juga enggan untuk membaca. Ada si, tapi tidak banyak.
Pada pekan ketiga ini sudah mulai botol itu terisi. Terlihat dari peserta didik yang antusias menjelaskan materi pelajaran di depan kelas dan banyaknya peserta didik mengajukan pertanyaan.
Sebenarnya jika peserta didik mau meluangkan waktu untuk belajar di rumah dan memahami materi yang akan dibahas esok hari. Pasti mereka sudah memahami materi tersebut, andaikan tidak peserta sudah menggaris bawahi sesuatu yang tidak dipahami, sebagai bahan untuk pertanyaan kepada kelompok penyaji atau pendidik.
Pertama dan yang paling utama sebagai pendidik bukan menciptakan peserta didik itu pandai, tapi menciptakan peserta didik menjadi sang pembelajar.
Salam literasi.
Suharto
Guru Blogger Madrasah
Pegiat Literasi Madrasah
Guru pembelajar
Komentar
Posting Komentar