Silaturahmi
Bersilaturahmi
Setelah bakda subuh kaum muslimin mulai sibuk mempersiapkan penyambutan hari raya idul Fitri. Hari itu semua orang menyibukkan diri. Anak-anak sibuk memakai busana baru, suami sibuk perlengkapan salat, dan istri sibuk merapikan rumah dengan segala asoseris untuk penyambutan tamu yang akan bersilaturahmi ke rumahnya. Bahkan jauh sebelum hari raya banyak rumah-rumah dipermak sehingga terlihat indah.
Hari raya merupakan hari kemenangan bagi kaum muslimin yang berjuang selama satu bulan penuh melawan hafsu keduniawian. Seluruh harinya sepenuhnya diisi dengan berbagai aktivitas ibadah. Maka itu, ketika hari raya tiba nampak wajah-wajah penuh kebahagiaan. Berbeda dengan mereka yang tidak beribadah selama Ramadan, wajah mereka terlihat biasa-biasa saja. Tidak ada keistimewaan tersendiri bagi mereka. Wajah mereka penuh kehampaan. Tidak ada gairah untuk menyambut hari raya idul Fitri.
Sudah merupakan adat istiadat setelah salat idul Fitri, kaum muslimin saling berkunjung ke rumah tetangga dan kerabat, baik yang dekat maupun yang jauh. Acara tahunan ini merupakan momentum untuk saling bersilaturahmi. Saling memaafkan satu sama lainnya.
Sebenarnya Islam menganjurkan justru sebelum masuk Ramadan kita saling berkunjung saling meminta maaf agar memasuki bulan suci Ramadan kita sudah bersih urusan dengan orang lain. Sehingga ketika masuk Ramadan sudah tenang pikiran. Tinggal kita isi Ramadan dengan hati yang bersih lagi suci.
Ramadan bulan suci, maka itu yang bisa memasuki bulan suci Ramadan hanya mereka yang hatinya suci. Mereka yang masih kotor, sulit untuk khusu beribadah pada bulan suci Ramadan.
Silaturahmi pada momen kebahagiaan tidak salah juga. Terkadang orang kalau sudah bahagia, apa saja kita minta dikabulkan. Jangankan meminta, tidak meminta saja diberikan. Mungkin dengan kebahagiaan inilah para kaum muslimin, tidak membuang-buang waktu saling memaafkan satu sama lainnya.
Saling memaafkan merupakan sebuah keharusan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 133.
Firman Allah SWT:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)
Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. yaitu, orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema'afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4” (QS. Ali Imran [3] ayat 133).
Silaturahmi pada momen hari raya di samping menyambung tali persaudaraan, juga saling memaafkan.
Silaturahmi sangat bagus karena saling mempertemukan seluruh keluarga, sehingga seluruh keluarga saling mengenal satu sama lainnya. Sejak dahulu silaturahmi menjadi adat istiadat kaum muslimin di Indonesia. Namun, seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim. Seiring itu pula mulai sedikit bergeser. Kalau dahulu seluruh keluarga ikut, tapi sekarang sulit untuk sekali mengajak anak-anak. Mereka mempunyai kesibukan tersendiri, sehingga banyak di antara saudara kurang begitu akrab.
Orang tua harus kerja ekstra dan selalu mengingatkan kepada anak-anaknya betapa pentingnya bersilaturahmi.
Komentar
Posting Komentar