Tertukar Kuburan
Tertukar Kuburan
Hiduplah seorang anak muda di daerah pinggiran Jakarta. Berlatar belakang dari keluarga miskin, sehingga pendidikan kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Didukung dengan lingkungan yang tidak kondusif membuat beliau tumbuh menjadi pemuda kurang terdidik dan rusak akhlaknya. tidak ada pekerjaan yang menjanjikan baginya.
Jalan satu-satunya untuk bertahan hidup beliau menjadi preman jalanan. Sebagai seorang preman tidak lepas dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Minuman keras merupakan minuman paforitnya, main cewe adalah hobinya, memalak supir adalah mata pencariannya.
Jakarta merupakan sebuah ibu kota. Gemerlap ibu kota membuat silau para urban untuk datang mengundi nasib. Siapa tahu nasib baik hinggap pada dirinya. Tapi kebanyakan mereka tidak paham kondisi Jakarta. Hingga hanya bermodal nekad datang ke ibu kota tanpa persiapan. Ada si yang berhasil, tapi lebih banyak menderitanya daripada bahagianya.
Ya, salah satunya pemuda preman itu, anak dari seorang ayah yang nekad untuk bertarung melawan kerasnya kehidupan metro politan. Jakarta merupakan kota persaingan. Butuh lebih untuk bisa mencapai kesuksesan.jika tidak, siap saja menjadi pecundang lalu menjadi kelas pinggiran.
Hampir setiap ada mobil truk atau trailer selalu di-stop-nya lalu dimintakan uang. Jika tidak memberi, siap-siap saja supir akan dilukai atau dirusak kendaraannya.
Terkadang mencuri muatan kendaraan yang sedang melintas. Masyarakat mengetahui perbuatan mereka. Masyarakat tidak berani mencegah dan hanya melihat saja apa yang dilakukan preman.
Masyarakat lebih banyak mencari aman dan memikirkan diri sendiri. Karena mereka beranggapan, jika mencegah bisa berakibat parah bahkan bisa-bisa maut menghampiri.
Maka praktek semacam itu terus berlanjut dan bahkan terang-terangan. Rasa malu dan rasa takut sudah hilang dari diri preman.
Suatu hari ketika kelompok mereka sedang melakukan pencurian isi kendaraan. Ada seseorang yang menegurnya.
"Hai, maling...maling...maling...," Teriak pejalan kaki.
Mendengar teriakkan dari pejalan kaki salah satu rekan preman menghampiri pejalan kaki . Lalu memberikan bogem mentah ke wajahnya.
"Jangan ikut campur urusan orang. Nih, hadiah untukmu," ucap preman sambil melayangkan tinju ke wajah pejalan kaki.
Masyarakat sekitar tidak ada yang berani melerai. Hingga pejalan kaki pada bonyok dibuatnya.
Kegiatan itu terus berlangsung, kecuali jika ada aparat keamanan mereka tidak berani beroperasi.
Suatu ketika pemuda preman meninggal karena over dosis minuman keras. Tubuhnya ambruk ke tanah, kejang-kejang,dari mulutnya keluar cairan dan sedikit asap. Dalam hitungan menit tubuhnya sudah tidak bergerak alias mati.
Ramailah orang dibuatnya, orang tuanya pasrah atas kematian anaknya. Hanya sedikit malu karena anaknya meninggal dalan kondisi yang tidak baik.
Hanya kerabat dan tetangga dekatnya yang datang melayat. Jenazah setelah disalatkan dibawa ke pemakaman di wilayah timur Jakarta.
Pemakaman itu sangat luas dan berkelas. Ketika sampai ke pemakaman tidak ada satupun penggali kubur yang berada di tempat dan pihak keluarga tidak ada yang tahu di mana letak lubang jenazah.
Pada saat itu lubang makan ada dua, dan berbeda kelas. Karena bingung akhirnya ada berinisiatif sudah makamkan saja.
Jenazah pun dimakamkan. Usai dimakamkan para pengantar jenazah meninggalkan pemakaman. Ketika para pengantar sampai di tengah perjalanan pemakaman. Ada masuk iring-iringan jenazah lain untuk dimakamkan di pemakaman yang sama. Apa yang terjadi?
"Loh, kok. Makamnya sudah ada yang menempatkan," ucap keluarga jenazah sambil terheran.
"Mungkin salah kali," timpal yang lain.
"Tidak, ini buktinya. Saya tadi nungguin ketika sedang di gali. Setelah selesai saya pulang untuk menghabarkan bahwa makam sudah siap."
"Terus bagaimana?"
"Ya, gali dipindahkan, di sini agak mahal dari makam yang lain."
"Coba panggil itu rombongan pengantar jenazah yang barusan memakamkan jenazah, mungkin itu rombongannya,"
Salah satu dari mereka mengejar rombongan pengantar jenazah pemuda preman tadi.
Akhirnya rombongan kembali ke makam dan berdiskusi. Hasilnya, makam tetap dibongkar untuk dipindahkan.
Makampun dibongkar oleh pihak jenazah preman sementara pihak pengantar jenazah yang lain hanya melihat sambil berdiri.
Ketika penggalian sudah sampai dasar, maka papan penutup jenazah dibuka dari arah kepala. Tetiba apa yang terjadi? Penggali langsung melompat ketakutan.
"Astaghfirullah,.... astaghfirullah,.... astaghfirullah,... Nauzubillah min dzalik....serem...serem...serem." teriak penggali sambil naik dari lubang makam.
Gegerlah orang banyak dibuatnya. Karena rasa penasaran mereka semua ingin melihat apa yang terjadi di dalam kubur itu.
"Astaghfirullah,.... astaghfirullah.... astaghfirullah..... nauzubillah min dzalik....," Mereka beristigfar semua.
Mereka melihat jenazah preman itu mukanya hancur dan seluruh tubuhnya penuh dengan darah. Baru saja malaikat menyiksanya padahal pengantar jenazah belum keluar dari areal pemakaman.
Benar apa kata Nabi Muhammad SAW:"tuju langkah pengubur meninggalkan makan, maka datanglah malaikat Munkar dan Nakir."
Melihat peristiwa itu keluarga jenazah tidak jadi menguburkan di tempat tersebut.
"Sudah, tutup lagi makamnya. Kita pakai yang di sana saja," ucap keluarga jenazah yang belakangan.
Akhirnya jenazah preman tidak jadi dipindahkan dan langsung ditutup kembali. Sementara jenazah berikutnya dimakamkan di tempat yang seharusnya untuk jenazah preman.
Sejak kejadian itu banyak pengantar jenazah yang sadar dan bertaubat kepada Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar