Tulisan Mengikuti Takdirnya

Tulisan Mengikuti Takdirnya

Cin Ato

Penggiat Literasi Madrasah
MTsN 5 Jakarta


Sering penulis melihat dan membaca tulisan di medsos tentang tulisan mengikuti takdirnya.

Setiap tulisan yang ditulis para penulis memiliki genre yang berbeda-beda. Dan terkadang latar belakang pendidikan dan profesi yang digeluti, juga mempengaruhi gaya tulisan yang dihasilkan.

Tulisan-tulisan yang dihasilkan para penulis juga akan berjumpa dengan komunitas tersendiri atau punya pembaca tersendiri. Bagi penulis pemula, tulis saja sesuai dengan kemampuan dan penguasaan wawasan yang dimiliki. Biarkan saja tulisan yang kita hasilkan akan menemukan takdirnya, yang terpenting kita terus berlatih untuk menulis.

Dengan terus berlatih menulis, seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim, tulisan kita akan terus bergerak dari takdir yang satu ke takdir yang lain, atau dari komunitas yang satu berubah ke komunitas yang lain. 

Buya Hamka pernah berkata:"Menulislah dan Biarkan Tulisanmu Mengikuti Takdirnya."

Terkadang ketika kita menjadikan tulisan-tulisan menjadi sebuah buku, sebelumnya kita sudah merancang ke mana sasaran yang hendak kita bidik. Misal, kita akan menulis tentang kuliner. Biasanya pangsa pasarnya idektik dengan emak-emak, kenapa demikian? Karena kuliner identik dengan emak-emak. Mungkin ada golongan yang lain, tapi sifatnya terbatas. Artinya takdir tulisan kuliner adalah kaum wanita terutama kaum emak-emak.

Bagaimana kalau di medsos? Ya, tergantung tulisannya. Kalau tulisan romantis biasanya digandrungi kaum muda-mudi. Kalau tulisan berkaitan dengan rumah tangga, biasanya kaum emak-emak. Selebihnya gado-gado.

Tulisan yang disajikan di medsos tentunya banyak beragam gaya atau genre, bentuk, dan tema. Pembaca akan membaca sesuai dengan yang diminati, ada yang senang pendidikan, politik, kuliner, traveling, dan lainnya.

Aji Natha dalam sebuah artikelnya mengatakan, ada 4 hal yang menentukan takdir tulisan dan banyak diminati pembaca yaitu:

Pertama, masalah yang sedang aktual atau trending. Tulisan yang sedang buming menjadi daya tarik tersendiri, karena sedang hangat-hangatnya dibicarakan banyak orang, hingga banyak yang terusik rasa keingintahuannya terhadap masalah tersebut.

Kedua, bersifat informatif. Tulisan informatif juga banyak yang ingin mengetahui isi dari informasi tersebut secara utuh. Terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan informasi tersebut. Misal, informasi tentang covid-19 yang sangat dibutuhkan banyak orang.

Ketiga, Judul menarik dan tidak biasa. Judul menarik salah satu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk mengetahui seperti apa isi yang tersimpan dibalik judul tersebut. Atau sesuatu yang tidak lazim terlihat oleh pembaca. Misalnya, salah satu judul buku/ tulisan ustaz Yusuf Mansyur" Mencari Tuhan yang Hilang" masa si, Tuhan hilang. Setidaknya ini menjadi penasaran orang untuk membacanya.

Keempat, Menyajikan sesuatu yang baru. Tulisan yang bersifat baru mempunyai dari tarik bagi pembaca untuk menyelami isinya, karena pada dasarnya manusia senang pada sesuatu yang baru.

Saya mencoba menambahkan yang tidak kalah pentingnya juga, yaitu siapa yang menulisnya. Penulis yang sudah punya branding, biasanya setiap tulisannya selalu menyedot perhatian public, sekalipun tulisannya biasa-biasa saja. Bagi pembaca yang sudah tertarik dengan seseorang, maka mereka akan mengoleksi apa yang dimiliki oleh orang yang disenanginya. Begitu juga dengan dunia tulis-menulis. 

Jadi, setiap tulisan yang kita tulis akan menemukan atau memiliki komunitas pembaca tersendiri. Setidaknya ke lima hal di atas turut andil dalam menentukan takdir sebuah tulisan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana