Tip-Tip Trampil Menulis
Tip-Tip Trampil Menulis
Suharto
Penggiat Literasi Madrasah
# MenulisItuGampang
Ada yang mengatakan menulis itu tidak ada kaitannya dengan bakat. Menulis itu terwujud dari hasil pembentukan diri, dan butuh proses laksana membuat sebuah keris, kudu ditempa berkali-kali baru menghasilkan bentuk keris yang sempurna.
Menulis memang gampang-gampamg susah. Gampang bagi mereka yang terbiasa menulis, susah bagi mereka yang baru memulai untuk menulis. Menulis termasuk jenis keterampilan, sama dengan jenis keterampilan lainya. Untuk menjadi trampil butuh belajar dan latihan. Latihan pembiasaan menulis itu sebenarnya kunci menulis.
Seorang perenang sebelum pandai berenang, butuh belajar dan latihan berkesinambungan. Agar trampil berenang seorang perenang bukan saja menguasai teknik berenang, tapi harus mempraktikkan teori-teori berenang. Begitu juga dengan menulis, bukan saja harus menguasai materi dan teknik penulisan, tapi harus mempraktikkan dalam wujud tulisan.
Penulis yang belum trampil, pasti akan menemukan kesulitan dalam menulis, apalagi tulisan yang cukup panjang atau terlalu banyak teori yang harus dipahami.
Nah, terus bagaimana agar kita trampil menulis? Tentunya ada tip-tipnya. Asul Wiyanto dalam sebuah bukunya "Terampil Menulis Paragraf" menjelaskan bahwa untuk menguasai keterampilan menulis, setidaknya ada tiga tip.
Pertama, ada niat. Tanamkan niat yang kuat untuk menulis, sulit bagi kita untuk menulis jika tidak mempunyai tekad yang kuat. Apapun yang kita lakukan, jika tanpa niat akan sia-sia dan tanpa makna. Sebuah maqolah Arab mengatakan "Man Jadda Wa jadah" siapa yang niat bersungguh-sungguh pasti akan sukses. Setiap niat pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Seorang pemuda bertandang ke rumah seorang gadis pasti ada tujuan hendak dicapai, setidaknya mendapatkan cinta seorang gadis.
Begitu juga dalam menulis, pasti ada tujuan yang hendak dicapai oleh seorang penulis. Di antaranya: mendapatkan money, mempunyai buku, naik pangkat untuk pegawai, ingin terkenal, ingin menjadi narasumber, dan lain-lainnya.
Kedua, banyak belajar dan berlatih. Di atas sudah dijelaskan bahwa menulis itu sebuah keterampilan bukan bakat. Menulis itu identik dengan membaca. Penulis yang gemar membaca tulisannya semakin berisi dan tidak kering. Membaca merupakan nutrisi seorang penulis, semakin banyak nutrisi yang masuk, semakin renyah hasil tulisannya.
Membaca bukan hanya lewat tulisan-tulisan yang ada di buku, majalah, jurnal, dan lainnya yang bersifat sebuah tulisan, melainkan membaca secara makro kosmos, yaitu membaca alam dan seisinya. Semuanya merupakan sumber-sumber ide, dan jika dituangkan dalam buku, maka tidak kan pernah cukup buku untuk menampung. Maka itu, pandai-pandailah membaca.
Ketiga, jangan malu dan ragu untuk membaca tulisan yang sudah ada. Kita hidup tidak lepas dari peran orang lain, terkadang kesuksesan yang kita raih, sebagian akibat peran orang lain, baik kita sadar atau tidak. Seorang anak bisa mengucapkan kata-kata, karena meniru apa yang diucapkan orang tua nya atau orang yang ada disekitarnya. Begitu juga dengan menulis.
Menulis yang kita lakukan selama ini karena hasil memindahkan kata-kata orang lain atau orang yang terlebih dahulu menulis. Tulisan itu beranak pinak, berubah bentuk, dan terus berkembang. Semakin banyak orang menulis, maka semakin terus berkembang tulisan. Jadi pada dasarnya tulisan yang kita tulis hasil menjiplak dari tulisan sebelumnya, hanya saja konsepnya beda, tapi intinya sama. Maka itu, jangan sungkan untuk membaca tulisan yang sudah ada. Terkadang dari tulisan itu seorang penulis menemui ide untuk menulis dan juga untuk memperkuat tulisan.
Demikian tip-tip untuk menjadikan diri trampil dalam menulis. Setidaknya tiga tip tersebut sebagai representasi untuk mewakili trampil menulis. Tentunya tidak menutup kemungkinan masih banyak tip dari penulis lainnya.
Salam literasi
Komentar
Posting Komentar