Menulis Kebaikan Walau Satu Kalimat
Menulis Kebaikan Walau Satu Kalimat
08-08-21
Suharto
Penggiat Literasi Madrasah
# MenulisItuGampang
Menulis hak milik semua orang, apalagi menulis tentang kebaikan. Menulis Kebaikan bukan milik orang yang sudah baik, siapa pun bisa menulis kebaikan.
Menulis kebaikan bukan berarti kita sudah baik atau menunggu untuk menjadi orang baik baru menulis, tapi setidaknya ketika kita menulis kebaikan, kita sudah melakukan sebuah kebaikan.
Lihatlah apa yang ditulisnya, jangan melihat siapa yang menulisnya. Terkadang tulisan (nasehat) seorang penjahat lebih menghujam daripada tulisan (nasehat) orang yang baik. Ko, bisa begitu! Ya, karena dia telah mengalaminya dari pada orang yang baik.
Maka itu, jika tulisan itu baik, ambillah walau yang menulisnya tidak baik atau belum baik.
K.H Zainuddin MZ, pernah berkata dalam salah satu ceramahnya "Biar keluar dari dubur ayam, kalo telor, ambil. Biar keluar dari dubur kyai, kalo tai, kabur." Begitu juga sebuah tulisan jika itu baik ambil walau yang menulis belum baik, jika itu buruk jangan diambil walau itu tulisan seorang yang dikatagorikan baik.
Ketika kita menulis tentang kebaikan, maka kita sudah menebarkan akan kebaikan, dan di sisi Tuhan ada balasannya. Sebaliknya ketika kita menulis tentang ketidakbaikan-- hoax, nyinyir, mencaci, membuka aib, dan lainya yang semisal-- maka, Tuhan tidak tinggal diam.
"Sampaikanlah dariku walau satu ayat," sabda Rasulullah. Artinya sampaikanlah tentang kebaikan melalui ucapan atau tulisan walau satu ayat.
Menyampaikan kebaikan merupakan sebuah keharusan atau kewajiban bagi setiap manusia. Seorang penulis akan menyampaikan kebaikan melalui tulisan-tulisannya.
Dengan tulisan-tulisan yang inspiratif mampu menggugah atau menyadarkan orang lain untuk merubah melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Para ulama terdahulu, disamping mereka menyebarkan kebaikan melalui kata-kata, juga melalui tulisan-tulisan. Terbukti dengan karya-karyanya yang sangat menakjubkan, dan karya-karyanya sampai sekarang masih terpelihara dengan baik dan banyak dibaca orang dari berbagai generasi.
Sampai Al-Qur'an dan hadits pun ditulis, kenapa karena tulisan tidak lekang dimakan zaman, tapi ucapan akan hilang dengan menghilangnya orang tersebut.
Ya, memang terkadang ada saja yang mencibir orang yang dianggap tidak baik menulis sesuatu kebaikan. Tentunya bagi mereka yang berpikiran sempit, yang hidupnya hanya melihat kekurangan orang dari pada kelibihan orang.
Ingat, segemuk-gemuknya ikan pasti ada tulangnya dan sekurus-kurus ikan pasti ada dagingnya. Artinya seburuk-buruk manusia, pasti ada sisi positifnya. Maka itu, orang yang baik adalah orang yang selalu melihat orang lain dari sisi positifnya saja.
Demikian menulislah sesuatu yang baik walau satu kalimat. Jika kita tidak mampu menulis kebaikan lebih baik diam. Jangan menunggu baik, baru menulis tentang kebaikan. Menulis kebaikan bukan milik orang yang baik, tapi kepunyaan semua orang.
Silahkan mampir diblog saya:
Suharto69.blogspot.com
Suharto13.blogspot.com
Salam Literasi
Komentar
Posting Komentar