Caranya Salah Jadi Salah

Caranya Salah Jadi Salah

Suharto
Guru MTsN 5 Jakarta

Hidup itu tidak lurus laksana mistar, hidup itu berliku. Terkadang menuruni lembah, terkadang mendaki gunung, dan terkadang tenggelam di lautan. Begitulah perjalanan hidup yang dialami setiap insan dalam berselancar mengarungi kehidupan ini.

Tidak ada makhluk yang sempurna Hatta Nabi Sekalipun, pasti pernah mengalami kekhilafan sekalipun kadarnya kecil.

Setiap insan itu berbeda-beda menjalani kehidupan, ada yang terlahir dalam lingkungan yang baik, ada yang setengah baik, dan juga yang tidak baik.

Bagi kita yang terlahir dan terdidik dalam lingkungan baik, mungkin kita termasuk orang yang beruntung, tapi sebaliknya ada sebagian yang tidak mendapatkan itu. 

Setiap insan pernah berbuat salah dan itu manusiawi, dan dia melakukan karena ketidaktahuannya atau tahu, tapi dalam kealpaan. 

Nah, sebenarnya mereka butuh orang untuk mengingatkan, menegur, dan menasehati. Bukan dibiarkan, dicibir, dan dinyinyir, bahkan disebar kehalayak ramai.

Amar makruf nahi mungkar, merupakan kewajiban setiap insan tentunya sebatas kafasitas yang dimiliki. 

Amat Makruf nahi mungkar bertujuan untuk meluruskan dan tentunya tidak menimbulkan masalah baru. Maka itu, perlu memahami bagaimana cara penyampaiannya. 

Maksud dan niat kita baik untuk menegur, tapi ketika salah caranya, bukan hasil yang baik yang kita dapatkan, tapi justru menjadi bumerang yang kita dapati. 

Tuhan dengan jelas mengajarkan kepada kita, yang intinya, sampaikan sesuatu kepada sesamamu dengan hikmah, nasehat yang baik, dan berdiskusi yang profosional dan profesional.

Ketika kita menegur seseorang lihat sikonnya pas tidak, jika tidak tunggu pada momen yang tepat. Sampaikan dengan cara yang baik tidak perlu orang banyak tahu. Ingat pada dasarnya setiap insan punya karakter baik. Nah, untuk mewujudkan karakter itu butuh orang lain. 

Demikian, sampaikanlah sesuatu dengan cara-cara yang tepat dan benar. Jangan sampai maksud kita baik untuk memecahkan masalah, tapi salah caranya, maka akan timbul masalah baru.


Salam literasi πŸ™

Komentar

  1. Waalaikumuusalamwrwb.

    Tulisan yang bagus, sarat dengan makna. Inipun bisa sebagai pengingat diri.

    Setuju sekali bahwa hidup tidak flat. Jika flat berarti semua urusan dunia usai.
    Hidup bak gelombang turun naik, melabar, memancar bahkan surut. Kehidupan yang surut tidak akan berhenti disana, melainkan itu cara untuk mendorong lebih kedepan lagi/maju.

    Contohnya, bila hendak melesatkan anak busur, ia ditarik kebelakang lebih belakang lagi lalu lepaskan, maka busur akan melesat dengan sangat jauh. Atau Tsunami, air surut sejauh memata memandang hingga dasar lautan terlihat denagn jelas seperti lemnah kering, namun air tiba2 datang dengan kecepatan tinggi dan bergelombang. Itulah hidup.

    Atau jika bermain ketepal, Karet ditarik kebelakang sekuat mungkin lalu lepaskan maka benda yang diketapel akan melesat dengan sangat jauh.

    Makna ketapel, busur dan tsunami adalah, Bila hendak maju, maka mundur dahulu artinya belajar dahulu, berusaha yang keras maka akan sukses.

    Jarak anak panah, atau batu pada ketapel maupun air laut yang melajupun tidak mulus, banyak hal yang harus meeka lalui. Pada ketapel dan panah, mereka harus melalui angin, arah angin, mengikuti angin atau bermain dengan angin. Jika tidak mampu menguasai angin maka anak panah dan batu yang dilesatkan jatuh ketanah.

    Air bah, jika ia berjalan tidak sesuai dengan alur air, ia tak kan mampu menyapu bersih setiap benda yang ia lalui.

    Jadi hidup turun naik, pasang surut, nikmati saja, karena kehidupan akan tetap berjalan pada porosnya. Jika berhenti dari pergerakan itu, maka semua urusan dunia selesai.

    BalasHapus
  2. Super sekali. Kita harus mendudukkan persoalan Pada waktunya.

    BalasHapus
  3. Betul sekali. Niat yang baik harus disertai cara yang baik. Bila niat baik caranya kurang baik, ya nggak baik.

    Jadi inget film Robin Hood. Niatnya baik (nolong rakyat kecil) tapi caranya kurang baik (mencuri, walau mencurinya dari orang yang menindas rakyat).

    Niat baik dengan cara baik ini berlaku untuk semua aspek. Bahkan saat berbicara atau menulis sekali pun.

    Ulasan yang menarik, Cing Ato.

    BalasHapus
  4. Luar biasa. Ulasan ini bisa membuka mata dan hati kita semua.

    BalasHapus
  5. Terima kasih untuk sahabat-sahabat super kuπŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ‘

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Super sekali. Hal ini Kita diingatkan dlm Al-Qur'an surat Al-'asr ayat1-3.
    1. Demi Masa,
    2. Sungguh manusia berada dalam kerugian
    3. Kecuali orang-orang yg berimandan memgerjkan kebajikan (amal shaleh) dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati utk kesabaran

    BALASHAPUS

    n untuk memegang gajah. Masing-masing mereka memegang gajah pada bagian yang berbeda. Orang pertama memegang bagian belalai, orang kedua memegang bagian kuping, orang ketiga memegang bagian tubuh, orang keempat bagian kaki, dan orang kelima bagian buntut. Setelah mereka selesai memegang, mereka dikumpulkan kembali. Dipanggil mereka satu persatu untuk menjelaskan tentang gambaran gajah. Dipanggillah orang pertama "Apa yang kamu ketahui tentang gajah?" Tanya penguji. "Gajah itu panjang dan bolong," jawab orang pertama. Berikutnya orang kedua. "Apa yang kamu ketahui tentang gajah?" Tanya penguji. "Gajah itu lebar seperti tampah," jawab orang kedua. Berikutnya orang ketiga. "Apa yang kamu ketahui tentang gajah? Tanya penguji. "Gajah itu besar dan besar," j
    BACA SELENGKAPNYA
    Pelukan Terakhir Bibiku
    - Mei 19, 2021
    Gambar
    Pelukan Terakhir Bibiku Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un.... Lebaran kemarin merupakan pertemuan terakhir antara aku dan bibiku. Tepatnya tanggal 13 Mei 2021 sekitar pukul 17.00 wib. Hampir setiap lebaran, bahkan diluar lebaran berusaha terus menjalin silaturahmi ke rumah bibi dari istriku. Pada tanggal satu Syawal aku sempatkan lebaran ke Cikarang, karena adik-adik istriku ingin berkumpul. Alhamdulillah, kami empat saudara bisa berkumpul, kecuali Abang dan keluarganya yang tidak hadir. Tidak biasanya kami bisa berkumpul pada awal lebaran. Karena terus terang kalau awal lebaran sulit bagiku pergi ke mana-mana mengingat adik-adiku, saudara sepupu, dan para tetangga akan datang pada hari pertama sampai hari ketiga ke rumahku. Namun lebaran kali ini berusaha berkumpul. Pukul 11.00 wib aku, bontot, dan istri berangkat bertiga ke Cikarang, sementara dua putraku tidak pulang mudik karena tugas pondok dan bekerja. Perjalanan hari awal lebaran lancar, cukup satu jam sudah sampai di Cikar
    BACA SELENGKAPNYA
    Diberdayakan oleh Blogger
    Gambar tema oleh Galeries

    Label
    Laporkan Penyalahgunaan

    Suharto Guru

    BalasHapus

Posting Komentar