Dokter Tidak Yakin
Dokter Tidak Yakin
24 Juni 2021
Suharto
Penyintas GBS
Suatu hari saya ke rumah sakit untuk periksa THT, karena telinga bermasalah. Dokter pun memeriksa telinga lalu memberikan resep. Saya pun menebus obat. Alhamdulillah, baru tiga hari pengobatan penyakitpun hilang.
Kemudian satu bulan berikutnya saya periksa lubang bekas trakeastomi. Saya ingin konsultasi masalah operasi leher saya, bisakah rumah sakit mengoperasi lubang tersebut.
Dokter menyarankan tidak perlu dioperasi, nanti akan tertutup dengan sendirinya. Dapat satu bulan saya datang lagi. Saya pun mengajukan Lagi, agar bisa dioperasi. Saya pun beralasan karena lubang sangat mengganggu ketika saya berbicara.
Setiap saya berbicara ada udara yang keluar padahal sudah ditutup dengan lakban atau sejenisnya, tetapi tetap saja bocor hingga sulit untuk berbicara.
Kedua saya bilang sama dokter bahwa bulan Juli tahun ajaran baru sekolah akan tatap muka, agar suara saya jelas, tentunya harus ditutup permanen lewat operasi.
Dokter dengan penuh keyakinan bertanya "memang bapak yakin bulan Juli bisa tatap muka artinya Corona akan hilang ?" Saya hanya menjawab "Mudah-mudahan bisa dokter, sebenarnya bagi saya pribadi tidak jadi masalah justru menguntungkan, saya bisa istirahat untuk pemulihan tubuh, tapi bagi murid-murid saya ya, kasihan."
Ternyata dokter tidak yakin Corona akan redah bahkan hilang. Ternyata pernyataan dokter terbukti, Corona bukanya berkurang, tetapi terus merajalela. Oh my God ðŸ˜
Setahun sudah belum ada tanda-tanda Corona akan berakhir, setelah lebaran justru terus melonjak. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Apakah ada yang perlu disalahkan dalam hal ini? Mungkin kita tidak perlu saling melempar kesalahan, tapi mari kita introspeksi diri. Baik pemerintah dalam mengambil kebijakan ataupun masyarakat dalam menjalani kepatuhan.
Tumpang tindih kebijakan dan rasa keadilan yang dilakukan pemerintah juga harus diperhatikan. Terkadang membuat kebijakan plin-plan, satu sisi dilarang satu sisi diperbolehkan. Bahkan terkadang pemerintah sendiri yang melanggar. Ketika rakyat jelata yang melanggar dengan cepat ditindak, tetapi ketika para pejabat melanggar, banyak sekali alasannya. Mungkin dari hal itu semua yang menyebabkan rakyat jadi apatis, hingga rakyat kurang patuh kepada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Sebagai masyarakat semestinya harus mematuhi peraturan pemerintah, jangan egois. Setiap keputusan pemerintah yang menyangkut masyarakat banyak, sebelum mengeluarkan peraturan pasti dikaji terlebih dahulu, dengan meminta masukan dari para pakar dan organisasi yang berkompeten. Keegoisan yang pada akhirnya memakan diri bahkan orang lain.
Sulit rasanya untuk mencapai sebuah tujuan tanpa saling membantu sama lainya. Maka itu, dibutuhkan kerja sama antar pemerintah dan rakyatnya.
Mari kita saling bahu-membahu untuk mencegah penularan covid yang terus merajalela. Cukup dengan memvaksinkan diri agar tubuh kita mempunyai daya tahan yang kuat untuk menangkis serangan virus yang datang.
Juga jangan lupa laksanakan 5 M ( Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.
Semoga Corona cepat berlalu
. Aamiin 🤲
Komentar
Posting Komentar