Qiyamullail

Qiyamullail Ramadan

Ramadan Bulan suci yang diharapkan kehadirannya oleh umat Islam, karena kehadirannya sangat istimewa sekali. Banyak keberkahan yang didapatkan pada bulan Ramadan. Banyak fasilitas ibadah yang disuguhkan Allah untuk hambanya yang beriman. Ada ibadah yang diwajibkan dan ada ibadah pula yang disunnahkan. Masing-masing ibadah mempunyai keistimewaan tersendiri. Di antara amalan yang disunahkan dan sebagai penyemarak bulan Ramadan adalah qiyamullail. 

Qiyamullail atau salat malam, yaitu salat yang dilakukan pada waktu malam setelah salat isya sampai waktu fazar. Yang termasuk salat qiyamullail, yaitu: salat Tahajjud, salat Tarawih, dan salat Witir. 

Pada bulan Ramadan biasanya umat Islam melakukan salat Tarawih dan ditutup dengan witir. 

Rasulullah pernah melakukan qiyamullail pada bulan Ramadan di sepertiga malam sampai menjelang waktu sahur. Malam pertama Rasulullah datang ke masjid Nabawi lalu diikuti oleh para sahabat, malam kedua Rasulullah melakukan salat lagi, para sahabat mengikuti lagi, dan malam ketiga Rasulullah melaksanakan lagi, para sahabat semakin banyak yang salat. Ketika malam ke empat Rasulullah tidak datang ke masjid tetapi melaksanakan di rumah, sehingga para sahabat banyak yang menunggu dan bertanya-tanya atas tidak kehadiran Rasulullah.

Keesokan harinya para sahabat bertanya, kenapa Rasulullah tidak hadir pada malam tersebut. Rasulullah menjelaskan atas ketidakhadirannya. Jika Rasulullah hadir dikhawatirkan qiyamullail Ramadan dijadikan ibadah wajib. Sementara jika diwajibkan banyak umat Islam yang tidak sanggup menjalankannya. Itulah salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah atas umatnya. 

Qiyamullail hukumnya sunah muakkad, yaitu amalan ibadah yang sering dilakukan Rasulullah bahkan tidak pernah ditinggalkan. Setelah Rasulullah wafat, salat pada bulan Ramadan dinamai dengan salat tarawih. Pada zaman Umar bin Khattab dilakukan sebanyak 20 raka'at salat witir dan 3 rakaat salat witir. Zaman Usman bin Affan sebanyak 36 raka'at tambah 3 rakaat salat witir. Ada juga yang melaksanakan 11 dan 13 raka'at ini mengikuti Rasulullah ( ada yang mengatakan salat 11 dan 13 raka'at yang dilakukan nabi adalah salat tahajud dan witir). Adapun salat yang dilakukan Rasulullah pada malam Ramadan tidak ada keterangan jumlahnya dan dikerjakan 2 raka'at salam, lalu 2 raka'at salam sampai waktu sahur. Artinya tidak ada batasan jumlahnya.

Para imam Mazhab yang Mashur melakukan salat tarawih sebanyak 20 raka'at ditutup 3 rakaat witir. Hingga sekarang di masjidil Haram salat Tarawih dan witir sebanyak 23 raka'at.

Terlepas dari jumlah bilangan rakaat, salat Qiyamullail yang dilakukan pada bulan Ramadan mempunyai keistimewaan bagi mereka yang melaksanakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.


مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang salat malam di bulan Ramadhan (salat tarawih) karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampunkanlah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Begitu juga Allah menjelaskan dalam firman bagaimana balasan orang yang melaksanakan salat Qiyamullail ( Tahajud).
Firman Allah SWT.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. ..."(QS Al-Isyra:79).

Demikian, balasan Allah SWT di berikan kepada hambanya yang senantiasa melakukan salat Qiyamullail. Bukan saja Allah tempatkan di tempat terpuji. Bahkan Allah SWT ampumkan atas kesalahannya yang telah diperbuat baik sengaja atau pun tidak.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melangitkan Doa

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan