Jangan Sampai Putus Obor
Jangan Sampai Putus Obor
#LenteraRamadan
'Idul Fitri sudah datang, telah nampak kegembiraan pada diri kaum muslimin, wabil khusus pada anak-anak. Sudah tidak sabaran menunggu datangnya mentari pagi. Pagi-pagi buta mereka sudah terbangun, padahal biasanya dibangunkan saja sulit sekali, namun kali ini berbeda dengan hari-hari lain. Hari ini adalah hari spesial bagi mereka. Tidur pun tidak nyenyak, yang terbayang adalah memakai baju yang indah dan bermain bersama teman dan saudara-saudaranya. Pokoknya indah deh....
Sudah merupakan sebuah adat kebiasaan umat muslim Indonesia, Idul Fitri merupakan momentum ajang silaturahmi. Satu sama lain saling berkunjung baik kepada saudara seketurunan mau pun kepada para tetangga. Yang muda mendatangi rumah saudara yang lebih tua, ada juga yang cukup berkumpul di rumah orang tua.
Sementara adat Betawi atau yang lainnya, kalau belum ke rumah saudara yang lebih tua belum Syah, walaupun sudah bertemu di rumah orang tua atau di jalan. Yang ditanamkan bukan hanya berjabat tangan, tetapi lebih ditekankan kepada silaturahminya. Dengan mengajak seluruh anggota keluarga menyambangi rumah-rumah saudara tertua. Silaturahmi bukan hanya sekedar datang, bersalaman, sungkem, dan makan-makan. Tapi ada yang lebih penting dari itu mempertemukan anak-anak dengan saudara-saudara sepupunya dan paman-pamanya. Agar mereka saling mengenal dan akrab. Inilah di antara nilai-nilai Edukasi silaturahmi.
Kalau kata orang tua kita dahulu"Jangan sampai putus obor" artinya anak keturunan sudah tidak kenal lagi dengan saudaranya. Andaikan kenal hanya sebatas kenal saja. Ketika orang tuanya meninggal, maka meninggal pula hubungan kekeluargaan. Ini yang perlu diperhatikan oleh para orang tua.
Itulah kenapa orang tua dahulu sangat memperhatikan silaturahmi dengan mengajak seluruh anak-anaknya ke rumah saudaranya.
Jangan jadikan kekayaan, jabatan, dan tingginya pendidikan menyebabkan kita tidak kenal dengan saudara. Sesibuk apapun sempatkan waktu untuk silaturahmi. Jangan tunda-tunda selagi ada waktu dan kesehatan. Jangan sampai baru tersadar, sementara waktu dan kesehatan sudah tidak ada. Maka, merugilah kita.
Sangat merugi orang tua yang hanya pandai menghantarkan anaknya sukses dalam pendidik, sementara tidak sukses membangun silaturahmi.
Maka itu, mari melalui idul Fitri ini, kita jadikan momentum untuk saling menjalin silaturahmi. Agar anak-anak kita tidak putus obor.
Firman Allah SWT.
وَالَّذِيۡنَ يَصِلُوۡنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنۡ يُّوۡصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَ يَخَافُوۡنَ سُوۡۤءَ الۡحِسَابِؕ
Artinya:"Dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buru."(QS Ar Ra'd ayat 21).
Sabda Rasulullah SAW.
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam” (HR Bukhari).
Demikian jangan sampai anak keturunan kita putus obor karena perbuatan kita (orang tua). Kita terkadang mampu membawa keluarga kita keliling dunia, tapi kenapa kita tak mampu membawa keluarga keliling ke rumah saudara-saudara kita?...
Komentar
Posting Komentar