Jika Mencari Jabatan Hanya Ingin Bertambah Rupiah Urungkan

Jika Mencari Jabatan Hanya Ingin Bertambah Rupiah Urungkan

Suatu hari teman bertanya"Pak, kenapa tidak mengajukan menjadi kepala sekolah, sipulan saja mengajukan?" 
"Buat apa kalau mencari jabatan hanya ingin menambah rupiah, sebaiknya urungkan saja." Jawab saya.
"Betul sekali, apalagi jika sampai membayar," ujarnya.

Ya, itu sepenggal percakapan saya dengan seorang teman. 

Menduduki jabatan boleh-boleh saja. Bahkan sangat dianjurkan sekali orang-orang yang mempunyai top record atau catatan segudang prestasi dalam bidang yang digeluti. 

Orang-orang yang mempunyai segudang prestasi dan berdidikasi baik, seharusnya menduduki posisi strategis. Kenapa? Ya, setidaknya menjadi uswah bagi yang dipimpinnya. 

Pemimpin yang baik akan mampu menggerakkan bawahannya, tidak perlu membuat peraturan yang mempersulit orang yang dipimpinnya. 

Cukup memberikan contoh-contoh yang pernah menghantarkannya menjadi orang yang berprestasi. Serta memberikan langkah-langkah untuk mencapainya.

Ada sebuah quotes" satu contoh yang baik lebih baik dari seribu perkataan"

Pemimpin yang baik akan menciptakan jutaan orang baik. Sebaliknya pemimpin yang tidak baik hanya akan menciptakan konplik dan pada gilirannya akan menjatuhkan dirinya.

Jika sebuah jabatan diperoleh dengan jalan tidak jujur alias sogok-menyogok, sudah dipastikan di otaknya hanya ada pikiran bagaimana mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan untuk mendapatkan jabatan tersebut.

Akhirnya terjadilah memanipulasi data anggaran. Atau minta jatah kepada kroni-kroninya yang jabatannya lebih rendah. 

Kalau ini terjadi, hancurlah tatanan sosial kehidupan. Kejujuran akan hilang, orang jujur dianggap musuh, pengkritik disingkirkan, keadilan hanya sebatas pemanis bibir. Tajam ke bawah tumpul ke atas. 

Banyak bermunculanlah orang-orang munafik. Kebusukan berbalut kebaikan, kekuasaan hanya untuk menindas kaum yang lemah. Seragam hanya untuk gegagahan dan backing cukong-cukong.

Inilah yang terjadi jika mencari jabatan hanya untuk menambah rupiah. 

Bukankah Tuhan melarang mencari rezeki dengan cara batil. Sebagai firman-nya dalam surat An-Nisa ayat 29.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.” (QS: An-Nisaa | Ayat: 29).

Rasulullah juga menjelaskan dengan sabdanya.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي فِي النَّارِ". (رواه الطبراني)
“Dari Abdillah bin Amr telah berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: Orang yang menyuap dan disuap di (masuk) neraka.” (HR. at-Thabrani)







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana