Ternyata Menulis Itu Mudah
Ternyata Menulis Itu Mudah
Suharto
Guru Pembelajar
Menulis itu seperti bicara saja, hanya bicara itu dilafalkan sementara menuls itu ditulis. Ketika kita bicara dengan mudahnya lafal-lafal itu di keluarkan. Begitu juga menulis dengan mudahnya seperti mengalir begitu saja seperti kita bicara.
Pertanyaannya adalah kenapa kebanyakan orang tidak mau menulis? Tentunya beragam jawabannya. Yang sering terlontar bagi kita yang belum menulis di antaranya, yaitu;
1. Saya tidak bisa menulis
2. Saya bingung menulis apa
3. Saya tidak ada bakat
4. Saya tidak punya waktu
5. Saya bingun untuk memulai dan mengakhiri
6. Dan sejuta alasan lainnya.
Itulah di antara sejuta alasan yang sering terdengar dari teman-teman kita. Termasuk saya dahulu. Ingat bedanya orang sukses dengan orang gagal. Orang sukses itu adalah orang yang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang gagal. Sebaliknya orang gagal itu tidak mengetahui apa yang dimiliki orang sukses. Orang yang sukses itu orang yang penuh semangat dan pantang menyerah serta selalu mengafirmasikan nilai-nilai positif pada dirinya. Jika orang lain bilang tidak bisa, dia akan bilang saya pasti bisa.
Nah, sekarang kita tepis alasan-alasan di atas.
1. Saya tidak bisa menulis.
Buang jauh-jauh belenggu ini, setiap kita pasti bisa menulis. Bukankah ketika balita diberikan alat tulis lalu kita menulis walau tanpa makna. Nah, itu adalah tanda bisa menulis. Tentunya sebatas pengetahuannya. Bagaimana dengan mereka yang sudah terdidik seperti bapak dan ibu guru? Tentunya lebih dari itu.
2. Saya bingung menulis apa?
Sebenarnya ketika kita bingung sedang terjadi proses berpikir mencari sebuah solusi. Ketika solusi itu ada dengan mudahnya menggapainya. Begitu juga menulis. Jika sudah tahu caranya pasti kita bisa raih semuanya. Apa sih rahasianya? Nih, di antara rahasianya:
a. Tulis yang kita tahu, bisa, dan kuasai. Kita tahu tentang kuliner, tulis saja dengan bahasa kita sendiri. Misal, langkah-langkah membuat pindang ikan bandang. Tulis saja seperti kita menjelaskan tetangga kita yang sedang bertanya kepada kita tentang cara memasak pindang ikan bandang.
b. Tulis dengan bahasa sederhana. Menulis itu menyampaikan pesan. Sebenarnya inti menulis ya, menyampaikan pesan. Maka dari itu, gunakan bahasa yang sederhana bahasa yang kita punya, tidak perlu terlalu tinggi. Yang terpenting bisa dibaca dan dicerna.
c. Mulailah dengan yang kita alami dan rasakan. Bagi penulis pemula alangkah baiknya menulis yang kita alami dan rasakan. Misal, menulis perjalanan menuntut ilmu.ini kan mudah sekali. Isinya tentang menuntut ilmu dari sejak TK s.d S3 misalnya. Tinggal buat daftar isi agar mudah kita menulisnya.
Ini contoh karya tulis saya. Buku perdana "Mengejar Azan" tentang menuntut ilmu sampai menjadi PNS. Buku kedua" GBS Menyerangku" ini tentang cerita penyakit yang saya alami.


Jika kita sudah mulai bagus menyusun kalimat yang indah. secara perlahan-lahan baru kita mencoba tulisan yang sedikit menguras tenaga ekstra dengan banyak sumber yang harus kita baca. ( Buku, kitab para ulama, kitab suci, kitab hadits, peribaha, quote, kamus, fakta sejarah, dan lainnya).
Ini contoh karya ketiga saya sedikit menguras tenaga dan pikiran. Buku ini sudah memakai rumus 5W + 1H

Buku kedua dan ketiga saya tulis dalam waktu bersamaan. Ya, sekitar 5 bulan.
d. Abaikan dahulu tanda baca. Ketika kita sudah menulis 80 % kita sudah mencapai kesuksesan, tinggal 20 % lagi untuk memperbaiki. Ingat ilmu itu datang tidak secara tiba-tiba butuh proses. Dari perjalanan menulis itulah kita akan mendapatkan ilmu satu-persatu. Tentunya banyak membaca karya orang lain dan membaca buku tentang tulis-menulis.
Jika kita tidak pernah mencoba maka kita tidak akan pernah tahu. Jika kita mencoba, kita akan tahu ini dan itu.
3. Saya Tidak Ada Bakat.
Menulis itu bukan bakat apalagi keturunan. Menulis itu keterampilan. Artinya bisa dipelajari. Untuk sampai kita terampil perbanyak latihan. Begitu juga dengan menulis. Semakin kita sering menulis, maka kita akan menjadi trampil. Maka itu tulis saja jangan terlalu dipikirkan.
Suatu hari saya dipinta untuk menulis quote oleh pembimbing saya pak Akbar Zaenudin, untuk diletakkan disetiap halaman jeda. Saya bilang saya tidak bisa menyusun kalimat yang indah dan penuh arti. Apa jawabnya"Menulis itu bukan menyusun, tetapi ditulis," akhirnya saya tulis saja jadi sekitar 20 quote dalam waktu yang singkat. Tentunya semua berdasarkan pengalaman panca Indra kita lalu diaplikasikan dalam sebuah tulisan.
Ingat untuk indahnya sebuah tulisan kudu punya pembimbing atau editor yang memonitor tulisan kita. Apa-apa kudu berguru agar tidak tersesat. Begitu juga dalam menulis.
4. Saya tidak punya waktu.
Tuhan memberikan waktu kepada semua makhluknya sama 24 jam, tidak ada yang dibeda-bedakan. Timbul sebuah pertanyaan, kenapa orang lain bisa berkarya atau sukses, sementara kita tidak? Padahal sama-sama sibuk mencari nafkah.
Saya sering menjumpai teman-teman, ketika saya ajak untuk menulis untuk membuat buku. Apa jawabnya?
1. Aduh saya repot dengan anak dan cucu
2. Aduh saya banyak pekerjaan
3. Aduh saya pokoknya nggak bisa
4. Dan lain-lain.......
Ini yang saya dengar dari telinga sendiri. Menyerah sebelum berperang. Pola pikir seperti ini yang harus dirubah. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita bilang tidak bisa, maka akan terpatri dipikiran kita tidak bisa. Bukankah Rasulullah Saw bersabda dalam hadits qudsinya" Aku (Allah) tergantung persangkaan Hambaku...," Artinya ketika kita berpikir negatif maka negatif pula yang kita dapat dan sebaliknya. Jika berpikir positif, maka positif pula yang kita dapat,"
Begitu juga dengan menulis, maka itu afirmasi positif harus ada dalam hidup ini. Bercerminlah kepada orang-orang sukses. Sesibuk apapun orang sukses, dia akan menghasilkan karya-karya yang hebat. Ko, bisa. Ya, bisalah. Karena pandai memanage waktu.
Ingat, jika orang banyak melakukanya, maka kita pasti bisa.
5. Saya bingung untuk memulai dan mengakhiri tulisan.
Sebagai seorang guru atau pendakwa, setiap
Menyampaikan materi pasti tidak langsung kepada intinya yang disampaikan. Biasanya ada prolog, isi materi, dan penutup. Begitu juga dalam menulis.
Contoh yang sering saya lakukan dalam ceramah atau khutbah Jum'at. Kemudian saya terapkan dalam menulis.
Contoh dalam tulisan.
Judul.
Sabar Dalam Menghadapi Ujian Tuhan
Pembuka / prolog
Saya tulis kisah Nabi Ayub as
...........
....... .
Cerita di atas tentang menghadapi ujian Tuhan dapat kita..............
Isi.... (2 W + 1 H)
1. Why...... Kenapa kita harus bersabar / pentingnya bersabar.......
2. What..... Arti sabar.....
3. How..... bagaimana ( cara, trik, langkah)
penutup / kesimpulan
Demikian,......... .
Contoh tulisan ini ada di buku keketiga saya" Menuju Pribadi Unggul"
Demikian, pemaparan sekilas tentang menulis itu mudah. Maka itu, ayo menulis yang kita bisa dan kuasai, yang terpenting bisa dibaca dan dicerna. Selamat menulis.
Komentar
Posting Komentar