Motivasi Belajar Menulis
Assalamualaikum,
Para bapak dan bunda yang super. Semoga kita semua dalam kondisi sehat walafiat. Perkenalkan nama saya Suharto suka dipanggil cing Ato/Cang Ato. Guru Agama di MTsN 5 Jakarta.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada Om Jay yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi pengalaman pada pelatihan menulis ini. Terus terang saya bingung mengasih apa kepada sahabat guru. Karena saya tidak tamat mengikuti pelatihan. Ya, karena keterbatasan.
Awal saya belajar menulis ketika ada gerakan literasi di sekolah. Saya melihat para peserta didik pada hari tertentu diperintahkan membawa buku dan dipinta untuk membaca pada jam pertama. Selanjutnya saya melihat pembina literasi itu mengumpulkan tulisan lalu dijadikan sebuah buku.
Saya waktu itu belum paham apa itu literasi hingga saya membuka kamus dan bertanya kepada guru bahasa Indonesia. Akhirnya pemahaman saya tentang literasi yaitu kegiatan tulis-menulis. Hingga saya tertarik untuk menulis.
Untuk bisa menulis saya mencoba membeli buku-buku tentang menulis lalu saya baca. Tetapi tetap saja saya bingung mau nulis apa dan bagaimana memulainya dan mengakhiri.
Ketika sedang kebingungan, ada postingan di Facebook tentang pelatihan penulisan PTK, maka saya ikut. Di situlah saya kenal dengan Om Jay, pak Namin, pak Dedi, dan lainnya.
Selanjutnya saya selalu mengikuti acara mereka mulai dari public speaking dan writing Camp bath 6. Awal saya bisa menulis gegara bertanya kepada Om Jay pada waktu pelatihan public speaking. Kebetulan om Jayl Narsum materi tentang menulis.
Pertanyaan saya sederhana sekali, tapi hasilnya luar biasa. Pertanyaan seperti ini"Om Jay saya ingin menulis, tapi saya bingung menulis apa dan bagaimana memulainya dan mengakhirinya ?"
Ini jawaban beliau" Tulislah apa yang ada sekitar kita, tulislah yang kita bisa, tulislah apa yang kita kuasai, jangan terlalu muluk-muluk, tulis saja jangan diedit terus nanti tidak akan selesai. Yang termudah adalah menulis apa yang kita alami dan rasakan," itu di antara jawabannya.
Akhirnya saya menulis apa yang saya bisa dan kuasai, yaitu menulis pengalaman menuntut ilmu, hidup bermasyarakat, dan tentang keluarga. Jadilah buku perdana "Mengejar Azan". Nah terus bagaimana untuk membuat Judul buku. Saya beli buku-buku teman yang sudah jadi dahuluan. Di antaranya buku Om Jay. Buku Om Jay saya baca dan saya lihat. Ternyata Om Jay mengambil judul buku dari salah satu sub judul yang ada dalam buku tersebut. Maka itu, saya ambil dari judul yang sangat bersejarah dalam hidup saya, yaitu "Mengejar Azan" buku sederhana tapi banyak mengandung hikmah. Maka hampir seluruh tulisan saya. Kalau saya ambil istilah Buya Hamka mengandung ruh atau ada pesan yang disampaikan.

Untuk menerbitkan buku saya ikut pelatihan di media guru di daerah Cipanas.
Baru dua bulan menikmati buku, ujian Tuhan datang laksana hujan badai yang memporak-porandakan alam ini dan seisinya. Saya terserang penyakit langka, yaitu GBS ( Guillain Barre Syndrome) kelumpuhan syaraf. Seluruh tubuh tak bisa bergerak sampai napaspun tak bisa hingga harus dibantu ventilator selama 4.5 bulan. Selama 1 tahun tubuh tak bergerak. Setelah itu tangan kiri bergerak butuh 6 bulan untuk sampai memegang muka. Selanjutnya diikuti dengan tangan kanan. Sementara kaki belum bergerak.
Ketika jari bisa menyentuh Handphone saya berusaha menulis artikel sederhana dengan tema motivasi hidup. Hampir setiap hari saya menulis dan saya share ke Facebook. Selanjutnya setiap pekan saya menulis tentang penyakit yang saya alami.
Tulisan-tulisan saya mendapatkan apresiasi positif bahkan banyak yang menunggu tulisan saya. Hingga saya terus menulis dan mencari ide. Saya belum bisa tidur sebelum mendapatkan ide. Jika ide habis saya cari lewat buku, YouTube, tulisan teman, televisi, dan lainnya.
Gegara menulis saya dapat vicol dari Om Jay, dan om Jay mengajak ikut pelatihan menulis angkatan 8. Dengan sisa-sisa tenaga sambil berbaring saya mengikuti pelatihan, jika saya lelah saya tidak ikuti, tapi materi saya copy dan saya taruh di aplikasi catatan handphone. Saya termasuk yang tidak lulus resume. Tapi ilmunya saya langsung terapkan pada buku solo saya. Hingga tulisan saya semakin ke depan semakin bagus ( menurut saya). Jadilah dua buku secara bersamaan dalam waktu 5 bulan.
Ko, bisa. Apa sih yang tidak bisa di dunia ini?
Kuncinya sederhana.
1. Tulislah yang sederhana, yang penting bisa dibaca, dan dicerna.
2. Tulislah yang kita bisa dan kuasai
3. Tulis saja jangan terlalu dipikirkan
4. Banyak baca, melihat dan mendengar
5. Tulis langsung jika menemukan ide yang bagus
6. Kasih waktu untuk menulis
7. Buat target tahun ini harus terbit buku
Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi. Ini buktinya.

Ekspektasi versus realita berwujud keniscayaan.
Masih ada tiga buku siap terbit saya sedang edit. Di antarnya hasil resume pelatihan " Berguru dengan para pakar, Mendidik diri lewat cerita, dan Aisyeh Menunggu Cinte(novel Betawi). Insyaallah tahun ini terbit.
Ada yang menarik yang saya alami ketika nulis novel.
Saya tidak buat daftar isi terlebih dahulu, setiap saya menulis saya tidak memikirkan judul. Saya tulis saja sampai selesai. Lalu judulnya saya ambil dari endingnya. Bahkan endingnya saya buat pantun nasehat.
Novelnya jadi, pantunpun jadi. Gampangkan menulis.
Na, itulah pengalaman saya menulis. Mohon maaf saya masih minim ilmu tentang menulis. Saya hanya punya semangat untuk sentiasa belajar, belajar, dan belajar.
Komentar
Posting Komentar