Rasulullah dan Suroqoh Ibnu Malik
Rasullullah dan Suroqoh Ibnu Malik
#Kisah-kisahInspiratif seni Menata diri
Perjalanan Rasulullah dalam berdakwah menyebarkan Islam banyak mengalami hadangan yang tak kunjung padam. Banyak pihak yang berusaha untuk merintangi, baik yang datang dari keluarga juga datang dari orang-orang kafir Quraisy dan Yahudi.
Berbagai cara pun dilakukan oleh orang-orang yang tidak senang akan dakwah Rasulullah, mulai mencaci, menghina memfitnah, melukai, memboikot, bahkan percobaan pembunuhan.
Halang rintang dihadapi dengan tenang dan Rasulullah pantang surut kebelakang maju terus walaupun resikonya besar.
Suatu hari para pemuka kafir Quraisy berkumpul dan bermusyawarah bagaimana cara untuk melenyapkan Rasulullah, hingga mereka mengadakan hadiah yang cukup besar berupa 100 ekor unta super.
Bangkitlah seorang kafir Quraisy yang bernama Suraqoh bin Malik, dia siap menerima perintah untuk melenyapkan Rasulullah. Tanpa pikir panjang Suraqah bin Malik mengejar Rasulullah yang sedang melakukan perjalanan hijrah ke Madinah.
Dengan secepat kilat unta yang ditunggangi Suraqah bin Malik melesat hingga sudah berada di belakang Rasulullah. Rasulullah tidak panik terus berjalan. Ketika sudah dekat Suraqah bin Malik langsung menyabetkan pedang ke arah kepala Rasulullah. Tapi apa yang terjadi pertolongan Allah datang tepat saat pedang sudah dekat kepala. Tetiba bumi amblas pas kaki depan unta hingga Suraqah bin Malik terjerembab.
Suraqah kesakitan, lalu minta tolong ke Rasulullah dan meminta maaf. Rasulullah maafkan lalu meninggalkan Suraqah.
Tidak berapa lama setelah tenaganya pulih kembali, karena tergiur hadiah Suraqah mengejar Rasulullah. Langsung diapun membabat kepala Rasulullah. Pertolongan Allah datang kembali, kini bumi amblas lebih dalam hingga sekali lagi Suraqah bin Malik tersungkur dan teriak minta tolong, Rasulullah menolongnya. Sekali lagi Suraqah bin Malik meminta maaf untuk tidak mengulangi lagi.
Suraqah turun dari untanya lalu bersimpuh di hadapan Rasulullah. “Wahai Rasulullah, jelaskanlah padaku tentang Tuhanmu yang memiliki kekuatan yang sedemikian rupa. Apakah Dia terbuat dari emas? Atau dari perak?” Nabi menunduk sembari diam cukup lama. Lantas Malaikat Jibril datang kepada Nabi dan membacakan surat al-Ikhlas ayat 1-4 dan as-Syura ayat 11.
“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang Islam,” pinta Suraqah.
Rasulullah memberitahunya hingga Suraqah masuk Islam. Suraqah mendapatkan pembelanjaran yang luar biasa lewat peristiwa yang langsung dia saksikan sendiri. Bagaimana sifat Agung yang ada pada diri Rasulullah.
Kisah di atas tentang akhlak yang agung yang dimiliki oleh seorang manusia yang agung yaitu Rasulullah Saw, wajib kita jadikan pembelajaran dalam menyikapi hidup ini.
Dewasa ini banyak peristiwa yang memilukan yang mesti tidak boleh terjadi. Bagaimana rasa welas asih sudah tergerus oleh keangkuhan, keserakahan, kedengkian. Kesewenangan jabatan terkadang membutakan mata hati. Kedzaliman disulap menjadi sebuah kebenaran dengan berbagai tipu muslihat yang dipertontonkan.
Coba kita tengok sosok Rasulullah, beliau hendak di bunuh andaikan tidak ada pertolongan Allah, mungkin Rasulullah sudah tamat. Beliau tahu hendak dibunuh pedang sudah melayang hendak memenggal lehernya, tetapi ketika Suraqah tak berdaya, justru nabi menolong dan memaafkannya.
Padahal Rasulullah mudah sekali untuk menganiaya dan membunuhnya secara terukur dalam membela diri dari percobaan pembunuhan. Tapi apa yang dilakukan Rasulullah memaafkan bukan membantainya. Hal percobaan pembunuhan bukan sekali saja dilakukan Suraqoh tetapi tetap Rasulullah memaafkan.
Coba kita lihat Suraqah bin Malik, dia gagah berani.Kenapa hal itu terjadi? Karena ada hadiah dan senjata ditangannya hingga dia berani, tetapi ketika itu semua tidak ada dia hanya seorang pengecut. Gagah dan berani karena ada kekuatan dan senjata tajam.
Berdakwah amar Ma'ruf lebih mudah, ketimbang nahi mungkar karena akan berhadapan dengan kejahatan, apalagi kejahatan itu terstruktur dan ada backing dari oknum-oknum terkait, bisa-bisa di penjara dan bahkan terkadang nyawa taruhannya. Tetapi bagi orang-orang beriman tak gentar dengan itu. Karena dia punya slogan" Hidup mulia atau mati Sahid."
Belajar dari kisah Ibnu Taimiyah, beliau dalam menegakkan kebenaran banyak rintangan, halangan dan gangguan dari musuh-musuhnya, fitnah dan siksaan bertubih-tubih didapatkan, tetapi semua beliau hadapi dengan optimisme. Beliau berkata"Apa yang bisa dilakukan oleh musuh-musuhku kepadaku? Surgaku ada di dadaku. Bila aku di penjara, itu adalah khalwat ( mengasingkan diri untuk ibadah) bila aku diusir dari negeriku , itu adalah tamasya. Bila aku dibunuh, itu adalah mati syahid."
Itulah mental para penyeru kebaikan.
Demikian, dalam menegakkan dan penyampaian kebenaran siap berhadapan dari segala kemungkinan terjadi. Karena banyak kerikil-kerikil tajam yang berusaha menghadang, baik dengan rakyat jelata atau pemimpin dan kroni-kroni yang dzalim.
Komentar
Posting Komentar