Langkah-langkah Menulis Buku


Baiklah Bapak Ibu sekalian, hari ini saya akan share bagaimana langkah-langkah dalam menulis buku. Ada Enam langkah yang sudah saya ringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.

Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.

Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.

Kalau buku saya, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel te”ntang pesantren dan kerja keras. Dan sebagainya.

Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut saya, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?

Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.

Gunanya outline:

  1. Agar tulisan kita terarah.
  2. Bisa buat jadwal dan target.
  3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
  4. Agar bukunya selesai.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.

HOW: Bagaimana
Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)

UNTUK BUKU NON FIKSI

Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.

What:
Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.

WHY:
Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa.

HOW
How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.

Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan.

Contoh:

Tema: Santri dan Menulis

WHAT

  1. Santri dan keterampilan menulis.
  2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
  3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
  4. dan seterusnya.

MENGAPA?

  1. Mengapa Santri Harus Menulis?
  2. Tujuan Menulis.
  3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
  4. dan seterusnya.

HOW?

  1. Bagaimana cara menulis?
  2. Bagaimana membangun disiplin menulis?
  3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.
  4. dan seterusnya.

BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?

Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.

Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.

Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.

Kedua: Karakter.
Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.

Ketiga: Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.

Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.

Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.

Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.

Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

CARA MEMBUAT JADWAL.

  1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
  2. Isi Nomer
  3. Isi Judul Artikel
  4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
  5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
  6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
Langkah keempat adalah T. Tuliskan.

Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.

Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.

Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

Langkah kelima adalah R, REVISI.

Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna.

Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku.

Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?

  1. Data dan informasi yang kurang.
  2. Tata Bahasa
  3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
  4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.

Apa yang menadi pertimbangan penerbit?

Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.

Apakah pembaca butuh buku kita?
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?

Apakah pembaca butuh buku kita?
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?

Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.

Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.

Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?

Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku?

Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.
Apakah perlu membayar kepada penerbit?

Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.

Bagaimana cara mengirim naskah?

  1. Naskah harus sudah jadi.
  2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk.
Berapa lama?

Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

TIPS AGAR NASKAH BUKU DITERIMA PENERBIT 

  1. Saat mengirim naskah, harus sudah jadi naskah secara total. Jangan sampai ada yang kurang dalam naskah yang kita kirim.
    .
  2. Setiap penerbit mempunyai persyaratan yang berbeda dalam pengiriman naskah. Ada yang harus dikirim via email, pos, dan sebagainya. Ikuti saja aturan mereka.
  3. Saat mengirim naskah, jangan hanya sekadar surat biasa. Surat “basa-basi” bahwa kita mengirim naskah, mudah-mudahan diterima, dan sebagainya. Harus ada penjelasan.

a. Buku ini tema besarnya tentang apa. Buat sinopsis yang berisi gambaran isi buku secara keseluruhan.
b. Apa keunikan dan keunggulan buku ini dibandingkan dengan buku sejenis yang ada di pasar.
c. Siapa yang menjadi target pembaca buku ini. Apa kebutuhan mereka, dan apa yang diberikan buku ini untuk menjawab kebutuhan mereka (kalau ada perkiraan angka, sangat bagus sekali).
d. Apa yang akan dilakukan oleh penulis dalam rangka membantu penerbit dalam memasarkan buku. Misalnya, penulis punya komunitas apa saja, berapa orang jumlahnya. Penulis akan mengadakan seminar dan bedah buku di beberapa tempat di Indonesia. Penulis akan membeli buku sebanyak berapa eksemplar untuk dijadikan hadiah dan sampling. Dan sebagainya.

HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERBIT.

Berapa lama jawaban naskah akan diterima atau ditolak?
Naskah akan dipertimbangkan oleh penerbit kurang lebih 1-3 bulan. Penerbit akan memberikan informasi kepada penulis melalui email, WA, maupun surat resmi.

Apakah ada penjelasan mengapa naskah ditolak?
Tidak ada penjelasan khusus. Biasanya penjelasan umum, misalnya tidak memenuhi syarat yang ditetapkan penerbit. Tidak punya prospek di pasar, tidak sejalan dengan misi penerbit, dan sebagainya.

Apakah boleh dikirim kembali ke penerbit yang sama?
Boleh, setelah direvisi. Kalau saya, akan saya revisi dan perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain kalau ada naskah yang ditolak.

Bolehkah mengirim satu naskah ke beberapa penerbit?
Tidak boleh mengirim naskah ke beberapa penerbit secara bersamaan. Kirimlah satu naskah hanya kepada satu penerbit. Setelah tahu bahwa buku tidak diterima, baru mengirim naskah ke penerbit lain.

Bagaimana hitungan Royalti untuk penulis.
Royalti ditetapkan rata-rata 10% dari harga jual. Kalau harga jual buku Rp 100.000, maka setiap penulis akan mendapatkan Rp 10.000 dari buku yang terjual.

Misalnya buku dicetak 3000 eksemplar. Disebarkan ke toko buku. Yang laku misalnya 1000 buku, maka penulis akan mendapatkan Royalti Rp 10.000 per buku. Lumayan, kalau dikali 1000 buku, maka penulis akan mendapatkan Rp 10.000.000.


Apakah menerbitkan buku harus bayar kepada penerbit?
Kalau penerbit besar, tidak bayar. Ada memang beberapa penerbit mewajibkan penulis untuk membeli 100-500 eksemplar buku. Namun demikian, buku ini bisa dijual kembali oleh penulis. Diskon pembelian untuk buku ini rata-rata 25-30%.

Beberapa penerbit memberikan layanan penerbitan dengan syarat penulis membiayai sebagian biaya cetak. Ini juga kerjasama yang bisa dilakukan.

Beberapa penerbit ada layanan untuk menerbitkan dalam jumlah terbatas dengan mendaftarkan ISBN ke perpustakaan nasional. Biayanya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta tergantung jumlah buku yang dicetak. Model percetakan buku semacam ini adalah printing on demand, artinya dicetak terbatas sesuai dengan kebutuhan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana