Empat Syarat Menulis


Seminggu tiga kali saya mengikuti pelatihan menulis bersama Om Jay seorang guru blogger Indonesia. Saya mengikuti dalam kondisi keterbatasan. Jika lelah saya tidak meneruskan pelatihan, keesokan harinya saya copy materi yang semalam disajikan, saya taruh di aplikasi catatan. Aplikasi ini merupakan tempat saya menulis dan menyimpan tulisan.  Setelah saya edit baru saya taruh di blog atau saya share ke Facebook. 

Pada kali ini membahas tentang 4 syarat menulis. Ok, mari kita ikuti penjelasan pemateri tersebut.

Menulis merupakan sebuah keterampilan, untuk sampai kepada terampil butuh latihan, semakin banyak berlatih semakin menemukan kualitas tulisan.

Sekarang fokus ke menulis buku
Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku. Mengapa demikian? Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Setiap kita semua punya itu. Berarti pastilah bisa menulis.

Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara.  Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tapi ketika menulis tidak bisa, padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.

Empat syarat penulis:

Setidaknya ada 4 syarat dalam menulis, yaitu:

1. Mau. Ada niat tapi tidak ada kemauan sulit sekali untuk terciptanya sesuatu yang diinginkan. Begitu juga dengan menulis. Jika kita hanya sekedar niat lalu tidak ada keinginan untuk mewujudkan ya, semuanya hanya sebatas ilusi. Niat tanpa tindakan hanya ilusi.

2. Tekun, menulis butuh ketekunan, karena menulis kegiatan mengaktualisasikan sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaan, menyusun huruf menjadi kata, dari kata menjadi kalimat. Semua itu butuh ketekunan. Tanpanya sulit untuk menyusun kalimat, apalagi kalimat yang bermakna dan mempunyai nyawa.

3. Nekat, terkadang seseorang bisa melakukan sesuatu karena nekat. Biasanya orang akan melakukan sesuatu diluar kemampuan. Seseorang mampu melompati tembok karena terdesak dari kejaran musuh. Dengan mengerahkan seluruh tenaganya, ia mampu melompati sesuatu yang terkadang tidak masuk akal.

Nah, begitu juga dengan menulis, karena nekat untuk bisa, hingga ia mampu melewati sesuatu yang tadinya tidak terlintas sebelumnya. 

4. Baca, modal utama seorang penulis ya, membaca. Dengan banyak membaca akan banyak perbendaharaan kata, hingga memperkaya tulisannya. Seorang penulis yang tidak gemar membaca, tulisan-tulisnya akan terlihat kering. Sebenarnya menulis itu hanya memindahkan kata-kata dari orang lain ke dalam tulisannya. Maka itu, perbanyaklah membaca. Karena membaca merupakan nutrisi para penulis.

Kenapa seorang guru tidak menulis? 

ada dua  jawabannya, yaitu:

1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan 

2. Tidal tahu cara menulis.

Ingat. Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Sebab, orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa.

Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola. Dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Apa vitaminnya seorang penulis. Ya buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis.

Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Saya yakin dengan terus berlatih tulisan akan renyah dan enak dibaca.

Mari bapak ibu guru. Bisa diawali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut  ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran.

Demikian sedikit syarat penulis pemula, semoga bermanfaat untuk kita.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana