Belajar Berhubungan dengan Penerbit
Akbar Zaenudin:
Assalamualaikum Bapak Ibu sekalian.
Malam ini saya akan share pengalaman saya bagaimana berhubungan dengan penerbit.
Saya sengaja menerbitkan buku di beberapa penerbit:
- Gramedia Pustaka Utama
- Mizan Group (Mizania)
- ReneBook
- Penerbit Zikrul
- MJWBook
- Penerbit Andi, saat belajar menulis bersama Pak Eko Indrajit.
- Ingin melihat dan belajar bagaimana proses penerbitan buku, dan bagaimana setiap penerbit berhubungan dengan penuh. Buku saya yang pertama: Man Jadda Wajada, itu di Gramedia Pustaka Utama.
Sejak awal memang saya berniat agar buku pertama saya ini inginnya diterbitkan di Gramedia. Saya banyak bertanya dan belajar dengan kawan-kawan bagaimana bisa tembus ke Gramedia Grup. Saya juga melihat ke toko-toko buku, kira-kira buku apa yang diterbitkan oleh Gramedia.
Satu kesimpulan saya: Buku yang diterbitkan Gramedia mayoritas adalah buku yang punya market besar, segmen pasarnya besar, ditulis dengan bahasa yang baik, dan penulisnya rata-rata mau berjuang untuk ikut memasarkan bukunya.
Berdasarkan kesimpulan itulah, saya rancang buku saya agar bisa memenuhi kriteria itu: pasar yang besar.
Buku motivasi ini pasarnya lebar. Yang paling terkenal saat itu ESQ, Andrie Wongso, Ippho Santosa, dan sebagainya.
Pertanyaannya, bagaimana buku Man Jadda Wajada, buku baru, penulis baru, tidak terkenal harus bisa menyeruak di antara para motivator besar ini?
Selesai naskah saya tulis, saya tidak langsung kirim ke Gramedia.
Saya kurang lebih 2-3 bulan sering sekali ke Toko Buku Gramedia. Misinya adalah mencari keunikan dan keunggulan buku saya: Man Jadda Wajada dibandingkan dengan buku sejenis.
Akhirnya, setelah beberapa lama, ketemu keunikan sekaligus keunggulan buku saya: Buku motivasi yang didasarkan pada pepatah berbahasa Arab.
Di pasar, ada empat buku karangan Andrie Wongso, judulnya 10 Chinese Wisdoms. Isinya adalah motivasi berdasarkan pepatah China.
Nah, dari buku itulah saya terinspirasi untuk menuliskan buku motivasi berbasis pepatah Arab. Jadilah buku Man Jadda Wajada, yang alhamdulillah diterima masyarakat.
Naskah yang sudah jadi, saya rombak untuk saya tambahkan pepatah Arab di dalamnya. Ternyata, konsep ini yang akhirnya membuat buku saya diterima. Ada keunikan dan keunggulan dibandingkan dengan buku sejenis.
Saat saya mengirimkan naskah buku ke Gramedia, saya buatkan surat panjang, kurang lebih 3 halaman.
Surat itu berisi sinopsis buku, dan juga saya cerita tentang keunggulan dan keunikan buku ini.
Saya juga perkirakan berapa market pembaca buku saya (secara kasar), dan juga apa yang akan saya lakukan kalau buku ini laku.
Saya bilang di surat saya, saya akan keliling 20 kota di Indonesia kalau buku ini terbit.
Janji dan harapan itulah yang mungkin membuat penerbit Gramedia menerima buku saya. Dan memang, setelah buku terbit, saya melakukan hal-hal yang saya janjikan.
Alhamdulillah, buku Man Jadda Wajada sekarang beredar 55.000 eksemplar, baru cetakan ke-13.
Buku itu yang akhirnya membuat saya lebih mudah untuk menawarkan naskah buku ke penerbit lain. Sengaja memang saya kasih ke berbagai penerbit untuk melihat bagaimana mereka menangani sebuah naskah buku.
Boleh dibilang, Gramedia adalah rajanya. Paling rapi, paling siap dengan buku, distribusi menguasai, jaringan besar mulai dari koran, radio, toko buku, ada di banyak sekali provinsi di Indonesia sehingga lebih mudah kita mengkolaborasikan program.
Kalau saya ke daerah, mereka siap bantu untuk bedah buku di toko buku, talkshow di radio, dan sebagainya. Walhasil, klop dengan program dan rencana yang saya buat. Saya keliling, dan Gramedia mampu memfasilitasi.
Penerbit yang lain yang juga bagus adalah Mizan. Mizan Grup ini adalah terutama untuk buku-buku pemikiran Islam. Ada beberapa lini pernerbitan mereka, yaitu untuk remaja, buku tips dan tricks, dan sebagainya. Jaringan mereka juga sangat baik.
Kekurangannya, toko buku masih dikuasai Gramedia Grup sehingga terbitan Gramedia Group yang diutamakan.
Penerbit lain yang juga besar adalah penerbit Andi Jogja. Genre buku yang diterbitkan juga lumayan banyak.
Kalau buku pelajaran tentu Bapak Ibu sudah lebih akrab.
Saya kasih dulu satu video tentang bagaimana berhubungan dengan penerbit. Setelah itu saya akan berikan sedikit lanjutan penjelasan. Nanti kita buka obrolan untuk tanya jawab.
Pertimbangan penerbit menerima buku adalah sebagai berikut:
- Kebutuhan pasar pembaca akan buku yang ditulis. Kira-kira laku berapa buku ini? Penerbit biasanya lebih jeli melihat kebutuhan pasar terhadap sebuah bacaan atau buku tertentu. Kita juga bisa melihat kebutuhan pasar terhadap buku yang akan kita tulis. Kawan saya, Meitria Cahyani, yang aktif berbisnis melalui MLM, menulis buku tentang bagaimana berbisnis melalui MLM. Pasarnya jelas, yaitu para distributor dalam jaringannya. Karena kebutuhan pasarnya jelas, buku yang ditulisnyapun akhirnya laku di pasaran.
- Keunikan dan keunggulan buku. Apa keunikan dan keunggulan buku yang kita tulis. Cobalah tanya kepada diri sendiri, dibandingkan dengan buku-buku sejenis, apa yang menjadi keunikan dan keunggulan buku kita. Kalau belum ada atau belum ketemu, harus ada dulu.
- Upaya yang dilakukan penulis dalam membantu promosi buku. Promosi dan distribusi memang tugas penerbit. Tetapi kalau penulis membantu promosi, akan menjadi pertimbangan dari penerbit.
- Tren atau peristiwa aktual. Ada beberapa buku yang biasanya terbit mengiringi sebuah peristiwa. Misalnya, saat berpulangnya Ust. Jefri Al-Bukhori (UJE), banyak buku tentang UJE yang terbit. Saat Piala Dunia berlangsung, banyak buku terkait bola yang juga terbit. Demikian juga saat puasa Ramadan, banyak buku terkait puasa yang terbit. Buku-buku tersebut memang bersifat musiman, namun jika dilihat dari sisi komersial, karena penggemar dan pembacanya cukup banyak, maka buku tersebut cukup laku di pasaran.
- Tingkat keterkenalan penulis. Tingkat popularitas penulis juga menjadi pertimbangan penerbit. Penulis yang cukup terkenal karena banyak penggemar dan follower menjadi pertimbangan penerbit. Kalau kita belum terkenal bagaimana? Tidak perlu berkecil hati, mereka yang sudah terkenal dulunya juga tidak terkenal. Kita tinggal serius menyiapkan buku kita secara baik sehingga isinya bisa diterima masyarakat. Selebihnya, tinggal masyarakat yang akan menilai. Lalu kapan kita menjadi terkenal? Kapan orang-orang akan meminta tanda tangan kita? Sudahlah, jangan dulu berpikir tentang hal itu, seiring waktu hal itu akan terjadi dengan kesungguhan dan keseriusan kita.
- Tingkat penjualan buku sebelumnya. Jika kita sudah pernah menerbitkan buku, tingkat penjualan buku sebelumnya akan menjadi pertimbangan penerbit. Jika penjualan buku kita bagus, maka penerbitan buku selanjutnya akan jauh lebih mudah.
Hebat..
BalasHapus