Umar dan Kedinasan

Kisah 20

Umar dan kedinasan
#MendidikDiriLewatKisah

Alkisah, dikisahkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab. Ada seorang mendatangi tempat Khalifah berdinas, pada saat tamu datang Khalifah sedang bekerja urusan dinas kekhalifahan.
"Assalamualaikum," ucap tamu.
"Waalaikumussalam," jawab Umar.
"Silahkan masuk," pinta Umar.
"Maaf ada urusan apa, masalah pribadi atau negara?" Tanya Umar.
"Pribadi," jawab tamu.
Tetiba Umar mematikan lampu.
"Maaf, karena minyak ini dibiayai oleh negara untuk digunakan kepentingan negara, maka saya harus matikan," ucap Umar kepada tamunya.
Begitulah Khalifah Umar bin Khattab sangat hati-hati sekali, jangan sampai milik negara digunakan untuk kepentingan pribadi. Amanah yang selalu dikedepankan Umar dalam menjalankan amanah rakyatnya. Karena dia tahu semua akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak.

Sepenggal kisah di atas tentang menanamkan diri untuk selalu menempatkan sesuatu di tempat yang semestinya. Bisa kita jadikan sebuah pembelajaran dalam menyikapi hidup ini.

Siapapun berhak  menempatkan diri menjadi seorang pejabat, tidak ada yang larang asalkan  mempunyai kecakapan pada bidang tersebut dan memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan. Apalagi mempunyai kepribadian yang baik sangat dianjurkan menempati posisi-posisi yang strategis.

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kita yang telah berhasil mendapatkan pekerjaan yang banyak diburu kebanyakan orang. Bahkan terkadang kita berani mempertaruhkan sebagian harta hanya untuk sebuah pekerjaan tersebut. Padahal pintu rezeki bukan hanya itu saja. Coba perhatikan banyak orang yang sukses dalam hidupnya tanpa harus menjadi pejabat dan anak-anaknya pada sukses. Kuncinya ada pada keberkahan hidup.

Banyak terjadi pada kebanyakan orang bahkan pada diri kita sendiri, sering kali kita memanfaatkan barang dan waktu dinas bukan untuk kepentingan dinas. Kendaraan yang semestinya untuk kepentingan dinas kita gunakan untuk jalan-jalan bersama keluarga,  yang anehnya terkadang kita bangga atas apa yang kita lakukan.

Banyak juga kita perhatikan mungkin terjadi pada diri kita. Memanfaatkan waktu wajib dinas  untuk kepentingan pribadi kita , padahal kita harus keluar pada jam yang sudah ditentukan.  Yang anehnya datang hanya fingerprint terus hilang dan datang ketika jam pulang sementara gaji utuh setiap bulan kita dapat. Berhati-hatilah apa yang kita dapatkan berimbas kepada kita dan keluarga. Dan ingatlah semua apa yang kita lakukan tidak akan lepas dari catatan Allah. Atasan kita mungkin bisa kita bohongi, tapi Allah takkan pernah bisa kita bohonngi.
Firman Allah SWT.

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ


Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 233)

Demikian, pribadi Khalifah Umar bin Khattab perlu kita jadikan contoh untuk mendidik diri agar kita selalu mengetahui apa yang harus kita lakukan.

Manusia itu adalah guru kita, darinya kita banyak belajar tentang kehidupan.  Umar bin Khattab adalah manusia, maka ambillah apa yang baik darinya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana